Achilles dan Acacia membuka kelopak mata mereka. Langit biru adalah hal pertama yang mereka lihat. Mereka kemudian bangkit duduk dan saling berpandangan.
"Lah kita di mana?" tanya mereka bersamaan. "Ya mana kutahu."
Achilles dan Acacia menghela nafas panjang. Mereka kemudian bangkit berdiri. Tiba-tiba indra pendengaran mereka menangkap suara nyanyian yang sangat merdu dari suatu arah. Mereka berdua spontan berjalan menuju sumber suara tersebut.
Mereka melihat sumber nyanyian tadi berasal dari seorang wanita yang duduk di bawah pohon rindang.
"Mama?" Achilles dan Acacia membulatkan mata terkejut karena wajah wanita itu persis seperti ibu mereka yang mereka lihat saat bayi.
Wanita itu tersentak dan berhenti bernyanyi. Dia menoleh. "Kalian ... anak-anakku?"
"Eh? Beneran mama?" tanya Achilles dan Acacia.
Wanita itu menatap berkaca-kaca dan menepuk tanah di sebelahnya. "Benar, ini Mama. Duduklah."
Acacia dan Achilles berpandangan sebentar lalu menggeleng. Mereka kembali menatap wanita itu. "Mama kami sudah meninggal. Kau siapa?"
"Aku serpihan jiwa mama kalian yang selama ini mengalir pada sebagian kecil kekuatan suci kalian. Kalian tidak tahu kan kalau kekuatan suci kalian sebenarnya ditambah mama kalian lagi? Makanya kalian tidak mewarisi sihir hitam ayah kalian," jelas wanita itu.
"Jadi ... kau sama saja mama kami?" tanya Acacia.
"Ya. Lydia menaruh serpihan jiwanya yakni aku agar dirinya dapat bertemu kalian sekali dan dapat mendorong kalian tetap hidup lalu akhirnya menghilang sepenuhnya," jelas Lydia.
"Apa maksudnya Mama mendorong kami tetap hidup dan menghilang sepenuhnya?" tanya Achilles.
"Kalian hanya bisa bertemu denganku jika kalian sekarat. Tugasku di sini adalah mendorong kalian untuk terus berusaha bertahan hidup kemudian akhirnya menghilang sepenuhnya. Dengan begini aku juga bisa bertemu kalian lagi meski hanya sekali," jelas Lydia tersenyum sendu.
Acacia dan Achilles berpandangan sebentar lalu mengangguk. Mereka kemudian duduk di kanan-kiri Lydia.
"Jadi kami sekarat sekarang? Lalu bagaimana Mama membantu kami bertahan hidup?" tanya Acacia.
"Melihat kondisi tubuh kalian di luar sekarang, caranya dengan menahan kalian di sini dan tidak membuat kalian merasa ingin mati sampai kondisi tubuh kalian baik-baik saja," jawab Lydia.
"Berapa lama?" tanya Achilles.
"Em ... tidak tahu," jawab Lydia.
Acacia menghela nafas pelan. "Kalau sangat lama, kami pasti akan berpikir lebih baik mati saja. Jadi Mama ada di sini untuk menemani kami supaya kami tidak berpikir seperti itu, kan?"
"Benar! Anak mama pintar sekali." Lydia mengelus rambut Acacia.
Acacia tersenyum kecil kemudian menyenderi bahu Lydia. Melihat itu, Achilles melakukan hal yang sama. Mata Lydia seketika menjadi berkaca-kaca. Lydia lalu merangkul masing-masing pundak kedua anaknya.
"Mau lihat cerita sedih?" tanya Lydia.
Acacia dan Achilles mengerutkan dahi heran. Bukankah harusnya 'dengar' bukan 'lihat'? pikir mereka.
"Ini masa lalu Mama, lebih tepatnya kehidupan pertama kita," ucap Lydia.
Acacia dan Achilles membulatkan mata kaget. Jadi ini maksudnya Lucas dulu kalau kami sudah mengalami tiga kehidupan! batin mereka.
"Jadi kalian mau lihat atau tidak?"
"Mau!" jawab Acacia dan Achilles.
Lydia mengangkat tangan kanannya ke depan. Muncul layar lebar yang memperlihatkan semacam film di hadapan mereka. Di layar terlihat Lydia memeluk kedua bayinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anastacius Childrens [WMMAP Fanfiction] ✔ End
FanfictionDua orang anak kembar terlahir kembali ke dunia manhwa yang pernah mereka baca yakni who made me a princess. Tapi mereka terlahir sebagai anak villain, anak dari Anastacius De Alger Obelia yang tidak pernah disebutkan dalam manhwa atau novelnya. Kin...