VII - Itu Dia

6 3 0
                                    

Leona memeluk Bella erat, kabar kecil yang dibawa Bella berdampak besar pada Leona. Ia sempat putus asa karena banyaknya cctv dan jam kegiatan yang cukup padat. Ia tidak bisa leluasa untuk mencari informasi mengenai adiknya.

___

­­­Siang ini Bella memutuskan untuk menemui Pak Adi dan menerima tawaran sebagai pengurus perpustakaan lama. Adeline, teman sekamarnya memberitahu Bella bahwa Pak Adi merupakan salah satu guru favorit di sekolah ini. Beliau adalah orang yang pandai, supel, dan sabar. Namun yang paling penting, Pak Adi juga termasuk guru yang cukup sering keluar masuk ke sekolah white croatoan ini untuk mengurus administrasi sekolah ke kantor dinas setempat. Bella berpikir bahwa ia bisa bertanya mengenai hal diluar sekolah pada Pak Adi.

Di sekolah ini, semua pengurus dan murid diwajibkan untuk menetap di sekolah. Hal ini juga sudah tertera disurat perjanjian kontrak kerja dan perjanjian pendaftaran murid baru. Namun terdapat beberapa pimpinan dan guru yang diperbolehkan untuk meninggalkan sekolah ataupun guru yang melakukan migrasi komuter (pulang pergi) untuk mengajar dengan alasan keperluan sekolah. Orang-orang tersebut yaitu ketua yayasan, kepala sekolah, dan beberapa guru yang bertugas melakukan seminar untuk menarik murid baru diluar sekolah maupun bertugas mengurusi administrasi sekolah.

Dengan senyum yang terpancar di wajahnya, Bella berjalan menuju perpustakaan. Sesampainya disana, bukan Pak Adi yang ia temui melainkan Grey.

"Ada apa", ucap Grey ketus ketika melihat Leona.

"Emm... Pak Adi menawarkan saya menjadi pengurus perpustakaan ini" Jawab Bella gugup.

"Oh jadi kau, isilah form disitu, tandatangan kemudian bantu aku" jelas Grey cepat tanpa mengalihkan pandangan pada komputer.

"Baik..." jawab Bella.

Mereka berdua kemudian bekerja sama menginput data buku-buku ke komputer. Sejujurnya Grey tidak suka ada orang lain yang menjadi pengurus perpustakaan tetapi disisi lain ia juga terbantu karena waktunya untuk mengurus perpustakaan jelek ini jadi berkurang. Selang beberapa menit Leona datang ke perpustakaan untuk mengecek blind spot yang dimaksud Bella. Menyadari Leona yang datang, Bella menunjukkan arah blind spot dengan matanya tanpa menggerakkan badan dan tangannya dari komputer itu. Setelah mengisi buku tamu perpustakaan Leona menuju arah yang ditunjukkan Bella dan duduk sambil membaca buku apapun yang berada di dekatnya.

Tak lama setelah itu, Gavin juga datang ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang ia pinjam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak lama setelah itu, Gavin juga datang ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang ia pinjam. Grey mengajaknya berbicara dan menawarkan bantuan untuk mengembalikan buku yang dipinjamnya ke rak buku tetapi ditolak oleh Gavin. Gavin menyadari ada orang disana, murid perempuan yang duduk sendirian membaca buku.

Tumben sekali ada murid lain, batin Gavin.

Ia melangkahkan kakinya menuju murid yang tak lain dan tak bukan adalah Leona.

"Bisa permisi, saya ingin menaruh buku ini dirak di depanmu" ucap Gavin pada Leona.

Leona tidak menjawab namun ia segera berdiri dan mempersilahkan murid senior itu untuk mengembalikan bukunya. Wajah Leona dan Gavin saling bertatapan singkat. Leona kemudian pergi untuk pindah ke kursi lain di sebelahnya. Gavin masih bergeming seusai menatap wajah Leona.

Cantik, adalah kata yang terlintas diotaknya saat bertatapan dengan Leona. Memang sebelum masuk ke sekolah ini, Leona adalah anak yang cantik dan menarik perhatian karena parasnya, ditambah dengan kelainan yang membuat warna matanya berbeda satu sama lain yakni heterochromia. Mata kanannya berwarna biru muda dan mata kirinya berwarna hijau muda semakin menarik perhatian lawan jenisnya termasuk Gavin.

Leona sudah bosan ditatap secara intens oleh laki-laki yang baru ia temui. Hampir semua orang melakukan itu padanya jadi ia bertekad untuk menjalin hubungan dengan lelaki yang mengabaikannya saat melihatnya pertama kali. Gavin menggelengkan kepalanya berusaha menyadarkan otaknya kembali. Apa yang kupikirkan tadi, batinnya. Ia kembali menaruh buku kedalam rak buku dan memilih buku lain di rak buku yang sama.

"Heyy kau, tulis nama yang benar pakai nama lengkap!" teriak Grey pada Leona menyuruhnya mengisi buku tamu dengan benar. Ia sadar bahwa ia hanya menulis nama depannya saja. Leona menegakkan tubuhnya untuk menuliskan kembali namanya.

"Ah tidak perlu kesini, biar saya yang menuliskannya. Namanya Leona Elvern dia teman sekamar saya" sahut Bella pada Grey.

"Jika tau kenapa diam saja!" jawab Grey sinis.

"Tidak perlu, akan saya tulis sendiri!" sahut Leona tak kalah sinisnya kemudian keluar dari perpustakaan itu.

Gavin samar samar mendengar nama yang disebutkan pengurus baru itu. Ia membulatkan matanya sesaat dan menormalkan tubuhnya lagi berusaha untuk tidak terkejut. Gavin mengambil satu buku asal dan berusaha mengejar Leona. Gavin menuliskan buku baru dikartu pinjaman yang ia bawa sambil memastikan nama Leona dibuku tamu yang terbuka di samping meja administrasi.

Benar, ejaan namanya sama dengan surat Daniel, batin Gavin. Secepat mungkin ia berusaha keluar dari perpustakaan untuk memberitahu Leona mengenai surat yang ia temukan tetapi tangannya dicekal oleh Grey.

"Gavin cepat sekali, apa kau tidak membaca disini saja" ucap Grey dengan suara yang berbeda saat berbicara dengan Bella dan Leona.

"Tidak, Grey. Aku melupakan sesuatu di dorm untuk kelas selanjutnya" balas Gavin berusaha tenang sambil melepaskan tangan Grey dari bahunya.

"Ah baiklah" ucap Grey.

"Aku pergi dulu, Grey" lanjut Gavin dengan senyuman yang tidak bisa diterima oleh Grey. Senyuman yang sangat menawan yang belum pernah Grey dapatkan dari seorang Gavin . Grey hampir pingsan dibuatnya. Ia sampai tidak bisa menjawab senyuman itu.

Bella menyadari bahwa Grey tersipu. Seniornya itu kemudian menyuruhnya menyelesaikan pekerjaannya dan segera pergi. Grey tidak mau menampakkan wajah malu sekaligus senang didepan anak baru itu.

Gavin keluar dari perpustakaan dan mencari keberadaan Leona tetapi nihil. Rasanya perempuan itu baru saja keluar tetapi sudah menghilangs secepat kilat. Gavin terus mencari keberadaannya dengan bertanya pada murid lain yang berjalan disana tetapi tetap tidak ketemu. Hampir sepuluh menit ia mencari, bodohnya ia baru sadari jika perempuan dengan mata yang berbeda itu satu dorm dengan pengurus baru perpustakaan. Ia segera kembali lagi dan melangkahkan kakinya menuju perpustakaan untuk menanyakan temannya. Sialnya pengurus baru sudah tidak ada. Grey sudah menyuruhnya untuk pergi dan sekarang Gavin malah tertahan dengan Grey disini. 

Sekolah Agama "White Croatoan"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang