7. Twin Connection

307 51 3
                                    

Vote dulu, follow kyoritess ya dan ig Kyo @aasrinok dan @wp.kyoritess
.
.
.

Provinsi Chonburi, Thailand.

Pukul 22:30.
Kavin sedang berlari menghindar dari kejaran para penjaga bar yang sedang berjaga didepan bar, Kavin tadinya sedang berusaha kabur dari para wanita yang kurang akan belaian dari suaminya dan juga para pria hidung belang. Dan ia berhasil melakukan itu, tetapi saat sampai didepan bar ia langsung lari karena panik melihat para penjaga bar itu.

Saat Kavin lelah ia mulai melambatkan laju larinya di daerah kolam, dan bertepatan dengan itu ia pun tertangkap oleh para penjaga bar itu Kavin pun memberontak ingin melepaskan diri.

"L-lepaskan aku, a-aku tidak ingin ikut d-dengan kalian." ucap Kavin memberontak dengan kuat.

"Diam! Kau harus ikut dengan kami, karena kau adalah gig*lo ditempat kami." ucap salah satu penjaga bar itu.

"Aku b-bukan p-pel*cur ditempat k-kalian, a-aku mohon l-lepaskan a-aku, aku bukan pel*cur."

"Diam kau!"

Bugh.

Penjaga bar itu kesal dan memukul rahang Kavin hingga berdarah, penjaga bar yang lainnya pun ikut memukuli Kavin sampai babak belur.

Salah satu penjaga itu menyeret tubuh kecil Kavin ke kolam dan mulai mencekik lehernya dan menenggelamkan Kavin lalu ia tarik lagi, lalu ditenggelamkan lagi dan ditarik lagi, lalu ditenggelamkan cukup lama sampai Kavin kehabisan nafas nya dan akhirnya pingsan didalam air lalu ditarik lagi tubuh pingsan Kavin, kemudian penjaga itu membawa Kavin kepinggir Kolam dan mereka pergi membiarkan tubuh Kavin disana sendiri.

Bagaimana Kavin bisa sampai di Chonburi? Sedangkan ia tidak memiliki kerabat ataupun saudara disana.

ʕ•ᴥ•ʔ

Bangkok, Thailand.

Pukul 02:00.
Win tersadar dari pingsannya, ia merasakan tubuhnya remuk seperti habis dipukuli oleh banyak orang. Win meringis merasakan kepalanya seperti mau pecah ditambah dengan nafasnya yang sesak, sebenarnya ada apa dengannya, kenapa ia menjadi seperti ini?

Setelah lama bergelut dengan pikirannya sendiri, Win membangunkan orang yang disebelahnya.

"Prim? Prim bangun." ucap Win pada orang disamping brankarnya.

Prim terbangun dan mengerjap polos, melihat Win sudah sadar saat ini.

"T-tuan sudah sadar? A-apa yang sakit tuan? Ah sebentar aku panggilkan dokter dulu." ucap Prim yang sudah sadar sepenuhnya terdengar sangat panik.

"Aku haus." lirih Win hampir tidak terdengar suaranya karena masih lemas.

"I-ini t-tuan." Prim memberikan segelas air dengan sedotan pada Win, "t-tuan baik-baik saja? A-apa yang t-terjadi tuan?" tanya Prim.

"Aku tidak tahu Prim, tapi aku merasakan sesuatu yang buruk terjadi pada Kavin." ucap Win mulai bercerita.

"Bagaimana?" tanya Prim tidak mengerti.

"Aku bisa merasakannya Prim, aku bisa merasakannya kembali setelah sekian lama koneksi kami menghilang, dan sekarang aku bisa merasakannya lagi." ucap Win bergetar.

"M-merasakan a-apa t-tuan?" tanya Prim yang semakin tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Win.

"Twin connection, twin connection kami kembali terhubung Prim." Win berucap dengan sumringah bercampur dengan raut sedihnya.

"Tadi waktu aku merasakan sakit dikamar Kavin awalnya aku bingung aku kenapa, tetapi setelah aku pikir-pikir, itu adalah twin connection kami yang kembali terhubung." lanjut Win yang kemudian murung dan termenung.

"T-tuan, tuan kenapa sedih? Bukankah seharusnya tuan bahagia karena twin connection tuan dan phi Kavin terhubung kembali?" tanya Prim lagi.

"Aku bahagia karena twin connection kami kembali terhubung, tetapi mengingat rasa sakit yang kudapat tadi, keadaan Kavin sekarang pasti dalam bahaya Prim. Kavin pasti kesakitan sekarang."

"L-lalu sekarang b-bagaimana tuan? Apa aku harus mencari phi Kavin sendiri?" tanya Prim menawarkan diri.

Win menggeleng, "jangan, kau seorang gadis Prim, jangan membahayakan dirimu sendiri, lagi pula sampai sekarang kita masih belum tahu dimana Kavin berada."

"Emm j-jika t-tuan mengizinkan, a-aku ingin ke kampus besok untuk bertanya-tanya tentang phi Kavin, apakah boleh?"

Win menggeleng, "tidak perlu sendiri Prim, aku akan menemanimu besok." ucap Win datar.

"Tuan sudah sembuh? Kenapa cepat sekali?"

"Sakitnya hanya sementara Prim."

"Baiklah tuan."

"Tidak perlu memanggilku dengan sebutan tuan! Prim, sedari tadi dibiarkan semakin menjadi." kesal Win. "Oh iya, dimana ibuku?"

"I-iya, oh nyonya tadi sedang keruang dokter untuk menanyakan tentang kondisi tuan."

Setelah percakapan tadi, tidak ada yang membuka suara lagi sampai Dhiba, ibu Win dan Kavin masuk ke ruang inap Win.

"Win, bagaimana keadaan mu sayang?" tanya Dhiba begitu khawatir, walaupun Win sudah berpisah dengannya sejak lama, tetapi Win juga masih anak kandung Dhiba dan kasih sayang Dhiba ke Win tidak akan pernah pudar sampai kapanpun.

"Aku baik-baik saja ma." ucap Win tersenyum manis.

"Emm.. ma?" panggil Win dengan ragu ke Dhiba.

"Iya sayang, ada apa?" tanya Dhiba sembari mengelus surai hitam Win.

"Bagaimana keadaan ku ma?" tanya Win.

"Kata dokter tidak ada yang salah pada dirimu Win, tapi mama bingung kalau tidak ada apa-apa kenapa kau tadi begitu kesakitan sampai nafasmu sesak dan tersenggal seperti itu?" bingung Dhiba memperlihatkan raut cemasnya.

"Kau sebenarnya kenapa?" lanjutnya.

"Twin connection kami kembali ma, dan saat aku kesakitan tadi Kavin pasti dalam bahaya ma." ujar Win cepat memberitahu Dhiba.

"L-lalu, apa sekarang kau masih merasakan sakit Win?" tanya Dhiba yang mendapat gelengan dari Win.

"Huft, syukurlah itu berarti Kavin juga sudah tidak apa-apa sekarang."

"Iya mama benar, tetapi kita harus bergegas menemukan Kavin sebelum sesuatu yang buruk lainnya akan menghampiri Kavin lagi." cicit Win pelan.

Dhiba mengangguk, "baiklah mama akan bilang pada dokter untuk memulangkan mu besok, bagaimana?"

Win pun mengangguk mengiyakan dan juga Prim yang ikut mengangguk.

ʕ•ᴥ•ʔ

-TBC-

kyoritess


FAKE NERD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang