BAB 44
Dengan langkah gontai, CEO muda itu masuk ke dalam vila pribadi, miliknya. Tatapannya kosong, ia bahkan tak memperhatikan beberapa anak buahnya yang saat itu menyapanya saat masuk ke dalam vila. Pikirannya melayang, ada rasa tak menentu yang kali ini tengah ia rasakan.
Di satu sisi, ia merasa bahagia saat mengetahui bahwa Nata adalah putri Kana yang hilang. Namun di sisi lain, ia sungguh cemas. Ia takut jika Kana tahu kebenaran tentangnya, mungkin istri manisnya itu akan marah dan bahkan bisa saja akan meninggalkannya lagi.
Flashback on.
"Tunggu, Bro! Ada satu hal lagi yang harus gue kasih tau ke lo." kata Oab menghentikan Armew.
"Apaan lagi sih? Gue gak sabar nih buat kasih tau Kana kalau Nata tuh putrinya yang hilang." kata Armew.
"Ini soal istri lo yang di jual Briana. Gue udah nemuin laki-laki yang beli Kana." kata Oab yang membuat Armew berhenti lalu berbalik kembali.
"Apa lo bilang? Lo udah nemuin tuh bajingan laknat?" tanya Armew.
"Hmm..!" angguk Oab.
"Cepet lo bilang di mana bajingan itu! Gue gak sabar buat cincang tuh 'uler' miliknya." kata Armew.
"Wohooo.. Sabar Bro! Calm down!" ucap Thun menenangkan.
"Gimana gue bisa tenang? Dia bajingan laknat yang udah ngerusak hidup bini gue. Pantesnya buat bajingan kek dia tuh kita cincang 'uler' punya dia. Biar tuh orang gak sembarangan lagi merusak hidup orang lain." kata Armew geram.
"Heh yakin lo mau cincang tuh 'uler' punya laki-laki itu?" tanya Shin.
"Gue yakin. Yakin banget malah. Gue gak suka liat orang yang gak bisa menghargai orang lain. Gue benci dia udah rusak hidup istri gue tanpa bertanggung jawab sedikitpun." geram Armew.
"Sabar, tenang dulu! Gini, sebenernya yang merusak hidup Kana bukan orang yang di bayar Briana. Ada orang lain yang lakuin itu." jelas Oab.
"Maksud lo? " tanya Armew bingung.
"Dia bukan orang suruhan Briana. Orang yang di bayar wanita itu, lupa nomor kamar orang yang di belinya. Jadi, dia perintahin anak buahnya buat buka satu-persatu pintu di lantai tempat yang wanita itu janjikan. Dan kebetulan hanya ada dua pintu yang bisa ia buka. Satu pintu kamar Kana, dan yang lainnya adalah kamar di sebelahnya. Terus, pas orang itu lihat ke kamar Kana, disana bini lo lagi sama pria lain. Jadi, dia pikir, pasti bukan orang di kamar itu yang Briana janjikan. Jadinya, dia masuk ke kamar sebelahnya, yang mana hanya ada seorang gadis yang tengah pingsan di dalamnya." jelas Thun.
"Kurang ajar! Dasar brengsek! Terus sekarang di mana orang itu? Gue bener bener harus kasih pelajaran sama dia. Gue gak terima dia seenaknya udah hancurin masa depan bini gue!" geram Armew.
"Yakin lo mau kasih pelajaran sama tuh orang? Tapi gue saranin jangan cincang 'uler'nya ya? Ntar lo nyesel kalau lakuin itu." kata Oab.
"Udah gak usah banyak bacot! Di mana dia sekarang? Gue gak sabar buat kasih pelajaran sama dia." seru Armew kesal.
"Mending nanti lo kasih pelajaran Matematika atau IPA aja ya tuh orang? Jangan sejarah! Soalnya otaknya dongo kalau suruh inget sejarah." celetuk Shin yang di ikuti gelak tawa temannya yang lain kecuali Armew.
Hahahahaa....
"Yehh si anyink! Malah ketawa lo pada. Kampret dasar! Gue beneran kesel nih malah kalian ajak becanda." kata Armew kesal.
"Iya, iya sorry. Tapi beneran lo kalau ngasih pelajaran ke dia jangan sampai ada acara potong 'uler' ya? Gue takut lo nyesel, sumpah." ujar Oab sambil menahan tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕂𝕠𝕟𝕥𝕣𝕒𝕜 (𝙀𝙉𝘿)DITERBITKAN
Fanfiction"Tuhan jika bisa aku ingin berhenti diwaktu ini. Aku ingin tetap menikmati dan mengenang moment ini. Tolong biarkan ia membalas perasaanku dan akan kujadikan dirinya satu satunya milikku yang akan selalu kujaga dan kucintai dalam setiap hembus nafas...