1. Life In Russia

630 65 10
                                    

Hai vote dulu ya biar gak lupa karena keasikan baca, tinggalkan komentar juga. Follow kyoritess ya, follow juga ig @aasrinok dan @wp.kyoritess
.
.
.

Win tersenyum saat mematikan ponselnya ketika selesai melakukan video call dengan Kavin, saudara kembarnya yang tinggal di Thailand bersama dengan ibunya. Win dan Kavin adalah saudara kembar identik yang sudah lama terpisah, karena kedua orang tua mereka bercerai sejak mereka berdua berusia 8 tahun.

Walaupun Win dan Kavin berpisah karena hak asuh mereka yang mengharuskan keduanya tinggal terpisah, dan bahkan salah satu dari mereka harus menetap dan tinggal di Rusia. Win dan Kavin tetap melakukan komunikasi yang tidak pernah putus sejak kecil, dan orang tua mereka juga tidak melarang Win dan Kavin untuk berkomunikasi.

Win dan Kavin benar-benar sangatlah mirip, bedanya hanya 2 yaitu Kavin memakai kacamata,sedangkan Win tidak dan juga sifat mereka yang bertolak belakang. Mereka lahir sama-sama di Thailand dihari dan tanggal yang sama, bedanya Win lebih dulu lahir dan setelah 7 menit, lalu lahirlah Kavin. Nama mereka memakai marga yang sama yaitu Opas-Iamkajorn, dan mereka juga punya koneksi yang kuat saat masih bersama. Saat masih kecil, jika Kavin terjatuh dan terluka ataupun merasa kesakitan, maka Win juga akan merasakannya begitupun sebaliknya.

Tetapi setelah Win dan Kavin terpisah, koneksi itu tidak dapat dirasakan oleh Win maupun Kavin sendiri. Mungkin karena mereka terpisah sangat jauh, oleh karena itu koneksi tersebut tidak dapat dirasakan lagi oleh keduanya.

"Pa, liburan semester sebentar lagi, dan aku ingin kembali ke Thailand untuk menemui Kavin." ucap Win pada Rajendra, ayahnya yang sedang fokus dengan laptopnya.

"Lalu apa kau akan menetap disana bersama mama mu dan juga Kavin dan meninggalkan papa mu sendiri di Rusia?" tanya sang ayah yang sudah meninggalkan laptopnya dan beralih menatap Win.

"Pa, nanti aku akan kembali lagi kesini setelah liburan ku selesai." ucap Win membujuk sang ayah.

"Eeh baiklah pergi, saat liburan mu usai kembali lagi kesini dan selesaikan kuliahmu." ujar sang ayah menyetujui.

"Tentu." ucap Win, setelahnya ia kembali ke kamar ingin mengambil ponselnya yang satu lagi, dompet dan juga kunci mobil.

"Pa, aku izin keluar sebentar ada sesuatu yang ingin ku urus." ucap Win meminta izin dan berjalan kearah pintu.

"Jalang lagi?" tanya sang ayah tidak habis pikir melihat Win yang hanya tersenyum kemudian mengangguk menjawab pertanyaan sang ayah.

"Jangan pulang pagi Win." pesan ayah Win.

"Aku tidak bisa berjanji soal itu pa." teriak Win keluar dari rumahnya.

ʕ•ᴥ•ʔ

Suara musik didalam ruangan berdentum dengan keras, disertai dengan lampu gemerlap berwarna-warni memenuhi ruangan. Tampak seorang pemuda sedang minum di ruangan itu ditemani beberapa wanita penghibur yang mencoba menggodanya, tetapi tak ada yang ia tanggapi. Ia lebih memilih untuk menghabiskan minumannya kemudian kembali pulang.

"Tuan Win apakah kau tidak ingin tidur dengan ku?" tanya seorang gadis yang berpakaian seksi disaat musik sedang berdentum sangat keras.

Pemuda yang dipanggil tuan Win itu menstabilkan penglihatan dan juga kesadarannya yang hampir saja hilang karena minuman itu, ia menatap gadis itu sembari tersenyum.

"Tidak untuk saat ini, aku harus pulang mungkin lain kali aku akan tidur denganmu." ucap Win dengan menggerlingkan matanya nakal menatap gadis itu.

