"Harun! Ih, jangan cepet-cepet kenapa jalannya, gue males lari-lari, anjir!"
"Gue cepet karena gue ada urusan."
"Ck, urusan sama siapa, sih? Kebelet boker lo?"
"Gundulmu! Gue udah boker tadi pagi-pagi."
Sampai di kelas, Harun melemparkan tasnya ke meja dan segera keluar dari kelas.
"Anjir, Harun, tungguin gue!" Jevan yang masih bingung pun kembali mengikuti Harun.
"Jangan ikut gue!"
"Lah, kok gitu?" Harun mengentikan langkahnya.
"Ini urusan laki, lo nggak usah ikut."
"Heh, setan! Lo kira gue bencong? Gue juga laki, anjir!"
"Oh iya. Udah intinya jangan ikut, disini aja!"
Jevan merengut kesal, dia pun memilih duduk di bangkunya dan memandang Harun yang mulai keluar kelas.
Sementara itu, Harun berjalan tergesa-gesa menuju kelas sebelah -10 IPA 2-.
"SATRIA!!!" teriak Harun begitu memasuki ruang kelas IPA 2.
Semua yang berada di kelas itu terperanjat, bingung kenapa ada murid kelas sebelah yang datang-datang malah berteriak.
Brak!
"Maksud lo apa?! Maksud lo apa ninggalin Jevan di deket Grand Del Mar?! Lo mau bikin dia celaka?!" Harun membentak Satria.
Mendengar pernyataan Harun, seisi kelas 10 IPA 2 tertegun kemudian saling berbisik.
"Bukannya Grand Del Mar banyak penculik sama begal, ya?"
"Serius Satria ninggalin anak kelas sebelah itu disitu? Jahat banget, sumpah!"
"Gila, itu kalo kenapa-kenapa gimana? Banyak kejadian kriminal disitu, woy!"
Seperti itulah beberapa bisikan yang Harun dengar.
"Ikut gue!"
"Enggak! Kenapa? Lo malu?"
"Anj- ikut gue, bacot!"
Mau tak mau Harun pasrah ditarik keluar kelas oleh Satria dan menuju belakang sekolah yang cukup sepi.
Harun menghempaskan tangannya, melepas genggaman tangan Satria di pergelangannya.
"Berani-beraninya, ya, lo ninggalin Jevan disana!"
"Emang kenapa?"
"Idiot! Jevan sahabat gue, lo hampir bikin dia celaka dengan nurunin dia di deket Grand Del Mar!"
"Dia udah gue kasih ongkos buat naik bis, kok, pasti dia aman, lah!"
Bugh!
Harun mendorong bahu Satria, membuat remaja sebayanya itu harus mundur beberapa langkah.
"Udah gila, ya, lo? Dia hampir diculik kalo gue nggak datang tepat waktu, dan dengan santainya lo bilang dia aman? Dimana otak lo?!"
"Lagian, lo percuma kasih ongkos ke dia kalo dia sendiri nggak tau harus naik bis apa, dan lo sendiri nggak kasih tau dia apa-apa. Dia nggak pernah ke daerah itu, bahkan orang tuanya pun ngelarang dia kesana, tapi bisa-bisanya lo malah turunin dia di tempat kayak gitu. Sebenernya apa yang ada di otak lo, ha? Pergi tanpa alasan yang jelas, dan nurunin orang seenaknya di tempat yang bahkan terkenal berbahaya itu!"
"Naksir?"
Harun mengerutkan alisnya bingung. "Maksud lo?"
"Lo naksir, kan, sama Jevan?" Harun semakin mengerutkan alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE || HyunJeong ft. TXT
Romance"Hesa, gue titip ini, tolong kasih ke Jevan kalo menurut lo waktunya udah tepat." -Harun Haidar "Harun, lo dimana? Maafin gue, gue nyesel udah nggak percaya sama lo!" -Jevan Adrian [lokal] -update 2 hari sekali, rutin- Start : 24 April 2022 Finish :...