Ingat!! Ini hanya cerita fanfiction tidak ada hubungannya dengan kehidupan idol yang bersangkutan
Happy reading
.
"Na, kamu punya simpanan pembalut tidak? Punya ku habis. Aku malas pergi ke minimarket, badanku sakit semua" Rengek Haechan pagi ini
"Ada di lemari ambil saja"
Sudah satu bulan lebih sejak kejadian itu hubungan Jeno Jaemin sudah semakin membaik, Jaemin semakin bisa menguasai dirinya saat serangan paniknya datang. Bahkan kemarin dia pergi menonton film bersama Jeno, walaupun tidak berdua, ada Mark dan Haechan yang mengikuti. hehehe anggap saja double date.
Jaemin merasa aneh ini sudah lama sejak terakhir dia datang bulan. Apa mungkin? Aah tidak mungkin. Jaemin mencoba menyangkal dugaannya. Dia menggeleng gelengkan kepalanya
Drrrttt.....Drrrtttt
Suara telepon masuk di ponselnya mengambil alih atensinya, Jaemin tersenyum lebar melihat nama yang tertera di ponselnya
"Hey yo what's up bro"
"Ini aku bukan ayah" suara Shotaro terdengar dari balik ponsel
"Aigoo Shotaro yang imut, kenapa pagi pagi menelepon?"
"Bunda menyita ponselku....hiks" jelas Shotaro
"Kenapa?"
"Nilai raportku turun" cerita Shotaro
"Hanya turun? Tidak mungkin bunda marah kalau hanya turun sedikit"
"Hiks...terjun bebas kak"
"Hahahaha, kenapa bisa hhmm?"
"Tidak ada kak Nana yang menemani belajar, Sho rindu kak Nana" rengek Shotaro manja
"Belajarlah yang rajin, begini saja kalau saat lulus SHS nilaimu bagus, aku akan mengajakmu berlibur ke Korea. Bagaimana?"
"Janji"
"Iya janji"
"Tapi itu masih lamaaaaa" Shotaro masih terus merengek
"Makanya, belajar yang rajin dari sekarang"
"Sho.. kamu lihat ponsel ayah" terdengar suara ayahnya membuat Jaemin sangat merindukan laki laki itu
"Ini"
"Kamu kan punya sendiri"
"Disita bunda"
"Siapa yang kamu telepon?"
"Kak Nana"
Jaemin hanya diam mendengar percakapan ayah dan adiknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is like that (Nomin GS) END
Hayran Kurgu"Aku minta maaf, sungguh aku minta maaf. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi. Aku janji" -Ljn "Berkali kali memukulmu pun percuma, laki laki brengsek sepertimu tidak akan mengerti" -Hrj "Na, apa kamu yakin Jeno bisa berubah?" -Lhc "Aku lelah Jen...