11. Carry Out the Plan, First Kiss and Win's Promise

337 57 8
                                    

Vote dulu biar gak lupa dan tinggalkan komentar yang banyak, follow kyoritess ya dan juga ig Kyo @aasrinok dan @wp.kyoritess

Happy reading...
.
.
.

Di sisi lain Chonburi, Thailand.

Di sebuah bar yang bisa dikatakan cukup terkenal, dan di dalam salah satu kamar penginapan yang berada tepat disamping bar itu terdapat dua orang berjenis kelamin sama yaitu laki-laki. Salah satu diantara mereka sudah bisa dibilang tidak muda lagi.

"A-aku mohon jangan lakukan ini, aku tidak bisa melakukannya denganmu karena aku juga seorang pria." ucap Kavin membuat pria itu menghentikan aktivitasnya dan menatap Kavin dengan tajam.

"Kalau begitu kenapa kau bisa berada di tempat ini?" tanya pria yang usianya tidak terbilang muda lagi, mungkin usianya saat ini 48 tahun?

"A-aku tidak tahu kenapa aku bisa disini, yang jelas mereka membawaku yang sedang tak sadarkan diri kesini kemudian menerima sejumlah uang yang tidak bisa dibilang sedikit." jelas nya membuat pria itu menatapnya.

"Kau dijual? Siapa mereka? Apa keluargamu?"

"Bukan mereka bukan keluargaku, mereka salah seorang yang ku kenal." jelasnya menunduk takut.

Entah bagaimana, Kavin sekarang berjalan membelakangi pria itu entah mau kemana dirinya. Pria itu masih menatap setiap pergerakan Kavin, dan tak lama kemudian pria itu mengambil tongkat baseball yang berada di dekat tempat tidur. Pria itu mengangkat tongkat itu lalu memukul tengkuk belakang Kavin dengan kuat, sampai pemuda itu tergeletak pingsan tak bergerak sama sekali.

Pria itu mengangkat tubuh Kavin dan ia bawa ke tempat tidur disisinya, menatap kasihan pada tubuh tak berdaya Kavin yang pingsan lalu menyingkirkan rambut Kavin yang menutupi keningnya kemudian ia mencium kening Kavin.

"Maafkan aku."

°°°

"Dokter bagaimana keadaannya?" tanya Bright khawatir mewakili yang lainnya.

"Pasien tidak kenapa-napa, hanya saja jangan di biarkan sendirian untuk saat ini. Dan jangan biarkan dia kelelahan juga stres, karena akan berdampak pada kesehatannya dan sepertinya dia sedang merindukan seseorang melihat dari tatapannya."

"Bagaimana bisa dia baik-baik saja? Tadi saya melihat sendiri dia meringkuk sambil memegang tengkuknya menahan sakit." protes Bright terlihat kesal dengan penjelasan dari dokter muda itu. Mungkin dokter itu sedang magang disini.

"Eum.. kalau untuk tengkuk, tidak ada yang terluka ataupun lebam. Mungkin itu efek dari kelelahan, saat ini pasien sudah sadar dan bisa dijenguk. Saya permisi dulu." pamit dokter itu melangkah menjauhi mereka.

Bright lah yang pertama kali memasuki ruangan dan tampak di penglihatan Win, dapat Bright lihat, Win terlihat sangat gusar dan juga khawatir.

"Ada apa?" tanya Bright yang melihat Win sedang melirik-lirik kearahnya dan juga sekitarnya.

"Bawa aku keluar dari sini, Kavin adikku dalam bahaya sekarang. Kita harus cepat mencarinya kak." ucap Win meraih sebelah tangan Bright dan juga menggoyang-goyangkan tangan itu.

"Apa kau sudah baik-baik saja?" tanya Bright khawatir.

"Iya aku baik-baik saja, ayo cepat kita keluar dari sini dan cari Kavin dia pasti sekarang sedang pingsan dan membutuhkan bantuan kita." ucap Win yang tergesa-gesa saat turun dari brankar.

FAKE NERD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang