Sembilan belas

763 78 5
                                    

Voment plisssss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Voment plisssss....
Happy reading

.

Bel pintu sebuah unit apartemen di pencet dengan tidak sabaran

Ting.. tong

Ting.. tong

Ting.. tong

Pintu terbuka, membuat seorang perempuan yang memencet bel itu menyelonong masuk begitu saja tanpa permisi menuju sebuah kamar

"Apa yang kamu lakukan padanya?"

"Hanya menciumnya"

"Tidak mungkin, kalau hanya mencium dia tidak mungkin sampai pingsan"

"Sungguh, aku baru mencium bibir dan lehernya saja tapi dia sudah terkena serangan panik lalu pingsan"

"Kamu sudah tau kondisinya kenapa masih memaksa"

"Aku sudah minta ijin dan dia mengijinkan"

"Lagipula aku bukan psikiater, aku dokter bedah saraf, kenapa malah menghubungiku?"

"Tolong aku saja noona jangan mengomeliku"

Perempuan itu adalah Yeeun yang ditelepon oleh Jeno untuk menolongnya karna Jeno terlalu khawatir dan panik melihat kondisi Jaemin yang tidak sadarkan diri. Dia pikir hanya Yeeun yang bisa percaya padanya

"Kondisinya baik, dia hanya shock saja. Mungkin mentalnya belum siap melakukan hal seperti itu" jelas Yeeun setelah memeriksa Jaemin

Jeno mengusak wajahnya kasar "noona aku harus bagaimana?"

"Seperti kata dokter Do, lakukan perlahan tunggu sampai mentalnya benar benar siap. Dia sudah pernah mengalami pelecehan dan kamu malah memperkosanya"

"Memperkosa?? Kenapa kata katamu itu menyakitkan, noona?"

"Lalu apa kata yang pas untuk perbuatanmu, huh?"

Jeno mendudukkan dirinya di lantai dan bersandar pada tempat tidur "noona, terimakasih sudah datang. Aku sungguh tidak tau harus menghubungi siapa"

Yeeun menatap mata Jeno dan ikut duduk di sampingnya "Jeno-ya, lakukan perlahan jangan memaksanya melakukan itu. Cobalah mengerti atau tunggu sampai dia yang meminta" Yeeun menghela nafas "kamu juga aneh Jen, biasanya kamu hanya terangsang saat ada yang menggodamu. Aku tak yakin kalau Nana menggodamu malam itu"

"Aku terbawa emosi malam itu, aku menyesal noona" Jeno menundukkan kepalanya

.

Jaemin mengerjapkan matanya membiasakan melihat cahaya, kepalanya menoleh melihat jam di dinding, ini sudah jam 3. Bangun dari tidurnya berniat mengambil air karna dia haus. Kakinya turun dari tempat tidur tapi menyenggol sesuatu, dilihatnya Jeno yang meringkuk di lantai kamarnya

Love is like that (Nomin GS) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang