True Love | 9

41 12 0
                                    

Huweeee!!!”

“Kenapa lagi, tuh, anak?” tanya Harris begitu melihat Jevan, Harun, dan Hesa berjalan menuju tempat parkir tapi dengan keadaan Jevan yang menangis tersedu-sedu.

“Makanya, kalo dibilangin jangan ngeyel, kalo udah begini nyesel, kan?” omel Harun.

“Lo, sih, harusnya lo tetep bujuk gue! Huweee!!!”

“Nah, kan, sekarang gue yang disalahin. Harusnya salahin diri lo sendiri, kenapa nggak mau belajar!”

“Kenapa, sih, Run?” tanya Xio penasaran.

“Nilai ujian matematika Jevan hancur parah.”

HUWEEEE!!!!”

“Kok bisa?”

“Ya dia, disuruh belajar nggak mau. Padahal gue udah berniat banget buat bantuin dia ngejelasin materi-materi yang dia nggak paham, tapi dia malah ngambek, yaudah.”

Flashback

“Jev, udahan main game-nya, besok ujian matematika, loh!” Harun mencoba membujuk Jevan untuk berhenti bermain game baru di ponselnya.

“Alah, nanti dulu, Run. Lo belajar aja sendiri, kalo gue udah kalah gue samperin lo.”

Harun mau tidak mau kembali belajar sendiri. Hingga 30 menit berlalu, Jevan tak kunjung menghampirinya, membuat Harun akhirnya kembali membujuk Jevan.

“Jev, ayo, dong! Lo butuh nilai bagus, nggak? Ini ujian akhir semester, penting buat nilai rapor lo!”

“Bentar, Run, masih asik ini!”

Harun memutar bola matanya jengah. Tidak ada cara lain selain...

“Akh!!! Harun, anjir, gue kalah!!!”

Harun menarik kaki Jevan sekuat tenaga, membuat Jevan tak bisa lagi fokus dengan game-nya.

“Belajar dulu!” bentak Harun. Nyali Jevan pun menciut, jarang-jarang ia dibentak Harun hanya karena masalah sepele.

Jevan pun akhirnya mau belajar, tapi dalam keadaan ia marah dengan Harun. Saat Harun menjelaskan pun, otaknya malah kemana-mana, bukannya fokus pada materi yang dijelaskan Harun.

“Lo dengerin nggak, sih, gue ngomong apa tadi?” Jevan tak mau menjawab, ia masih pundung karena Harun membuatnya kalah dalam bermain game.

“Jevan?!”

“Ih, gue kalah tadi, Run!”

“Lebih penting game apa nilai rapor lo?!”

Jevan lagi-lagi tak mau menjawab. Dia masih marah, teman-teman.

Harun yang memang sejak tadi pagi mood-nya tidak bagus, ditambah Jevan yang diberitahu tidak mau mendengarkan, akhirnya Harun marah. Ia mengemasi semua buku-bukunya dan pergi meninggalkan rumah Jevan tanpa sepatah katapun.

Melihat Harun yang pergi, Jevan bukannya belajar sendiri, ia malah melanjutkan bermain game sampai larut. Melupakan bahwa banyak materi yang ia tidak paham sama sekali.

Flashback selesai.

“Ck, terus gimana, dong?” rengek Jevan sembari menghentakkan kakinya ke tanah.

“Ya mampus, salah sendiri disuruh belajar malah main game! Biarin, nilai matematika lo hancur!”

“Harun kok gitu, sih?!”

TRUE LOVE || HyunJeong ft. TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang