Chapter 15 - Aeternitas Lenyap

1.1K 191 21
                                    

Acacia memunculkan petir dari langit menggunakan sihir yang langsung menyerang ke arah kepala Jennete. Angin kencang dimunculkan Achilles, menerbangkan serpihan kayu kereta yang hancur tadi ke arah Jennete. Tapi asap hitam di sekeliling tubuh Jennete membentuk semacam angin putih beliung yang melindunginya dari serangan-serangan tersebut.

"Hei! Ini kesempatan kita untuk mengacaukan konsentrasi mereka supaya tuan putri Jennete--"

DUAR

Belum selesai salah satu ksatria Edlyn itu bicara, petir menyambarnya, dia pun langsung meninggal di tempat dalam keadaan gosong. Melihat itu kelima ksatria lain panik, tapi petir milik Acacia lebih dulu menyambar mereka dan ada juga serpihan kayu yang dikendalikan Achilles langsung menusuk tubuh mereka sebelum mereka sempat berpindah tempat.

Mengerikan sekali, batin Anastacius, Ezra, dan Kenzo merinding melihat keenam ksatria itu langsung mati dalam waktu kurang dari 5 detik.

"Tidak! Jangan bunuh aku!" teriak Jennete. Perasaan takutnya semakin besar melihat serangan-serangan itu, akibatnya dia kemudian kehilangan kesadaran. Angin puting beliungnya pun menghilang tanpa jejak.

Bagus. Sekarang Aeternitas tidak bisa mengendalikannya, batin Achilles dan Acacia.

Acacia dan Achilles menghentikan petir dan angin mereka, kemudian mengangkat masing-masing tangan kanan mereka. Arwah Aeternitas yang terlihat seperti asap berbentuk orang langsung tertarik ke atas, keluar dari tubuh Jennete.

≪•◦ ❈ ◦•≫

Beberapa menit lalu, di tempat lain yakni taman bunga di samping Istana tempat pesta diadakan, Arvin, Aksa, dan Claude berhenti di belakang Marquess Edlyn yang berdiri di hadapan banyak ksatria.

"Apa yang Anda lakukan, Marquess Edlyn?" tanya Aksa dingin.

Marquess Edlyn tersentak kaget dan sontak berbalik badan. "Ah Duke Axelle, kenapa Anda ada di sini?"

"Hanya mengikuti anak Anda yang mengatakan kalau Anda dan tuan putri Jennete berencana membunuh Kaisar, putra mahkota, dan tuan putri Acacia." Aksa memunculkan pedang dengan sihirnya lalu menaruhnya ke dekat leher Marquess Edlyn. "Melihat Anda mengumpulkan para ksatria di sini, sepertinya itu benar. Anda pasti ingin mengurangi penjagaan untuk Kaisar, putra mahkota, dan tuan putri Acacia dalam perjalanan pulang."

Apa? batin Claude dan para ksatria di sana kaget.

"Apa? Kau salah pa--"

"Ya, tebakan Anda benar. Tujuan ayah saya mengumpulkan para ksatria memang begitu," sahut Arvin.

"Arvin!" bentak Marquess Edlyn menatap tajam putranya.

"Apa? Jangan menatapku begitu, tapi tataplah pedang Duke Axelle yang berada di samping lehermu itu dan dapat memenggalmu kapan saja," balas Arvin sinis.

Marquess Edlyn mengepalkan tangan. Dia lalu bergeser cepat ke belakang Duke Axelle dan menendang kaki kiri Aksa membuatnya jatuh berlutut.

Tapi selanjutnya Marquess Edlyn tiba-tiba melayang dengan leher yang tertarik ke atas sehingga ia merasa tercekik. Dia dapat melihat Claude mengangkat tangan kanannya, sehingga ia menyadari kalau adik Kaisar itulah yang melakukan ini padanya dengan memakai sihir.

"Kau berniat mencelakai kakakku dan kedua keponakanku?" Sorotan mata Claude berkilat dingin.

"Yang Mulia Duke Avilash, tolong turunkan ayah saya. Dia bisa mati kalau terus dalam posisi begitu. Nanti impian saya untuk membunuhnya tidak akan tercapai!" ucap Arvin.

Claude melirik Arvin datar, kemudian menjatuhkan Marquess Edlyn yang berada cukup tinggi di udara tadi.

"Akh," ringis Marquess Edlyn.

Anastacius Childrens [WMMAP Fanfiction] ✔ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang