Bab 41. nata

2.3K 286 184
                                    


BAB 43

Kicauan burung di pagi yang cerah telah membangunkan sosok pria cantik yang baru bisa tidur beberapa jam lalu itu. Tubuh yang lelah akibat perjalanan panjang ditambah pergumulan panas yang ia lakukan sebelumnya menjadikan sosok itu enggan untuk turun dari atas ranjangnya dan memilih tetap bergelung di balik selimutnya.

Saat ini Armew dan Kana sudah tiba Di Thailand. Mereka tiba, saat menjelang subuh tadi.

"Huek..." Kana terbangun karena tiba-tiba saja merasa mual namun beringsut kembali ke dalam selimut karena malas untuk bangun.

"Hmmm, Baby.. Ini masih pagi. Kenapa sudah bangun? Ayo sini tidur lagi!"
Armew menarik Kana dan kembali memeluknya

"Gak papa Phi, cuma aku ngerasa mual dikit. Mungkin gara-gara perjalanan panjang tadi jadi, masih jetlag." ucap Kana.

"Hmm, mungkin saja. Makanya sini istirahat yang banyak biar badan kamu cepet fit lagi." bujuk Armew.

"Iya deh Phi." pria manis itu mendekat pada sang suami. Namun sebelum benar-benar masuk dalam dekapan suaminya, kembali Kana merasa mual. Dan mual saat ini tak dapat ditahannya lagi seperti tadi. "Huekk... Awas Phi minggir bentar!"

Selanjutnya Kana berlari ke toilet untuk memuntahkan sesuatu dari perutnya. Agak lama Kana di dalam sana hingga membuat Armew cemas.

"Baby, kamu gak papa kan? Kok gak di jawab? Kamu gak papa kan? Sayang?" panik Armew sambil mengetuk pintu toilet.

Kana yang ada di dalam toilet itu, masih mencoba untuk memuntahkan sesuatu yang tak mau keluar sejak tadi. Hingga saat pria manis itu membuka pintu toilet dan berjalan ke luar, wajahnya terlihat pucat dan lemas. Kana berjalan sambil berpegangan pada tembok untuk menopang tubuhnya agar tak jatuh dan merosot.

Armew yang melihat sang istri pucat dan tampak kesulitan, langsung mendekat dan membopong tubuh lemah Kana ke atas tempat tidur. Dirinya membaringkan Kana dengan nyaman, dan kemudian menyelimutinya. "Baby, kamu pucet banget loh. Kita panggil Dokter ya?" cemas Armew.

"Gak usah lah Phi, aku istirahat aja juga nanti sembuh. Phi gak usah lebay deh." tolak Kana.

"Phi bukan lebay sayang, tapi Phi cemas sama kamu. Sayang, mau ya panggil Dokter? Phi gak mau kamu sakit."

"Gak usah Phi, aku mau istirahat aja. Phi jangan ganggu deh! Sana Phi berangkat kerja aja! Katanya kemarin Phi harus rapat sama NTV kan? Udah sana gih siap-siap!"

"Tapi Baby, Phi gak tega ninggalin kamu kalau kayak gini. Phi suruh Shin aja ya yang wakilin Phi buat rapat?"

"Ya ampun Phi, gak kasian sama Phi Shin? Dia kemarin udah bantuin kamu loh buat handle perusahaan waktu kita Di Belanda. Masa sekarang pas Phi udah pulang masih mau suruh dia juga? Sekali-kali kasih dia libur dong, aku kasian sama Phi Shin dan Phi Kiet. Dari dulu aku sering banget repotin mereka, ngebuat mereka gak punya waktu untuk liburan dan berduaan."

"Baby, tapi kan kamu lagi sakit sayang. Phi gak pengen ninggalin kamu kalau lagi sakit gini." rengek Armew.

"Ya ampun, Phi, beneran aku gak papa. Aku cuma butuh istirahat kok, nanti kalau makin parah aku kabarin Phi deh."

"Hufttt, iya deh. Kalau gitu Phi mandi dulu." akhirnya Armew mengalah dan pergi bersiap untuk berangkat ke kantor. Setelah siap dengan pakaiannya, kini saatnya ia berpamitan. "Baby, Phi berangkat dulu, na?" ucap Armew sambil membungkukkan badan bersiap mencium sang istri.

Kana sedikit menjauhkan badannya. "Stop jangan deket-deket! Phi bau! Phi ganti parfum ya? Gak enak banget baunya. Udah sana langsung berangkat aja!" usir Kana menghentikan Armew.

𝕂𝕠𝕟𝕥𝕣𝕒𝕜 (𝙀𝙉𝘿)DITERBITKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang