9| Wife.

6.3K 604 6
                                    

    Menatap punggung Pria itu dengan keterdiaman tanpa niat untuk bertanya apa yang dimaksud oleh Pria bermata merah itu, Ia sedikit linglung saat merasakan kecupan di leher serta keningnya.

Menyentuh lehernya dengan kilasan merinding, Cleopatra menghela nafas pelan.

"Apa aku menjauh darinya?" Pilihan agar tak berdekatan dengan orang-orang yang menurutnya berbahaya pun akhirnya muncul, Hati Cleopatra berkata. Ia harus tetap di sini, agar ia mengetahui siap perempuan tersebut.

Namun, otak serta pemikiran Cleopatra menginginkan agar tak terlalu dekat dengan Pria berwajah tampan itu.

Menghela nafas pelan, lalu. Cleopatra menatap pakaian yang ia kenakan. Sebuah dress polos yang lembut, warna putih yang cerah. Bahkan, Rambutnya telah tergerai tanpa mengenakan riasan apapun.

"Kemana semuanya?" Ia tak melihat aksesoris berlian di keningnya, tak melihat juga cincin serta kalung. Dengan wajah panik, Cleopatra mulai mencari ke berbagai Ruangan yang Gadis itu tempati.

Hingga, Sebuah pintu kamar terbuka memperlihatkan Seorang perempuan berpakaian besi sambil membawa makanan. "Selamat malam, Yang mulia Ratu." Ucap perempuan itu dengan tatapan kosong sambil membawa nampan berisi makanan lezat. Dan aroma yang membuat perut keroncongan.

Cleopatra terkejut melihat kedatangan tiba-tiba Perempuan tak ia kenali, dan dikejutkan lagi akan ucapan Perempuan itu. "T-tunggu!" Mencegah Perempuan berzirah besi itu saat akan pergi setelah meletakkan Nampan makanan di mejanya.

Perempuan itu berhenti dan menghadap ke Gadis berambut hitam itu sambil menunduk tanpa niat menatap wajahnya, padahal. Wajah Cleopatra sangat di minati masyarakat Dari Kerajaan Gadis itu.

"Iya, Yang mulia? Apakah ada sesuatu yang Anda butuhkan?" Hormatnya tanpa menatap Cleopatra.

Cleopatra tercengang, Jadi. Pendengarannya tak salah mendengar? "Aku? Ratu? Tidak, aku bukan Ratumu! Dan lagi. Di mana Perhiasan yang ada di tubuhku?!" Tanyanya tergesa.

Perempuan itu terdiam sambil berpikir. Tak lama, ia pun menjawab dengan sopan. "Perhiasan anda berada di kamar Baginda Raja, Yang mulia." Ucapnya membuat Cleopatra terkejut. "Kenapa Milikku berada di sana? Apa dia akan memberikannya ke selir-selirnya?" Cleopatra cemberut kesal dan menatap Perempuan itu yang menggeleng.

"Tidak, yang mulia. Baginda Raja hanya memiliki satu orang istri saja."

Cleopatra menyilangkan kedua tangan pada dadanya. "Lantas, apakah Istrinya itu menginginkan perhiasanku?"

Saat akan menjawab, Seseorang lebih dahulu menjawab dan membuat kedua Manusia itu menoleh terkejut. "Istriku hanya kamu, Nevere. Tolong mengertilah."

Melihat Baginda Raja telah tiba, Ia pun mengundurkan diri dan membiarkan Dua insan yang telah lama tak berjumpa itu menghabiskan waktu berdua.

Cleopatra mengernyit tak suka, apalagi melihat perhiasan miliknya berada di tempat Pria itu. "Ck, Jangan memanggil diriku dengan sebutan itu! Kau bukan siapa-siapa, dan kembalikan barang yang seharusnya menjadi milikku!" Kesalnya mencemooh wajah Tampan itu.

Baginda Raja, Pria itu menatap Tajam ke arah Cleopatra. Tak cukup dengan tatapan tajam, Pria itu menutup Pintu kamar hingga meninggalkan kesunyian di keduanya.

Cleopatra merasa merinding melihat tatapan itu, seakan. Tatapan Pria itu bisa saja menelanjangi dirinya untuk kedua kalinya. "Duduk." Tegas Pria itu membuat Cleopatra terpaku.

Tak melihat pergerakan dari Pujaan hatinya, ia pun menyentak tubuh Cleopatra untuk berbalik dan menuju ke kasur. Gadis itupun terkejut saat dirinya duduk di tepi kasur dengan hanya sekali sentuhan dari Pria itu.

Apa-apaan ini?! Mengapa tubuhnya menurut!

