Tujuh belas

806 84 6
                                    

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading

.

"Nanaaaaaa, Mark oppa melamarku" Haechan memeluk Jaemin dan menggoyang goyangkan tubuh mereka

"Iya aku tau" Jaemin menjawab dengan malas

"Lihat cincinnya bagus bukan"

"Iya aku tau"

"Aku akan menikah Na..."

"Iya aku tau"

"Aku akan punya suami Na"

"Iya aku tau"

"Aku bahagia Na"

"Iya aku tau"

"Ternyata dia sangat romantis Na"

"Iya aku tau"

"Na, kamu tidak suka melihat temanmu bahagia?"

"Haechan-aa ini sudah seminggu dan kamu terus mengatakan itu" Lelah Jaemin

"Aku kan sedang bahagia Na"

"Iya aku tau"

"Aaaaaaaaaaaa, aku mau menikah Na"

"Iya aku tau Chan"

"Calon mertuaku baik sekali Na"

"Iya aku tau"

"Ibunya bahkan berkali kali memelukku"

"Iya Chan aku tau"

"Nanaaaa, ak-"

"Chan ini sudah malam ayo tidur, aku sudah mengantuk!" Jaemin menutup seluruh tubuhnya dengan selimut

"Nana tidak asik"

Jaemin hanya menghela nafas lelah sudah seminggu sejak Mark melamar Haechan dan tiap hari Haechan hanya mengatakan itu itu saja, Jaemin jadi bosan mendengarnya

"Na, boleh aku bertanya sesuatu?"

"Hhmmmm"

"Kenapa kamu mau memaafkan Jeno?"

Jaemin diam sebentar lalu membuka selimut yang menutupinya "Kamu ingat saat Jeno berlutut dan meminta maaf di sini?"

"Iya aku ingat"

"Kamu lihat matanya?

"Tidak, karna aku sibuk menenangkanmu yang sembunyi di punggungku"

"Hari itu aku melihat seberapa besar penyesalan Jeno"

"Tapi kenapa kamu tidak langsung memaafkannya"

"Aku ingin memaafkannya tapi otakku berkata lain, tubuhku hanya merespon otakku yang ketakutan" Haechan jadi ingat saat melihat Jeno berlutut Jaemin langsung menangis histeris saat itu

Love is like that (Nomin GS) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang