Hari ini, hari kedua Jevan di London. Sekaligus hari ini adalah hari terakhir libur singkat Harun, besok ia harus kembali kuliah.
Jevan terbangun karena suara berisik dari dapur. Jevan menyingkap selimut yang menutupi badannya, kakinya melangkah menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi.
Masih dengan mata yang sedikit mengantuk, Jevan berjalan menghampiri Harun yang sedang berkutat dengan alat-alat memasak.
Hidup sendiri di negara asing tanpa orang tua membuat Harun menjadi lebih mandiri dan jago memasak. Semua resep ia coba saat sedang senggang.
Jevan memeluk Harun dari belakang. Harun tak terkejut, karena dari kemarin Jevan sudah seperti itu.
“Udah bangun. Laper?” tanya Harun dengan tangan yang masih sibuk memasak sesuatu.
Jevan mengangguk.
“Tunggu sebentar, ya, habis ini makanannya jadi.”
Harun mondar-mandir untuk mengambil bahan memasak, piring, dan lain sebagainya. Tentu dengan Jevan yang masih memeluknya dari belakang dan dengan mata yang terpejam.
Masakan pun jadi, Harun segera meletakkannya di meja makan, dan barulah ia beralih pada Jevan.
Harun melepaskan pelukan Jevan, ia berputar dan menghadap kekasihnya itu. Jevan menatapnya dengan mata yang masih terlihat mengantuk.
“Udah cuci muka?” Jevan mengangguk.
“Gosok gigi, udah juga?” Jevan mengangguk lagi.
“Bagus, sekarang ayo makan!” Jevan menggeleng.
Ia memeluk erat tubuh Harun. “Gue mimpi lo ninggalin gue lagi, gue takut. Lo jangan kemana-mana, ya?”
“Jevan, dengerin gue. Gue nggak akan pernah tinggalin lo, gua ke London ini aja karena gue harus. Percaya sama gue, gue nggak akan kemana-mana, ya? Lo jangan takut.”
Jevan mengangguk paham. Tak lama ia mendongak sembari memajukan bibirnya.
“Cium dulu.”
Harun menatap Jevan datar. “Modus lo!”
Ngatain, tapi sedetik kemudian malah mencium cukup agresif.
Harun mendudukkan Jevan di pantry, kembali ia ajak Jevan bertarung bibir dan lidah. Sampai lupa dengan makanan yang makin lama akan semakin dingin.
“Harun, gue bawa oleh-oleh buat lo, ini se—”
“Oh my God! Mata gue! Mata gue! Mata gue! Tidak!!!”
Naura berteriak terkejut saat melihat sahabatnya sedang bermesraan di dapur dengan seorang laki-laki.
Harun dan Jevan segera melepas pagutannya, dan Jevan melompat turun dari pantry.
“Lo siapa?!” bentak Jevan.
Ekspresi Naura yang tadinya terkejut berubah menjadi bingung. Ia meletakkan dua paper bag di atas meja makan dan segera menghampiri Jevan.
Diperhatikannya Jevan dari segela sudut, sedangkan Jevan hanya diam saja saat gadis itu mendekat dan melihat segala sudut dari wajahnya.
Ekspresi Naura kembali terkejut. “Lo Jevan, bukan? Lo pasti Jevan! Iya, kan? Lo Jevan, kan?! Ngaku lo!” teriak Naura sembari menunjuk-nunjuk Jevan.
“Iya, gue Jevan. Lo siapa? Ada hubungan apa lo sama pacar gue?! Kok lo asal masuk apartemen pacar gue?!”
Harun yang mendengar hanya terkekeh lirih, apa Jevan sedang cemburu saat tau ada gadis yang bisa dengan santainya masuk ke apartemen Harun tanpa permisi?
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE || HyunJeong ft. TXT
Roman d'amour"Hesa, gue titip ini, tolong kasih ke Jevan kalo menurut lo waktunya udah tepat." -Harun Haidar "Harun, lo dimana? Maafin gue, gue nyesel udah nggak percaya sama lo!" -Jevan Adrian [lokal] -update 2 hari sekali, rutin- Start : 24 April 2022 Finish :...