"Seberapa kamu menolak, bahkan menangis sampai air matamu berganti dengan air mata darah. Kamu tetap Istriku, selalu dan selamanya." Berucap sambil mengesampingkan Rambut hitam legam itu ke kiri, Melihat leher mulus itu dengan tatapan lembut.

Cleopatra terdiam saat ia merasakan benda dingin di leher depannya, menunduk sedikit dan melihat Itu adalah kalung berlian hijau tersayangnya. Pria itu sedang memakaikan kalung di lehernya?

Mengunci pengait itu agar tak terlepas meski di tarik paksa, Pria itu menyihir Kalung tersebut tanpa sepengetahuan sang pemilik.

"Berikan jari manismu." Menurut entah karena apa, yang pasti. Cleopatra seakan tersihir akan perkataan apapun yang Pria itu mau.

Melihat jari manis itu yang kecil, membuat Pria itu menghela nafas. Raja pun memasukan satu cincin di jari manis itu, lalu. Mengeluarkan cincin hijau zamrud dan menaruhnya di telunjuk.

Sekarang, Ada dua pasang cincin dengan bentuk berbeda. Cleopatra melihatnya dengan kagum namun Bingung juga, cincin siapa ini yang berada di jari manisnya?

"Cincin ini, adalah milikmu." Sebelum, Nyawamu menghilang. Baginda Raja mengusap rambut Cleopatra dengan sayang.

Mendengarnya dengan kening berkerut, saat akan bertanya kembali. Baginda Raja duduk di samping Cleopatra dan mengecup bibir Ranum itu. "Tidurlah, karena sekarang aku telah terbangun. Mungkin, aku akan sibuk dengan urusan Kekaisaran." Sambil mengusap leher putih itu yang selalu menggoda.

Baginda Raja lantas berdiri lalu mencium kening Cleopatra dengan lembut, Sedikit lama membuat Cleopatra tertegun. Apalagi, usapan halus di kepalanya membuat Cleopatra kian bertanya-tanya.

"Selamat Malam. Nevere." Setelahnya, Baginda Raja kembali pergi tanpa menoleh ke belakang. Pria itu pergi dari kamar Cleopatra dan membiarkan Gadis yang belum di jamah seluruhnya itu terdiam.

Cleopatra menyentuh kalungnya, ia merasakan Energi lain. Energi yang bukan miliknya tentunya, rasa hangat muncul di dadanya. Entah apa yang terjadi pada dirinya, Cleopatra mendengus pelan.

"Siapa nama Pria itu ya?" Cleopatra merebahkan tubuhnya sambil menatap ke langit kamar.

Mengulurkan tangannya ke atas, Mata Hijau cerah itu menatap ke kedua cincin itu. Namun, yang menarik perhatiannya adalah Cincin Silver yang cantik. Cerah dan warna itu, tak asing.

"Berlian di cincin ini, seperti warna rambut Perempuan yang ada di mimpi. Apa aku bisa bertemu dengannya. Lagi?" Tapi, Cleopatra tak tahu bagaimana caranya.

Bahkan, Perempuan itu. Cleopatra tak mengenali. Wajah tak terlihat jelas, hanya Rambut dan sebagian Tubuhnya. Aneh, Cleopatra seperti pernah melihat Perempuan itu namun, mimpi itu pertama kali ia dapatkan.

Menghela nafas pelan. "Apa aku harus pingsan di pelukan Pria itu, agar bisa bertemu dengannya?" Mustahil! Itu takkan ia lakukan. Yang benar saja.

Sambil menampar pelan bibirnya yang berceletuk tanpa sadar, Cleopatra berdiri dari tidurnya dan berlari kecil ke balkon kamar.

Melihat ke luar Kastil, Cleopatra bahkan bisa melihat benteng besar yang menutupi pandangannya dari luar Kastil.

Sedikit heran, mengapa Benteng itu mengelilingi Kastil ini. Apalagi, tak ada satupun manusia di sekitar Kastil. Baru kali ini ia melihat wilayah yang begitu suram, dengan bahu merosot ke bawah. Cleopatra menyugar rambutnya ke belakang.

"Aku ingin pulang." Dengan nada sendu. Cleopatra merindukan kakak lelakinya, merindukan pelukan hangat Ayahanda. Dan merindukan para selir. Khususnya si Putri selir songong itu! Ingin sekali ia menebas leher Anemia.

Terdiam. Mengingat kematian Prajurit dan juga kedua dayanganya, membuat kebencian Cleopatra berkobar. "Setelah aku mendapatkan jalan keluar dari sini, akan ku panggang Dagingmu , Anemia!!"

≈≈≈≈

The PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang