13. Raja Ular Biru 2 (flash back)

1K 110 5
                                    

Jeff yang sudah di tusuk oleh Javier keadaan nya sekarat.

"Aku akan kembali Javier! Anak-anak ku lah yang akan menang dan menggulingkan tahta mu." Jeff bersusah payah berbicara dengan nafas tercekal.

Rasa nya sangat sakit hampir di seluruh tubuh nya karena sekarang Jeff hanya siluman ular biasa tidak ada lagi kekuatan leluhur yang berada pada tubuh nya membuat nya harus meregang nyawa.

Jeff melihat ke arah langit malam guntur saling bergelegar melihat bagaimana menyedihkan nya Jeff, di sisa tarikan nafas nya lelaki itu tersenyum kecil.

"Ku mohon lindungilah mereka Tuhan, jika bukan untuk ku maka lakukan untuk salah satu anak ku yang akan melanjutkan tahta ku." Nafas Jeff mulai melambat dia memejamkan kedua mata nya.

Pahlawan sekaligus suami Aluna sudah menghembuskan nafas terakhirnya dengan wajah tersenyum menatap langit membuat Javier yang benci melihat itu langsung menendang kepala Jeff dengan amat keras.

"Kau tidak boleh mati begitu saja sialan! Aku belum puas untuk segala nya. Bangun Jeff! Lawan aku! Kenapa kau malah memberikan inti roh mu pada manusia bodoh itu hah?!" Ucap bertubi-tubi Javier sembari terus menendang dan memukul tubuh Jeff.

Sedangkan Aluna, Mahen dan Elis melarikan diri mereka akan pergi ke gerbang pintas dunia.

Jeff sudah merencanakan semua nya dengan Aluna yang harus kembali ke dunia manusia bersama orang kepercayaan nya.

Aluna di tarik oleh Mahen untuk terus mengikuti mereka, Aluna bahkan meringis sakit saat perut nya seakan-akan ingin meledak.

"Panglima Mahen tolong tunggu sebentar, perut ku sakit." Pinta Aluna dengan peluh yang membanjiri wajah nya.

Nafas Aluna tidak beraturan, dia memegangi perut nya rasa mulas sangat terasa tapi Mahen dan Elis seperti tidak perduli.

"Hiks, tolong berhenti sebentar Elis. Perut ku sangat sakit." Aluna mencoba meraih tangan Elis namun pelayan itu malah menjauh dari Aluna.

Aluna bingung, ada apa ini kenapa tingkah mereka berdua seperti ini? Dia menatap ke arah belakang dimana keberadaan Jeff? Tidak mungkin kan dia mati di tangan Javier?

Pikiran itu terus melayang di kepala Aluna, wanita itu bahkan tanpa sadar meneteskan air mata nya dia tidak menyangka semua ini akan terjadi.

"Panglima Mahen bagaimana dengan keadaan Yang Mulia? Kenapa dia tidak menyusul?" Tanya Aluna pada Mahen, lelaki itu kini tengah melihat ke arah hutan lebat.

"Bagaimana aku tahu, mungkin sudah mati karena di bunuh oleh Javier." Kekeh Mahen dia melihat ke arah Aluna.

Wanita itu sangat menyedihkan, kaki nya di penuhi luka dan yang lebih parah nya adalah perut besar itu yang seperti akan pecah.

Aluna kaget dengan pernyataan yang di berikan Mahen bagaimana bisa lelaki itu berkata buruk.

"Kenapa kau berkata begitu panglima?"

"Ya memang itu kenyataan nya manusia bodoh! Elis segera bantu wanita ini melahirkan bayi-bayi manusia nya! Aku akan membunuh mereka semua." Perintah Daren seraya mengacungkan pedang nya ke arah Aluna.

Deg.

Hati Aluna bergemuruh, Mahen dan Elis berkhianat? Kenapa? Apa yang akan mereka lakukan pada nya.

"Apa yang kalian bicarakan? Lancang sekali kau panglima Mahen! Jika Jeff mendengar dia akan langsung menebas leher mu."

Elis mendekat langsung menarik tangan Aluna menuju semak-semak, Aluna berontak dia tidak akan melahirkan anak-anak nya jika akhirnya harus di bunuh oleh mereka lebih baik memilih mati bersama.

"Kenapa kalian sangat jahat?" Teriak Aluna terus meronta untuk melarikan diri.

"Manusia seperti mu sangat tidak tahu di untung! Bangsa ular tidak akan memiliki keturunan dari manusia manapun! Maka dari itu kami harus membunuh pewaris mu." Elis menampar pipi kiri Aluna dengan keras.

Wajah Aluna tertoleh ke samping, sudut bibir nya berdarah dia menatap ke arah Elis yang sedang berkilat marah.

"Aku terpaksa mengikuti segala perintah mu demi bertahan hidup di istana ular tapi karena kau juga akhirnya bangsa ular akan punah sialan." Elis menjambak rambut panjang Aluna membuat wanita hamil itu kesakitan.

"Kenapa aku harus membantu nya melahirkan Mahen? Biarkan saja dia mati dengan sendiri nya dan anak-anak pasti ikut mati." Elis berdecak sebal menatap Mahen.

"Kau bodoh? Anak-anak itu siluman ular! Jika inang nya mati maka mereka tidak akan mati! Harus di lenyapkan satu-persatu." Mahen mendekat dengan pedang panjang berada di tangan nya.

"Lahirkan anak itu! Kau akan melihat bagaimana aku membunuh anak-anak mu." Desis Mahen ikut menjambak rambut hitam Aluna dan dalam hitungan detik dia memotong rambut indah Aluna menjadi sebahu.

Srak.

Suara pedang beradu dengan banyak nya rambut membuat Elis terkejut, dia menatap Mahen.

"Kenapa memotong rambut nya sialan? Jeff akan sangat marah."

"Jeff sudah mati Elis kau lupa?" Kedua nya tertawa terbahak sementara Aluna menatap rambut yang terjatuh di atas tanah basah itu.

Ingatan nya kembali hadir saat sedang menghabiskan waktu berdua dengan Jeff di balkon istana.

Saat itu Jeff tengah menyisir rambut panjang sang istri dengan sangat pelan dan hati-hati sesekali mendarat kan kecupan hangat di sana.

"Rambut ini sangat indah Ratu." Puji Jeff pada Aluna yang kini tengah mengelus perutnya.

"Apa kau suka yang mulia Raja?" Tanya nya menghadap ke arah Jeff.

"Ya, mereka melengkapi wajah cantik mu." Jeff tersenyum sangat manis lalu mencium pipi kanan Aluna.

"Baiklah karena kau suka mungkin aku bisa mempertimbangkan sesuatu."

Jeff penasaran, "Sesuatu seperti apa?"

"Eum misal nya aku tidak akan memotong rambut panjang ini."

Jeff tertawa dia memegangi perut nya, "Lalu bagaimana jika anak-anak kita sudah lahir? Mungkin terlihat sangat merepotkan dengan rambut panjang sayang."

"Tidak juga, kan aku punya suami yang bisa di andalkan untuk menyisir rambut ini." Aluna tersenyum dia memegang kedua tangan Jeff lalu mencium nya.

"Setelah melewati banyak waktu, aku bersyukur karena bisa bertemu dengan mu. Ya walaupun kejadian awal nya sangat membuat ku kaget. Kau adalah salah satu keberuntungan yang ku miliki." Jeff menatap dengan mata mengecil, dia sangat bahagia.

"Terima kasih karena sudah menerima ku sebagai suatu keberuntungan yang kau miliki, Jangan potong rambut mu jika ada aku yang akan selalu menyisir rambut mu ya?"

Aluna mengangguk dia memeluk erat pinggang Jeff menenggelamkan wajahnya di dada lebar suami nya, rasa nya dia menjadi orang paling bahagia.

.

Lamunan Aluna tersadar karena Elis menarik nya kembali menuju semak-semak kali ini tidak ada perlawanan dari Aluna dia terdiam cukup lama.

"Bunuhlah aku saja! Jangan bunuh anak-anak ku Elis. Mereka tidak bersalah, aku yang menjadi inti masalah disini maka dengan membunuh ku kalian akan tetap aman."

.












Khusus flashback, karena di cerita Raja ular biru ga di jelaskan lebih dalam tentang mereka maka di cerita ini semua akan di bahas pelan-pelan.

Jadi menurut kalian Elis dengerin saran dari Aluna buat ga bunuh para pangeran atau ada rencana lain guys??

Komen dong, spam komen ya.


Jgn lupa vote + komen serta follow akun ku.

Ku liat juga mulai byk readers di sini but ga vote ya :(( sedih sih kalau boleh jujur karena nulis juga butuh ide.

Usahakan ya kalau suka dgn cerita nya vote sebagai apresiasi kalian😺

Thank you, good night🌠

Raja Ular Biru 2 - Jung Jaehyun Ft. Nct DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang