Dua puluh tujuh

651 64 0
                                    

Chapter ini mengandung part 🔞, mohon yang masih dibawah umur untuk bijak dan dengan besar hati melewati chapter iniHappy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter ini mengandung part 🔞, mohon yang masih dibawah umur untuk bijak dan dengan besar hati melewati chapter ini
Happy reading

.

Mobil yang di kendarai oleh Renjun berhenti didepan sebuah apotik
"Jaem, aku tebus resepnya dulu" Jaemin hanya mengangguk saja

Renjun keluar mobil dan masuk ke apotik untuk menebus resep obat yang diberikan Yeeun. 15 menit kemudian dia kembali ke mobil tapi Jaemin sudah tidak ada di mobil. Renjun mengambil ponselnya untuk menghubungi Jaemin tapi nomernya tidak dapat dihubungi

.

Deburan ombak pantai membuat hati terasa damai terutama bagi seorang perempuan yang kini sedang hancur karna kenyataan yang ia terima. Na Jaemin, perempuan yang saat ini tengah duduk dipasir dan memandang luasnya laut dengan tatapan kosong

Seseorang berjalan mendekatinya dan ikut duduk bersamanya "pasti kau ada disini, sudah bisa ditebak" itu Renjun yang baru saja datang

Jaemin tidak merespon sama sekali, dia tetap diam duduk memeluk lututnya menatap lautan

"Jaem, semua akan baik baik saja kamu pasti sembuh"

"Jun, kalau aku berenang dari sini apa bisa sampai ke Jepang?"

"Bisa saja kalau kau mau, memangnya kau bisa berenang?" Jaemin menggeleng

"Aku ingin pelukan dari ayahku Jun" Renjun mengusap pelan punggung Jaemin

"Menangis saja kalau ingin menangis jangan ditahan, kau tidak perlu berpura pura kuat. Aku tau kau pasti sangat hancur saat ini. Menangislah Jaem, keluarkan semua rasa hancur dihatimu"

Mata Jaemin mulai berkaca kaca dan akhirnya perempuan itupun menangis, tangisan yang dari tadi ia tahan. Wajahnya ia tundukkan bersandar dilutut yang dari tadi ia peluk, cukup lama ia menangisi takdir yang ia jalani saat ini

Matahari sudah tenggelam, langit sudah mulai gelap, tangisan Jaemin pun sudah berhenti. "Aku antar pulang sekarang ya Jaem?" Ujar Renjun

Jaemin hanya menggeleng menanggapi ucapan Renjun. Dia tidak ingin pulang hari ini dia belum sanggup bertemu Jeno, dia tidak ingin Jeno mengkhawatirkannya dan merasa bersalah lagi

Renjun bangun dari duduknya dan menarik tangan Jaemin agar berdiri "kalau tidak ingin pulang tidak apa tapi ayo kita makan dulu"

Jaemin tidak mau berdiri, dia menggeleng tanda menolak ajakan Renjun. Laki laki itu mengeluarkan ponselnya dari saku sebagai alat untuk mengancam Jaemin "kalau tidak mau makan aku akan telepon Jeno sekarang juga" ucapnya sambil menunjukkan ponselnya

Mau tak mau Jaemin pun mengikuti perintah Renjun untuk makan. Akhirnya Jaemin mau makan walaupun dengan sedikit ancaman dari Renjun

"Masuklah ke mobilku jangan diluar, didalam lebih hangat. Aku janji tidak akan mengantarmu pulang" Jaemin pasrah dan masuk ke mobil Renjun

Love is like that (Nomin GS) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang