23th : The Mate's Tears

692 69 10
                                    

"Tidak- Junghwan jangan pergi hiks. K-kamu tidak boleh pergi hiks. Mate ku tidak mungkin meninggal" gumam omega manis yang menangis meski matanya terpejam.

"Kim Junkyu bangun- Hey?! Junkyu"

Jihoon menguncang-guncang tubuh Junkyu karna pemuda manis itu terus meracau dalam tidurnya. Alpha itu terus berusaha membangunkan Junkyu kala air mata omega itu semakin deras mengalir melewati pipi chubby nya.

"Kim Junkyu, palli irrona!"

"Tidak- Junghwan!!!!!!" teriak Junkyu keras saat kedua matanya terbuka lebar.

Teriakan omega manis itu sangat keras sampai membuat semua orang disana yang masih lelap tertidur menjadi terbangun dengan paksa.

"Hiks Junghwan-- tidak jangan hiks tinggalkan aku- a-aku  hiks tidak bisa menjaga aegi sendiri hiks. J-Junghwan" gumamnya dengan air mata yang tak hentinya mengalir.

Ibu dan ayah Junghwan segera menghampiri Junkyu saat menyadari mate dari putranya itu menangis dan terus mengucapkan nama sang putra, juga kalimat penuh ketakutan yang sama.

Semua member Diamonds lain juga memusatkan perhatian mereka pada Junkyu yang tubuhnya bergetar. Isak tangis menyakitkan yang keluar dari bibir omega itu juga membuat mereka merasakan kesedihan dan ketakutan yang sama.

Ibu Junghwan memeluk tubuh Junkyu dari samping, "Junkyu, sayang ada apa nak? Mengapa kamu menangis-

Female alpha itu beradu tatap dengan sang suami yang menatap Junkyu miris, --- mengapa kamu berseru keras menyebut nama Junghwan nak? Mengapa kamu bergumam jika alpha mu sudah pergi?"

"Ibu-- Junghwan pergi meninggalkanku. Dokter- menyatakan jantung mate ku tak lagi berdetak hiks. Ibu, aku harus bagaimana? Aku hiks dan aegi tidak mau ditinggalkan Junghwan. Aku tidak mau alpha ku meninggalkan aku sendiri hiks"

Ibu Junghwan mengerti jika omega manis itu baru saja bermimpi buruk mengenai sang putra. Wanita itu mengelus punggung mate dari Junghwan itu dengan lembut. Berusaha memberi omega itu ketenangan.

"Junkyu, tenanglah. Junghwan tidak pergi-- dia masih bersama kita nak. Kamu hanya bermimpi. Itu tidak benar- jantung mate mu masih berdetak Junkyu"

Junkyu menatap ibu Junghwan dengan sorot mata lemahnya. Air matanya belum juga berhenti menetes, "Benarkah? J-Junghwan masih hidup? Alpha ku masih ada bersamaku ibu? Aku- hanya bermimpi?"

Ibu Junghwan mengangguk dan menyunggingkan senyum pada omega yang berada dalam rengkuhannya itu.

"Benar Junkyu. Putraku, mate mu masih hidup. Kamu hanya bermimpi buruk sayang--

Ibu Junghwan perlahan melepaskan pelukannya dan menatap ke arah depan, -- lihat, Junghwan masih ada disana. Kamu juga bisa melihat jika monitor menunjukkan detak jantung alpha mu kan Junkyu? Mate mu masih bernafas, dia hanya masih membutuhkan waktu untuk sadar"

Ayah Junghwan ikut mendekati istri dan mate sang putra. Alpha dewasa itu meletakkan sebelah tangannya pada bahu kiri Junkyu.

"Yakinlah jika Junghwan akan bangun nak. Putra ku itu sangat kuat, dan dia pun pasti akan berjuang keras agar bisa membuka matanya lagi. Dia akan terus berjuang untukmu Junkyu"

Kedua netra Junkyu kini terpaku pada bangsal yang ada di depannya. Disana, Junghwan berbaring dengan tenang dan jantungnya masih berdetak teratur.

Omega itu juga baru menyadari jika dia terduduk di sofa panjang yang ada di samping kanan bangsal Junghwan.

MIZPAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang