(END) Tiga puluh tujuh

2.2K 84 12
                                    

Voment plisssHappy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Voment plisss
Happy reading

.

Cahaya matahari mencari jalan masuk di sela sela gorden yang masih tertutup rapat di sebuah kamar yang bernuansa pink, seseorang yang sedang berbaring disitu membenarkan selimutnya yang sedikit tersingkap, ia masih enggan untuk bangun dan memulai aktifitasnya yang membosankan akhir akhir ini

"Bangun Jeno"

Sebuah suara seperti terdengar ditelinganya ia membuka matanya melihat sekitar tapi sepi tidak ada siapapun disana

Drrrrtt.....Drrrrttt

Suara ponselnya terus berdering tapi tidak ditanggapi sama sekali

Jeno, sebut saja laki laki itu Jeno. Dia meremat rambutnya karna pening di kepalanya, sepertinya semalam dia terlalu banyak minum "eegh" erangnya

Dia memaksa dirinya untuk terbangun dan keluar kamar dibukanya pintu kamar itu dan seperti terdengar ada seseorang sedang berada di dapurnya memotong sesuatu

Jeno berlari ke dapur dan sekali lagi tidak ada siapapun disana

Dia urut pelipisnya yang terasa pusing lalu berjalan ke ruang tamu dan membersihkan baju bajunya yang tercecer disana

Jeno memunguti satu per satu bajunya dan terdiam, ia tutup matanya

"Jeno, taruh bajunya ditempat yang benar"

Ia ingin mendengar suara omelan itu lagi, sudah 8 bulan ini dia tidak mendengarnya, ia rindu? Ya sangat rindu sekali

"AAAAAAAAAAAAAAAAAGH" Jeno berteriak dan melempar baju baju yang tadi sudah ia bereskan

Laki laki itu berjalan menuju kamar mandi, diputarnya kran shower dan duduk memeluk lutut dibawahnya, membiarkan air yang terasa dingin yang keluar dari shower membasahi seluruh tubuhnya

"Na, kapan aku bisa terbiasa tanpamu?"

Entah sampai kapan Jeno akan seperti ini? Dia benar benar hancur saat melihat Jaeminnya terbujur kaku di dalam peti mati 8 bulan lalu. Itu terakhir kalinya ia melihat wajah perempuan yang paling ia cintai

Dua buah gelang yang masih setia melingkar di pergelangan tangannya dan sebuah cincin yang berada disalah satu jarinya tidak pernah membuatnya lupa akan sosok Jaemin sedetikpun bahkan saat dia mabuk berat sekalipun

Airmatanya kembali menetes di bawah guyuran air shower yang dingin tanda rasa pilu yang masih tersimpan rapi dihatinya

Dia mematikan keran shower setelah beberapa lama dia disana, menanggalkan bajunya yang basah dan keluar tanpa memakai apa apa. Lagi pula dia di apartemen itu sendiri

Ting....tong

Suara bel pintu terdengar, ia dengan cepat memakai bajunya dan berjalan untuk membuka pintu

Love is like that (Nomin GS) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang