Bab 28. kembali

2.5K 277 73
                                    


BAB 29


New York, empat hari kemudian.

Hari ini putusan sidang atas kasus penipuan yang melibatkan ASP Corp keluar. Dan hasilnya sesuai dugaan, ASP Corp dinyatakan tidak bersalah dan bebas dari tuntutan hukum. Sebaliknya sang Paman, Matthew yang diduga sebagai tersangka penipuan akhirnya dinyatakan bersalah dan kini menjadi, buronan polisi internasional.

Saat ini Armew dan Shin tengah ada di dalam pesawat, dan sedang menuju negara mereka yaitu Thailand. Sesuai perkiraan awal, mereka ternyata bisa menyelesaikan permasalahan dalam waktu dua minggu. Setelah menempuh perjalanan selama 21 jam di dalam pesawat, akhirnya tepat pukul 10.00 pagi waktu setempat keduanya tiba di Bandara Internasional Suvarna Bhumi Bangkok.

Setelah pesawat mereka landing, akhirnya dua orang itu ke luar dan bergegas pergi menuju ke mobil yang telah menjemput mereka.

Sesampainya di luar bandara, Foei yang telah menunggu kedatangan Tuannya itu langsung menghampiri Armew begitu melihat sang Tuan telah dekat.

"Biarkan saya yang membawanya Tuan." ucap Foei sambil mengambil koper dari tangan Armew.

"Terima kasih Phi Foei. Kebetulan saya memang sangat lelah." ucap Armew.

"Iya Tuan ini memang sudah tugas saya." jawab Foei.

Begitu mereka tiba di mobil, kini Foei mempersilahkan Tuannya untuk masuk ke dalam mobil. "Silahkan masuk Tuan!" ucap Foei setelah membukakan pintu bagi Tuannya itu.

"Heh Armew, gue nebeng ya? Kebetulan Kiet lagi tugas jaga. Jadi, gak bisa jemput gue." ucap Shin sambil menyerobot masuk ke dalam mobil.

"Heh Kutu! Main masuk aja. Gue belum ijinin juga." kata Armew.

"Ayolah Bro, kasihanilah temen lo ini. Memangnya lo tega kalau sampai nanti temen lo yang tampan dan imut ini diculik orang?" ucap Shin dengan tampang memelas.

"Dih najis!" decak Armew akan ucapan Shin yang terdengar menggelikan. "Ya udah! Ayo Phi Foei kita langsung pulang aja." kata Armew memberi perintah.

"Baik, Tuan." jawab Foei yang langsung menjalankan mobilnya.

Saat mobil berjalan Armew dan Shin hanya duduk bersandar sambil memejamkan matanya. Hingga tak berapa lama, akhirnya rasa lelah dan kantuk telah merenggut kesadaran keduanya. Sedangkan Foei tetap konsentrasi mengemudikan mobilnya.

Satu jam berlalu, akhirnya mereka telah sampai di depan apartemen tempat Shin tinggal. "Maaf Tuan kita sudah sampai." ucap Foei begitu mereka tiba.

Armew yang mendengar perkataan Foei lantas membuka matanya meski sebenarnya ia masih mengantuk. "Hei, Shin. Bangun woi! Kita udah sampai nih." ucap Armew menepuk pelan pipi temannya itu.

Bukannya bangun, Shin justru lebih terlelap bahkan meneteskan air liurnya.

"Dih, malah ngiler dia! Kurang ajar emang! Hei Kutu! Bangun lo, jangan molor di mobil gue! Pakai ngiler segala lagi. Hei! Shin! Bangun!" Armew membangunkan sang sahabat sambil mengguncangkan tubuhnya. "Hei, bangun! Kita udah sampai. Cepetan turun woi!" kata Armew lagi.

"Ada akhlak lo, bangunin temen kayak gitu? Pelan dikit napa?" keluh Shin mengomel.

"Yang ada lo, ada akhlak gak? Main molor di mobil gue, pakai ngiler segala lagi. Malah protes mulu. Masih mending gue kasih tumpangan. Dari pada harus ngesot dari bandara. Emang lo mau?" ucap Armew membalas omelan Shin tadi.

"Iya terserah lo deh. Udah gue turun nih sekarang." ucap Shin bersiap turun.
"Phi Foei, koper saya taruh disitu saja, biar nanti saya yang angkat ke dalam." ucap Shin pada Phi Foei yang tengah mengeluarkan kopernya.

𝕂𝕠𝕟𝕥𝕣𝕒𝕜 (𝙀𝙉𝘿)DITERBITKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang