Chapter 17 - Pertunangan

1.1K 173 28
                                    

"Berarti ucapan Anda tadi serius?" tanya Clarissa menunduk.

"Tentu saja! Hanya laki-laki brengsek yang main-main soal perasaan dan pernikahan, aku tidak seperti itu," jawab Achilles berekspresi serius.

Clarissa menyembunyikan kepalanya di dada Achilles. "Saya mau menjadi permaisuri Anda. Saya sebenarnya ... juga mencintai Anda," cicitnya.

Wajah Achilles memerah. Dia lalu memeluk Clarissa. "Benarkah?"

"Hm," deham Clarissa, sekarang wajahnya mirip sekali tomat merah.

Dasar anak-anak muda tidak tahu di mana tempat menyebar keromantisan, batin semua orang di sana.

"Ya-Yang Mulia Putra Mahkota, Tuan Putri." Jennete mendekati kasur lalu berlutut. "Maafkan saya. Saya tidak bermaksud berbuat seperti itu. Saya terus mendengar kata-kata aneh dan tubuh saya bergerak tanpa sadar."

"Aku mengerti itu bukan sepenuhnya salahmu, jangan cemas," ucap Acacia tersenyum menenangkan.

Yah ... meski awalnya aku ingin sekali membunuhnya. Sekarang kupikir dia juga berhak bahagia, batin Achilles mengangguk. "Kami akan bersikap bijak. Jadi kau tidak akan dituntut."

Jennete mendongak dengan mata berkaca-kaca. Dia kemudian beralih menatap Arvin dan Clarissa. "Tuan muda Edlyn, nona Edlyn, saya tahu ucapan maaf saya tidak akan bisa mengembalikan nyawa ibu kalian. Tapi saya tetap ingin bilang, mohon maafkan saya."

"Yah ... sebenarnya saya tidak peduli. Kalaupun ibu saya tidak Anda bunuh, saya yang akan membunuhnya sendiri karena dia pasti akan ikut dalam pemberontakan," balas Arvin.

Clarissa menghela nafas pelan. "Tiga hari lalu saya mendengar kalau Anda dirasuki makanya berbuat seperti ini. Jadi saya mengerti, tidak perlu minta maaf atas kesalahan yang tidak Anda perbuat."

Anastacius membantu Jennete berdiri. "Jennete, maaf atas ucapanku di kereta waktu itu. Sekarang aku sadar kau tidak pantas menanggung dosa ibumu. Mulai hari ini kau akan diperlakuan selayaknya tuan putri."

"A-Ayah." Jennete memeluk ayahnya sambil menangis tanpa suara. A-aku bahagia, batinnya bergetar.

Akhirnya semua masalah selesai, batin Achilles dan Acacia.

≪•◦ ❈ ◦•≫

Seminggu kemudian. Hari ini Achilles dan Clarissa bertunangan di Istana. Terlihat sepasang kekasih itu saling memasangkan cincin. Setelahnya suara tepuk tangan terdengar meriah.

Kedua tokoh utama pesta itu lalu menuju ke tengah aula dan mulai berdansa saat musik waltz diputar.

"Clarissa," panggil Achilles.

"Ya?"

"Aku mencintaimu."

Clarissa berdeham saja sambil memalingkan wajahnya yang memerah.

"Clarissa, aku mencintaimu."

"Hm."

"Aku mencintaimu."

"Achilles, berhenti. Kenapa kau terus mengulanginya?" tegur Clarissa kesal bercampur malu.

"Karena kau tidak membalasnya," jelas Achilles cemberut.

Anastacius Childrens [WMMAP Fanfiction] ✔ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang