Enam tahun berlalu. Kini usia Achilles dan Acacia adalah dua puluh tahun, sementara Athanasia 14 tahun.
Saat ini di Istana diadakan pesta debutante dengan tokoh utamanya adalah Athanasia. Anastacius yang mempersiapkannya, katanya untuk keponakan tersayangnya, memang hubungannya dengan Claude sudah lama membaik.
Kini terlihat Athanasia dan Claude baru saja selesai berdansa di tengah aula, suara tepuk tangan seketika terdengar meriah. Mereka berdua kemudian melangkah menuju ke pinggir aula di mana Acacia, Achilles, Anastacius, dan Diana berada.
"Mereka seperti lukisan," ucap Diana mengelap air mata haru.
"Padahal dansa debutante pertama dengan ayah sendiri itu kampungan. Seharusnya Achilles yang menjadi partner dansa Athanasia karena Athanasia tidak punya tunangan," komentar Anastacius.
Untung bukan aku, atau kakiku akan bengkak karena diinjak Athanasia saat berdansa, batin Achilles.
"Bilang saja kau iri karena dulu tidak menjadi orang pertama, bahkan tidak berdansa sekali saja dengan Acacia," balas Claude tersenyum remeh.
Anastacius menatap sinis Claude. "Untuk apa aku iri dengan hal tidak berguna begitu?"
"Athanasia selamat atas debutante-mu. Gerakan dansamu tadi sangat memukau! Apalagi saat ayahmu mengangkatmu di udara," ucap Acacia tersenyum lebar, tidak memedulikan aura panas dari ayahnya dan Claude yang sedang berlomba tatapan petir.
"Terima kasih, Kak," balas Athanasia tersenyum. Padahal tadi itu akibat aku hampir jatuh setelah menginjak kaki ayah, batinnya canggung.
Susunan acara kedua adalah dansa gadis bangsawan dengan partner-nya yang telah dimulai sejak tadi. Acacia dan Achilles terdiam fokus melihat asap hitam besar dari tubuh seorang gadis berambut coklat yang sekarang sedang berdansa bersama Arvin.
Jennete, batin Achilles dan Acacia mengenali siapa gadis itu.
Tarian kedua selesai. Maka susunan acara selanjutnya adalah tarian gadis-gadis bangsawan yang debutante.
"Pergilah." Claude mendorong pelan punggung Athanasia ke depan.
Athanasia tersenyum. "Baiklah. Oh ya terima kasih sudah bersedia menjadi partner dansaku Ayah, karena inilah hari ini menjadi hari yang sangat berarti bagiku. Ah dan terima kasih juga Paman karena menyiapkan pesta yang sangat memukau ini untukku." Dia kemudian pergi dari sana.
"Athanasia sudah besar," ujar Diana tersenyum haru.
"Terima kasih atas pesta ini, Anastacius," ucap Claude pelan.
Anastacius masih bisa mendengar ucapan Claude, seketika ia mengulas senyuman tipis. "Sama-sama."
Suasana yang harmonis sekali. Sayang sekali sebentar lagi akan muncul pengacau, batin Achilles dan Acacia.
"Yang Mulia." Duke Alpheus berjalan mendekati lokasi mereka. "Salam hormat kepada matahari Obelia," ucapnya membungkuk hormat saat sudah berhenti di depan Anastacius.
"Ada apa? Kalau kau ingin berkicau omong kosong seperti biasa, pergilah. Jangan merusak suasana hatiku," balas Anastacius datar.
"Saya bukan ingin menyampaikan omong kosong, tapi ini jelas akan merusak suasana hati Anda." Roger berdiri tegak kembali. "Saya ingin memberitahu kalau 'anak itu' berada di sini, melaksanakan debutante-nya. Meski sudah 6 tahun berlalu, saya masih mengingat jelas rupanya."
"Dia memang seusia Athanasia sih," gumam Anastacius.
Musik ketiga berakhir, menandakan tarian gadis-gadis bangsawan itu sudah selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anastacius Childrens [WMMAP Fanfiction] ✔ End
FanfictionDua orang anak kembar terlahir kembali ke dunia manhwa yang pernah mereka baca yakni who made me a princess. Tapi mereka terlahir sebagai anak villain, anak dari Anastacius De Alger Obelia yang tidak pernah disebutkan dalam manhwa atau novelnya. Kin...