dua puluh satu
in collaboration with anothermissjo 's story titled"One Last Game"
🧵🧵
Ethan mengemudikan mobilnya keluar dari rumah ayahnya setelah membawa barang-barang yang menurutnya penting. Ia mencuri pandang pada Edward yang duduk menyandar pada pintu mobil di sebelahnya dengan tangan menyangga kepala agar tidak terbentur jendela. Kemudian ia kembali fokus pada jalan raya. "Kita mau ke mana? Jangan bilang kamu tidak ada tujuan," tanya Ethan. Sebenarnya ia sudah tahu dirinya akan pergi ke mana, yang ada dalam pertanyaannya hanya tujuan Edward.
"Ada, kamu akan kaget," jawab Edward dengan kesadaran penuh. Ia menutup mata seperti mencoba untuk tidur, namun nyatanya ia kembali bicara. "Kenapa kamu lama sekali? Tidak ada orang yang pergi dari rumah selama kamu. Bahkan penampilanmu tidak terlihat seperti orang yang marah dan ingin pergi dadakan dari rumah." Meskipun mengomel dan menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan tingkah Ethan, namun ia tetap terkekeh geli. Ia menunggu Ethan hampir setengah jam di dalam mobil. Edward pikir, ayah mereka tengah menertawakan mereka berdua yang dikira tidak jadi pergi dari rumah karena masih membutuhkannya sebagai penopang hidup.
"Kamu harus mencontohku dengan baik, buktinya aku hanya keluar dengan satu tas tangan," pamer Edward. Ia menunjuk ke arah belakang, di mana hanya ada satu tas tangan miliknya yang terlihat tidak begitu besar.
Ethan menggeleng tidak percaya dengan isi pikiran Edward, "Tentu saja kamu bisa seperti itu, karena kamu sudah lama tidak tinggal di sini. Apa kamu lupa ketika kamu pertama kali memutuskan untuk keluar rumah, kamu bahkan menggunakan truk untuk mengangkut barang-barangmu?"
***
Bisa dibaca di KARYA KARSA: lyanchan
YOU ARE READING
One Last Knot [LENGKAP DI KARYAKARSA]
RomanceBisa dibaca di karyakarsa: @lyanchan prolog - 8 gratis Cerita ini adalah cerita kolaborasi dengan @anothermissjo dengan cerita berjudul "One Last Game" 🧵 Bertemu kembali dengan klien yang batal menikah akibat perbuatannya adalah hal terakhir yang...