prolog 1/2

8K 977 42
                                    


prolog 1 of 2

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

prolog 1 of 2

from Ethan's side

in collaboration with anothermissjo's story titled "One Last Game"

🧵

🧵

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🧵

"Ethan gak ikut lagi, Ed?"

Pertanyaan itu terdengar bersamaan dengan pintu mobil yang ditutup oleh Ethan Kosim. Tanpa perlu melihat siapa orang di balik suara itu, Ethan sudah bisa mengenalinya dalam sekali dengar. Industrian Kelavi Brown, sahabat baiknya selama lebih dari dua puluh tahun lama bersama dengan dua orang lainnya yang Ethan yakini sudah terlebih dulu tiba di restoran.

"Tidak heran. Bukan Ethan namanya jika tidak seperti itu, mementingkan pekerjaan di atas segalanya," lanjut Industrian lagi sambil merangkul bahu Ethan, mengajaknya masuk ke dalam restoran. Ia menggeleng sambil mendecak prihatin.

Ethan hanya diam, tidak memberikan respon apa pun. Ia juga tidak mau repot-repot memperbaiki panggilan Industrian yang keliru akibat tidak bisa membedakan dirinya dan Edward Kosim. Mereka berdua terlahir sebagai anak kembar identik. Ethan sudah terbiasa salah dikenali sebagai Edward sepanjang hidupnya, dan pada akhirnya ia tidak pernah keberatan lagi.

Mereka berdua hampir tiba di meja yang diarahkan oleh pelayan setelah menyebutkan nama First Salim. Dari posisi mereka saat ini, Ethan dan Industrian sudah bisa langsung mendapati keberadaan First yang tengah duduk bersandarkan sofa dengan wanita cantik di sampingnya. Industrian melepas rangkulan tangannya pada bahu Ethan kemudian berjalan cepat menghampiri First. Ia berdiri berkacak pinggang di depan sahabat baiknya itu, "Well, well, siapa lagi, nih?" Senyum jahil sudah terpasang di wajah tampannya. Kaki yang terbalutkan sepatu hitam mengkilat itu juga tengah diketuk berirama ke atas lantai. Industrian berniat untuk menggoda First.

Ethan berhasil mengamati perubahan ekspresi yang amat cepat terjadi pada wajah First. Awalnya First tersenyum mendapati kedatangan mereka. Kemudian senyum secerah cahaya matahari di siang hari itu langsung redup ketika wanita yang duduk di samping First menyingkirkan tangan First dari bahu kecilnya sebelum berdiri untuk berpamitan. "Saya permisi, Pak. Saya mau pulang, soalnya sudah ditungguin bapak saya."

One Last Knot [LENGKAP DI KARYAKARSA]Where stories live. Discover now