Chapter 4 - Masalah Dari Penelope

2K 291 32
                                    

Besoknya, berita kematian ibu Claude terdengar di seluruh wilayah Obelia. Kini acara pemakaman untuknya pun diadakan di wilayah pemakaman dekat istana yang disediakan untuk anggota keluarga kekaisaran Obelia yang bukan anggota keluarga inti.

Terlihat banyak orang mengelilingi makam ibu Claude. Setelah beberapa menit, satu per satu orang itu pergi menyisakan beberapa orang saja.

Sesuai prediksiku, dia mati tanpa aku harus mengotori tanganku, batin Anastacius, tapi sorotan matanya nampak sendu.

Acacia dan Achilles diam melihat saja. Tidak ada rasa sedih atau senang yang mereka rasakan, sebab mereka belum pernah bertemu dengan ibu Claude.

Setidaknya beliau sudah berhenti merasakan sakit, batin Felix sedih.

"Ibu," gumam Claude.

"Pangeran, Ibu Anda akan sedih kalau melihat Anda begini." Diana memeluk bahu laki-laki itu.

Bahu Claude bergetar. Dia kemudian memeluk tubuh Diana menyamping, menutupi wajahnya di bahu gadis itu. Kemarin malam Diana dan Felix lah yang menemaninya pada masa-masa kritis ibunya sampai tiada, makanya Claude merasa nyaman dengan Diana.

Sejak kapan Claude dekat dengan penari itu? pikir Anastacius.

Penelope yang juga melihat interaksi Claude dan Diana berpikir laki-laki itu pasti sudah melupakannya. Dia tidak sakit hati, malah senang karena sekarang dia hanya tinggal memutus hubungan pertunangan mereka tanpa harus menjelaskan alasannya kepada Claude. Setelahnya dia akan mengejar Anastacius. Tidak peduli apa kata bangsawan lain dan Anastacius, dia tidak akan menyerah sampai mati.

"Yang Mu--"

"Ayah, ada yang mau aku dan Achilles bicarakan," panggil Acacia menyela ucapan Penelope. "Ayo kita pulang sekarang." Dia menggenggam tangan Achilles dan berjalan bersamanya menjauhi makam itu.

Bukankah itu ucapan yang tidak ada hormatnya sama sekali untuk Kaisar? batin Felix. Dia melirik Anastacius dan terkejut karena pria itu berbalik badan dan mengikuti anak-anaknya.

Anak-anak itu penghalang terbesar dalam tujuanku! batin Penelope.

Di sisi lain, kini Acacia, Achilles, dan Anastacius sudah hampir mencapai gerbang keluar pemakaman tersebut. Tiba-tiba Acacia berhenti di tempat dan berbalik badan membuat Achilles dan Anastacius juga ikut berhenti.

"Ayah, menjauhlah dari nona Judith! Aku dan Achilles sudah bilang kami tidak mau punya ibu tiri," teriak Acacia berekspresi serius.

Achilles melirik adiknya sebentar dan langsung memahami tujuannya kalau Anastacius lebih baik tidak memiliki anak lain selain mereka apalagi kalau itu adalah Jennete yang memiliki sihir hitam dan dapat membuat masalah di masa depan. Dia menatap Anastacius dengan ekspresi serius juga. "Benar! Lagian walaupun ada banyak wanita yang mendekat, kalau Ayah tidak membuka diri, mereka hanya bisa sebatas itu saja."

Anastacius terdiam sesaat kemudian menyeringai. "Apa kalian takut posisi kalian terancam kalau kalian punya saudara tiri nanti? Atau kalian takut akan mendapat siksaan dari ibu tiri seperti di buku-buku dongeng?"

Asap hitamnya semakin besar, batin Achilles dan Acacia memerhatikan asap hitam berbentuk orang di punggung Anastacius. Itu jelas jiwa Aeternitas yang terus memperbesar sihir hitam milik Anastacius.

Kalau mereka merasa terancam, lakukan saja supaya mereka semakin tidak nyaman, bisik Aeternitas.

"Terancam hanya untuk orang yang pesimis, itu bukan seperti kami. Lalu takut disiksa seperti cerita dongeng? Ha. Kalau di masa depan ada kejadian seperti itu. Aku akan membunuhnya sebelum dia melukaiku dan Acacia," ucap Achilles.

Anastacius Childrens [WMMAP Fanfiction] ✔ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang