Hari berganti. Saat ini, Achilles dan Acacia berada di taman Istana Azure bersama Ezra dan Kenzo. Di depan mereka juga berdiri dua anak kecil yang kemarin ditetapkan menjadi teman bermain mereka.
"Saya Elvano Axelle memberi salam kepada Yang Mulia Putra Mahkota dan Tuan Putri Pertama," ucap anak laki-laki berambut perak dengan iris mata biru muda.
Masih tampan aku, pikir Achilles memerhatikan Elvano.
"Nama saya Clarissa Edlyn. Suatu kehormatan terpilih menjadi teman bermain Yang Mulia Putra Mahkota dan Tuan Putri Pertama," ucap anak perempuan berambut hijau dengan iris mata hijau juga.
"Namaku Acacia De Alger Obelia. Salam kenal," balas Acacia ramah.
Achilles maju meraih tangan kanan Clarissa dan mencium punggung tangannya. "Namaku Achilles De Alger Obelia." Dia melepaskan tangan Clarissa lalu melirik Acacia. "Acacia, untuk hari pertama aku akan dengan nona Edlyn. Terus kau dengan tuan muda Axelle. Besoknya kita gantian. Untuk seterusnya baru berempat."
"Baiklah," balas Acacia.
Achilles mengangkat tangannya ke depan. "Ayo Nona muda Edlyn."
"Ah baik." Clarissa meraih uluran tangan itu.
Achilles, Kenzo, dan Clarissa lalu pergi menuju danau istana, meninggalkan Acacia, Ezra dan Elvano.
"Ayo ikut aku," ajak Acacia mulai melangkah.
Elvano hanya diam mengikuti Acacia dari samping, sedikit di belakang. Sementara Ezra mengikuti mereka berdua lumayan jauh dari belakang.
Kenapa dia pendiam banget sih? Aku jadi bingung membuat topik obrolan! batin Acacia.
Acacia berhenti ketika melihat sebuah bunga mawar yang sangat merah. Karena tertarik, dia langsung meraih tangkainya sehingga duri-duri bunga itu menggores telapak tangannya.
"Tuan Putri!" Elvano menahan tangan Acacia dan menariknya mundur.
"Tuan Putri tidak apa-apa?" tanya Ezra memegang bahu Acacia.
"Aku tidak apa-apa." Acacia melepas genggaman Elvano dan pegangan Ezra. Asap putih keemasan kemudian muncul mengelilingi telapak tangannya dan menyembuhkan lukanya.
Ah ya, tuan putri punya kekuatan suci. Tapi tetap saja seharusnya aku lebih waspada, batin Ezra murung.
Acacia menyadari perasaan Ezra. "Ini salahku sendiri. Tidak usah merasa bersalah, Ezra."
"Lain kali saya akan lebih waspada!" balas Ezra tegas.
"Ya, ya," balas Acacia tersenyum tipis. Rasanya aku mau punya kakak seperti Ezra. Achilles kadang aja pengertian, lebih sering menyebalkan, batinnya.
"Saya tahu luka itu bisa secepatnya sembuh karena kekuatan suci. Tapi tetap sakit, kan? Anda hebat tidak menangis. Gadis-gadis bangsawan yang pernah saya temui saat terluka biasanya akan menangis kencang lalu berlari ke ibu mereka selayaknya anak manja," ujar Elvano datar.
Acacia terkekeh pelan. "Aku tahu kau kehilangan ibumu sejak lahir. Apa karena itu kau sekarang mengungkap rasa irimu terhadap anak-anak itu yang bisa memeluk dan mengadu kepada ibu mereka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Anastacius Childrens [WMMAP Fanfiction] ✔ End
FanfictionDua orang anak kembar terlahir kembali ke dunia manhwa yang pernah mereka baca yakni who made me a princess. Tapi mereka terlahir sebagai anak villain, anak dari Anastacius De Alger Obelia yang tidak pernah disebutkan dalam manhwa atau novelnya. Kin...