Gadis itu tersenyum malu di tatap seperti itu oleh Win, sedangkan Win sudah kembali minum kemudian merangkul pinggang gadis tadi dan mendekat ke telinganya.

"Apakah gadis kecil ku ini sedang butuh uang? Hm." bisik Win bertanya sembari memegang dagu gadis itu kemudian langsung mencium bibir gadis itu.

"I-iya tuan, dan aku juga merindukanmu." ucap wanita itu kemudian mencium bibir Win kembali.

Dan sepertinya, Win tidak bisa menepati janjinya dengan sang ayah. Karena kalau sudah seperti ini, Win yakin akan berakhir di ranjang yang sama dengan gadis itu.

Win pun melahap bibir mungil gadis itu dengan sangat rakus, seperti ia takut akan ada yang mengambil bibir itu dari nya. Win berciuman dengan gadis itu di bar, dan Win sudah biasa melakukan itu dengan gadis penghibur yang sudah di klaim olehnya hanya untuk memuaskan hasratnya itu. Itu berarti gadis itu hanya boleh melayani Win seorang, dan tidak boleh melayani orang lain selain dirinya.

Win melepas ciuman itu ketika nafasnya sudah hampir tersenggal, ia menatap gadis itu yang juga menatap Win dengan lembut.

"Aku mencintaimu tuan Win." ucap gadis itu di depan Win, dan Win hanya menanggapi dengan senyuman.

Win sudah sering sekali mendengar kata itu dari mulut gadis kecil ini ketika ia meniduri gadis ini, dan ia hanya menanggapinya dengan senyuman manis. Gadis itu hanya tersenyum kecut ketika senyum itu yang lagi dan lagi ia dapatkan.

"Prim, aku akan pergi berlibur ke Thailand ketika liburan semester tiba, apa kau ingin ikut dengan ku?" ucap Win bertanya kepada gadis bernama Prim itu, gadis yang hampir setiap malam menghabiskan waktu dengannya itu. Win mendusalkan kepalanya ke leher gadis itu.

"Kenapa kau mengajak ku? Bukankah kau ingin berlibur dengan ayahmu?" tanya Prim bingung.

"Aku tidak berlibur dengan ayahku, aku akan kesana sendiri. Dan aku mengajakmu karena aku hanya ingin bersama denganmu, aku tidak ingin mencari jalang lagi di sana." jelas Win menatap Prim lembut.

"Begitu kah? Em baiklah aku akan ikut dengan mu, tapi haruskah aku izin dengan pemilik bar di sini juga?" tanya Prim dengan tatapan polosnya.

"Kau itu milikku, kenapa kau ingin izin dari orang lain lagi?" tanya Win lagi.

"M-maafkan aku tuan." pinta Prim menunduk takut.

"Jadi?" tanya Win menggantung menarik dagu Prim agar gadis itu menatapnya kembali.

"Aku akan ikut kemanapun tuan ku pergi." ucap Prim tersenyum manis.

"Bagus, gadis pintar." ucap Win yang kemudian mencium kembali bibir Prim.

Dan malam itu, Win pulang pagi hari lagi. Karena ia menghabiskan waktu dengan melakukan olahraga malam di ranjang hotel, bersama dengan gadis itu, Prim -gadis pribadinya. Win sudah biasa melakukan nya dengan gadis itu, dan pulang saat fajar akan menjemput pagi.

Dan saat fajar menjelang pagi, Win akan terbangun dengan Prim yang masih tertidur pulas terlihat kelelahan di sampingnya. Ia tersenyum melihat gadis itu dan segera mengambil dompet untuk mengeluarkan uang dari dalamnya dan memberikannya pada Prim serta tak lupa ia meninggalkan sticky note untuk Prim di samping uang yang ia letakkan di nakas samping tempat tidur.

Win pun segera membereskan barang-barangnya dan juga sisa pengaman yang berceceran di lantai, juga membereskan pakaian Prim yang masih berserak di lantai meletakkannya di atas tempat tidur. Setelahnya ia akan pergi begitu saja setelah memakai pakaian nya dan juga mencium dahi Prim.

ʕ•ᴥ•ʔ

-TBC-

Tinggalkan vote dan spam komentar.

©kyoritess

Khob khun na.

FAKE NERD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang