Chapter 5 - Mendapat Blackie

1.9K 300 10
                                    

"Aku kalah! Dari awal sampai akhir aku merasa dipermainkan. Aku akan memohon kalau itu memang maumu, " ucap Claude.

"Bagaimana bisa ... Yang Mulia berkata seperti itu?" balas Diana.

"Tidak usah pikirkan hal lain. Buatlah keputusan untuk dirimu sendiri! Jangan pergi ... pilih aku. Sekarang pilihlah aku, jangan anak yang menggerogoti nyawamu itu!" teriak Claude.

Acacia menghilangkan sihir tidak terlihatnya lalu memasuki kamar. Claude dan Diana spontan menoleh karena mendengar suara langkahnya.

"Hai Paman, Bibi! Maaf mengganggu. Ah ya maaf juga aku datang tanpa diundang," ucap Acacia tersenyum.

"Tu-Tuan Putri? Kenapa Anda bisa ada di sini?" tanya Diana sambil mengelap jejak air mata di wajahnya.

"Aku memakai sihir. Sebenarnya ini pertama kalinya aku mencoba sihir teleport. Tadi aku membayangkan Bibi Diana karena sudah lama tidak melihat Bibi, terus tiba-tiba sampai sini," jawab Acacia sambil menggaruk pipinya seolah sedang malu. "Ah ya aku tak sengaja mendengar obrolan kalian tadi. Apa maksudnya, nyawa bibi terancam karena mana bayi di kandungan itu? Aku lihat ... mana-nya memang besar dan tidak mungkin bisa ditahan sama manusia biasa sih."

"Anda tidak perlu memikirkan itu, Tuan Putri," ucap Diana tersenyum sendu.

"Tentu saja kupikirkan, ini kan menyangkut nyawa bibi dan calon sepupuku." Acacia menaruh jari telunjuknya di bibir seolah berpikir. "Apa ... kalian mau kubantu? Aku bisa menyelesaikan masalah ini."

Diana dan Claude mengerutkan dahi, berpikir bagaimana cara anak kecil berusia 5 tahun membantu mereka.

"Aku serius. Lihat." Acacia menunjuk ke arah perut Diana. Tiba-tiba cahaya biru yakni mana keluar dari perut itu dan melesat lalu berkumpul di telapak tangan kanan Acacia.

"Diana!" Claude menahan tubuh Diana yang hampir ambruk.

Acacia mengarahkan tangan kirinya ke tubuh Diana, muncul asap putih keemasan yang langsung mengelilingi perut Diana. Itu adalah kekuatan suci yang sekarang sedang digunakannya untuk menstabilkan kondisi janin Diana yang telah kehilangan mana.

Kalau aku hanya penyihir amatir, orang yang kuambil mana-nya atau bahkan aku juga pasti mati. Untung kekuatan suci bisa menstabilkan kondisiku dan janinnya, batin Acacia.

"A-Apa yang terjadi? Aku merasa ada sesuatu yang keluar." Diana memeluk perutnya bergetar.

"Aku mengambil mana bayi Bibi yang menyebabkan masalah ini. Sekarang tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kalau Bibi kuat, Bibi bisa melahirkan dengan selamat. Ah ya sayangnya bayi itu tidak akan memiliki kemampuan sihir," jelas Acacia.

Claude memerhatikan perut Diana yang memang sudah tidak terasa mana dari sana, lalu kekuatan suci tadi juga sudah menghilang. "Yang dikatakan Tuan Putri benar, Diana."

"Benarkah?" Diana menatap haru. "Ah tapi bagaimana dengan sihir a--"

"Tidak penting dia punya sihir atau tidak," sela Claude. Dia lalu beralih menatap Acacia. "Tuan Putri pasti jenius makanya kemampuan Anda sudah sehebat ini meski masih muda. Saya sangat berterima kasih. Tapi apa Anda punya tujuan melakukan ini?"

"Balas budi maksudnya? Aku tidak perlu itu, cukup mana ini menjadi milikku. Aku mau menjadi penyihir yang kuat jadi perlu banyak mana," jelas Acacia tersenyum riang seperti anak kecil. Untuk mengalahkan Aeternitas, lanjutnya dalam hati.

Anastacius Childrens [WMMAP Fanfiction] ✔ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang