6. Kavin's Room

305 50 2
                                    

Vote dulu, follow kyoritess ya dan follow ig Kyo @aasrinok dan @wp.kyoritess
.
.
.

6 bulan yang lalu.

"Kaviiinnnn.. kangen." ucap Ren memeluk leher Kavin dari belakang yang sedang duduk di perpustakaan universitas.

"Ren jangan berisik! Ini perpustakaan, nanti yang lain terganggu." peringat Kavin yang kembali fokus membaca buku.

"Iya maaf, mau hadiah gak? Aku juga membelikanmu satu kemarin, ya gak mewah sih tapi bisa disebut sebagai tanda persahabatan." ucap Ren sumringah, ia tersenyum lebar.

"Ren, kamu sudah banyak sekali membelikanku hadiah saat kamu pergi berlibur. Aku sudah bilang tidak perlu membawakan ku hadiah saat kamu pulang berlibur, kali ini apa lagi yang kamu bawa untukku?" protes Kavin yang lelah memberi wejangan pada sahabatnya itu.

Ren membuka tas ranselnya dan mengeluarkan paper bag berwarna putih dan menyerahkannya pada Kavin, "ini bukalah, aku juga membelikan mu satu, saat aku melihatnya aku langsung teringat padamu."

"Jangan lupa dipasang di pintu kamarmu ya." ucap Ren tersenyum.

Kavin membuka paper bag itu dan mengeluarkan isinya, sebuah hanging door berwarna pink dengan karakter bulan sabit dan kelinci kecil sedang bertengger bak burung ditengah-tengah bulan sabit itu dan juga ada nama Kavin diatas bulan sabit itu. Kavin pun seketika menyunggingkan senyumnya ketika melihat hanging door itu.

"Ren, ini serius untukku?" tanya Kavin yang menatap hanging door itu dengan tatapan berbinar.

"Iya Kavin, bagaimana? Apa kamu menyukainya? Aku juga minta penjualnya untuk mengukir namamu disitu."

"Tentu saja, terima kasih Ren, lain kali jangan begini lagi aku merasa tidak enak denganmu." ucap Kavin memperingati.

"Eeeeh, baiklah aku tidak akan begitu lagi kalau aku ingat." ucap Ren tergelak tanpa bisa ditahan.

Braakk.

"Hei, kalian berdua sangat berisik." ucap seseorang mendatangi meja mereka dengan menggebrak meja itu, membuat seisi perpustakaan itu terganggu karena ulahnya.

Ren dan Kavin meringis mendengar gebrakan itu.

"Kak Bright? Sedang apa kau disini?" tanya Ren memelankan suaranya.

"Tidak ada, aku hanya lewat dan mendengar suara kalian sampai luar." jawab Bright yang arah matanya menatap Kavin yang sudah menunduk takut.

"Hei tidak usah takut, aku tidak akan memakanmu." ucapan sarkas Bright langsung membuat Kavin kembali mendongak.

"A-aku tidak takut padamu, a-aku h-hanya tidak nyaman jika semua orang menatap k-kearah ku." ucap Kavin membuat Ren hampir meledakkan tawanya lagi dan membuat Bright meringis dalam hati.

Ren pun menepuk-nepuk bahu Bright guna menenangkannya dari keadaan malu yang menghinggapi dirinya.

"Eeeeh ya sudah, kalau begitu aku pergi dulu, ingat jangan ribut di perpustakaan." ucap Bright memperingati dan beranjak pergi dari sana.

Kavin tersenyum sekilas memperhatikan punggung Bright yang perlahan menghilang dari sana, ia termenung kembali membuat Ren yang melihat itu memicing curiga pada Kavin.

"Kavin?"

"Kavin?" panggil Ren lagi membuat Kavin tersadar kembali dan menatap kearahnya.

"Lihatlah kau melamun lagi, ada apa? Kenapa setiap kepergian kak Bright kau selalu begitu?" tanya Ren khawatir.

FAKE NERD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang