Chapter 11 - Debutante Acacia

1.3K 206 25
                                    

Acara kemudian dilanjutkan dengan dansa gadis-gadis bangsawan berusia 14 tahun bersama partner mereka.

"Kak, kau tidak menemani Clarissa berdansa?" tanya Acacia.

"Tidak. Partner dansanya kakaknya tuh." Achilles menunjuk Clarissa yang menari bersama Arvin. Dia tahu rupa Arvin karena dulu pernah melihatnya saat sekali berkunjung ke kediaman Edlyn untuk menjemput Clarissa ke Istana dalam langkah PDKT-nya.

"Itu kakaknya? Dia ganteng," komentar Acacia.

"Ingat Elvano, dasar fuckgirl," tegur Achilles.

"Hei hanya karena kubilang ganteng, bukan berarti suka. Kau tahu sendiri kalau aku selalu mengagumi wajah tampan. Lagian sejak kecil aku sudah menargetkan Elvano sebagai jodohku, itu tidak akan berubah!" balas Acacia.

Menargetkannya sebagai jodoh? batin Anastacius menatap tidak percaya.

Acacia dan Achilles terdiam sesaat ketika menyadari sesuatu, ada sihir hitam di pundak Clarissa dan Arvin.

"Kau lihat itu?" Achilles dan Acacia menunjuk Clarissa dan Edlyn. "Ah penglihatan kita benar!"

Dalbert merangkul pundak Achilles dan Acacia dari belakang, kemudian sedikit menunduk. "Maksud kalian sihir hitam di pundak nona dan tuan muda Edlyn, kan? Paman melihatnya juga. Dilihat dari besarnya, itu hanya 'noda' akibat seorang pengguna sihir hitam yang pernah berada di dekat mereka. Sebenarnya tadi Paman juga melihat Marquess Edlyn memiliki 'noda' itu," ucapnya pelan.

"Tapi siapa pengguna sihir hitam itu?" tanya Achilles.

"Jangan-jangan ... Jennete! Kemarin kau bilang Countess Rosalia kembali ke kediamannya sendirian saja, kan? Dia mungkin menitipkan Jennete di kediaman Edlyn. Lalu apa kau dengar berita Marchioness Edlyn meninggal kemarin karena penyakit? Bukankah itu aneh karena selama ini tidak ada gosip dia punya penyakit? Dia pasti mati karena dibunuh Jennete dengan sihir hitam lalu anak itu mengancam akan membunuh keluarga Edlyn yang lain juga kalau tidak membantunya," jelas Acacia.

"Tapi tidak mungkin anak polos itu membunuh seseorang. Ah, kecuali ada setan yang merasukinya seperti Aeternitas," balas Achilles.

"Tunggu, siapa Jennete? Dan kenapa kalian menyebut nama kakek moyang kalian dari tadi?" tanya Dalbert.

"Ceritanya panjang dan kami malas menjelaskannya. Pokoknya Paman tidak perlu memikirkannya, aku dan Acacia akan menyelesaikan masalah ini," balas Achilles.

"Hei, sebenarnya apa yang kalian bicarakan dari tadi sampai berbisik-bisik?" Anastacius menghela nafas pelan, lalu mendorong punggung Acacia. "Ah ya, pergilah Acacia. Ini waktunya tarian bersama seluruh anak perempuan yang debutante."

"Hm, baiklah. Ngomong-ngomong, terima kasih sudah mengadakan pesta ini dengan sangat memukau, Ayah. Aku sangat menikmatinya," ucap Acacia tersenyum cerah, kemudian menjauh dari sana.

"Sepertinya kau menjadi ayah yang sangat baik," ucap Claude tiba-tiba.

Anastacius melirik Claude kemudian menyeringai tipis. "Tentu saja."

Hubungan mereka semakin membaik ya, batin Achilles. "Ayah, aku mau pergi berbaur dengan bangsawan lain." Dia kemudian pergi dari sana.

Anastacius Childrens [WMMAP Fanfiction] ✔ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang