PERHAPS LOVE - 38

11 1 0
                                    

Jimin sudah meletakkan lengan kanannya dipundak Chaerin sejak beberapa menit yang lalu. Sembari mereka berjalan-jalan kecil mengelilingi pantai.

Awalnya Chaerin sedikit gugup dengan perlakuan Jimin itu, tapi lama kelamaan dia berusaha biasa saja, walaupun tubuhnya tetap saja sedikit kaku.

"Sebentar lagi matahari akan terbenam, mau lihat?" Tawar Jimin, membuka mulutnya lagi setelah beberapa saat mereka hanya saling diam.

Chaerin hanya menjawab Jimin dengan anggukan ringan, siapa juga yang mau menolak melihat indahnya sunset?

"Rin.." Panggil Jimin untuk kesekian kalinya.

"Iya?"

"Kau benar-benar tidak ingat apa yang kau katakan saat kau mabuk dirumah Bona?" Jimin bertanya dengan biasa saja. Sedangkan Chaerin mulai panik takut-takut dia mengatakan hal yang memalukan didepan Jimin.

"A-apakah aku berteriak-teriak, Kak?" Bisik Chaerin, dia terlanjur malu dengan dirinya sendiri, dia sudah merutuki dirinya dalam hati.

Jimin terkekeh pelan, "Tidak kok. Ehm.. tapi kau mengatakan sesuatu.."

"Aku.. mengatakan apa, Kak?" Tanya Chaerin yang sudah sangat-sangat penasaran.

"Tentang kalian. Kau dan kekasihmu." Tepat disaat Jimin mengatakan itu, jantung Chaerin berdegup kencang. Apakah aku membocorkan sesuatu?

Tidak kunjung mendapat jawaban dari Chaerin, Jimin langsung menambah omongannya lagi.

Dia bahkan menghela nafas sesaat, "Duduk disini dulu. Akan kujelaskan."

Chaerin dan Jimin mengambil bangku panjang, yang mana tepat dihadapan mereka adalah pemandangan pesisir pantai yang hampir tidak ada orang.

"Aku berusaha untuk tidak membuatmu merasa buruk ya, Rin.." Jimin menepuk pundak Chaerin beberapa kali.

"Hanya katakan saja yang sebenarnya terjadi diantara kalian."

"Baik, Kak." Paham Chaerin.

"Apa hubunganmu yang sebenarnya dengannya, Rin?" Tanya Jimin kelewat lembut. Kali ini Jimin sangat berhati-hati dengan ucapan dan nada bicaranya, demi tidak terdengar memojokkan Ahn Chaerin.

"Kami.. eum.."

"Apa aku telah membuatmu tidak nyaman sekarang, hm?" Jimin meraih kedua tangan Chaerin yang semula berada dipangkuan Chaerin. Mengusapnya perlahan dengan ibu jarinya.

"T-tidak, Kak.. hanya saja ini sangat memalukan.."

"Hubungan kami hanya sebatas.. atasan dan pekerja saja, Kak." Satu kalimat ini saja sangat sulit Chaerin ucapkan sedari tadi. Dia juga memikirkan bagaimana jika Taehyung tau dia memberitahu ini kepada Jimin.

"Begitu ya.." Jawab Jimin ringan.

"Awalnya kami hanya berteman saja karena Eommanya pelanggan di Lacuna Bakery. Namun saat tokoku kebakaran, dia yang pertama kali menawarkan pekerjaan kepadaku.." Jelas Chaerin. Walaupun tidak diminta, tapi Chaerin merasa patut menjelaskan ini kepada Jimin.

"Kau bekerja dirumahnya?" Jimin akhirnya membuka suaranya lagi setelah beberapa menit lalu hanya sibuk mendengarkan cerita Chaerin.

"Iya. Aku hanya bekerja untuk membantu mengurus Eomma." Jimin hanya mengangguk paham dengan senyum manisnya yang tidak pernah luntur.

"Baik. Terimakasih sudah menjelaskan ini kepadaku ya.." Jimin mengangkat tangannya, mengarahkan dia untuk mengusap pucuk kepala Chaerin.

Wow.. apa ini, Kak Park!!

Perhaps Love [Kim Taehyung] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang