Epilog

1.4K 181 20
                                    

Sepuluh tahun kemudian.

Di Istana Garnet. Saat ini, Dalbert, Aksa, Roger, Anastacius, Claude, Diana, Elvano dan Clarissa duduk melingkari meja sambil meminum teh dan menikmati dessert.

"Jennete, duduk sini! Perutmu itu pasti sangat berat," ucap Anastacius menarik kursi di sebelahnya.

Jennete yang saat ini memegang tangan seorang balita perempuan berambut hitam dengan iris mata biru permata spontan menoleh. Dia kemudian menggendong anak itu.

"Jennete, biar aku saja yang gendong," ucap Izekiel.

"Akan lebih baik kalau kau bisa menggantikannya membawa bayi kalian di perutnya itu saja," keluh Anastacius. Aku masih tidak percaya Jennete menikah dengan anak anjing putih itu. Karena mereka saling menyukai, aku tidak bisa menolak pernikahan mereka satu tahun lalu, batinnya.

Lucas yang menyenderi pohon di dekat situ terkekeh pelan. "Dengan sihir saya bisa mengubahnya."

Athanasia yang berdiri di sebelah Lucas langsung memukul kepala suaminya itu, dia dan Lucas memang sudah menikah dua tahun yang lalu. "Nanti tidak ada jalan keluarnya!"

"Iya-iya, aku cuma bercanda," ucap Lucas mengelus kepalanya.

Untunglah, batin Roger dan Izekiel menghela nafas lega.

Athanasia memutar bola mata malas dan beralih mengambil anak kecil yang digendong Jennete. "Biar aku yang menggendongnya."

"Mama!" panggil anak kecil itu.

"Iya-iya, ini Mama Freya. Freya tadi senang bermain dengan bibi Jennete?" ucap Athanasia diangguki semangat anak tunggalnya itu yang berusia satu tahun lima bulan.

Keluarga anakku sangat manis, batin Diana mengelap air mata haru.

Aku masih tidak percaya menyetujui Athanasia menikahi penyihir tua itu. Jika Athanasia dan Diana tidak mogok makan karena ngambek, aku pasti tidak akan pernah merestuinya, batin Claude menghela nafas panjang.

"Kakek!" Freya mengulurkan tangannya kepada Claude.

Athanasia yang paham pun menaruh Freya di pangkuan Claude. Anak kecil itu lalu menyenderkan tubuhnya di dada Claude dan perlahan tertidur.

Apa dada ayah seempuk itu? batin Athanasia tersenyum canggung.

Anastacius melihat Claude yang mengelus rambut Freya. Dia seketika mengingat kedua cucunya. "Di mana Athens dan Arthur?"

"Kami di sini!" Dua anak kecil laki-laki muncul di belakang Anastacius dari balik semak-semak.

Anastacius mengelus dadanya kaget. "Astaga, bocah-bocah nakal kalian mengagetkan saja," ucapnya yang ditanggapi tawa pelan anak-anak itu.

"Arthur, kenapa kau berantakan sekali?" tanya Elvano.

Anak laki-laki berusia 9 tahun yang memiliki rambut perak dengan iris mata biru permata, Arthur Axelle berjalan mendekati Elvano yang duduk di samping Aksa. "Tadi aku mengumpulkan bunga untuk mama tapi jatuh ke semak-semak."

Aksa membuang daun-daun yang menempel pada rambut Arthur. "Lain kali hati-hati atau suruhlah pelayan saja, kau bisa terluka terkena akar tajam semak-semak. Mamamu nanti bukannya senang menerima bunga itu tapi malah sedih kau terluka."

"Baik. Maaf, Kakek," ucap Arthur.

Anak laki-laki berusia 9 tahun yang memiliki rambut pirang dengan iris mata biru permata, Athens De Alger Obelia memeluk ibunya, Clarissa. "Ibu, tadi aku menemani Arthur mencari bunga untuk bibi Acacia. Setelah itu kami mencari bibi tapi tidak ketemu. Bibi juga tidak ada di sini ya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anastacius Childrens [WMMAP Fanfiction] ✔ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang