“Ih, lepasin gue! Gue nggak mau ikut kalian, dasar bangkotan!” Jevan terus meronta dan menarik-narik tangannya yang digenggam kuat.
“Diem, bocil! Salah sendiri siapa suruh main-main kesini, ini wilayah kita!”
“Ye, orang gue lagi nungguin bis, kok!”
“Bis jam segini udah nggak ada, manis. Udah, deh, nurut aja. Kalo nurut nggak bakal kita kasarin.”
“Lagian, nungguin bis tapi kok panggilnya ‘Harun’, nunggu bis apa nunggu pacar? Udah, ikut kita ke bos, kebetulan bos suka yang manis-manis lucu kayak kamu!”
“Hih, geli gue lihat kalian berdua! HARUN TOLONGIN GUEE, LO DIMANA , SIH???!!!”
“WOY, LEPASIN ATAU GUE TABRAK KALIAN?!” Dari kejauhan terlihat Harun mengendarai motor sport-nya cukup kencang menuju ke arah Jevan.
“Harun? Syukur, nggak jadi jebol gue,” gumam Jevan.
Bruak!
Harun menabrak salah satu dari dua orang berbadan besar yang menyekap Jevan. Harun berhenti dan memarkirkan motornya setelah berhasil membuat orang yang ia tabrak pingsan.
“Kurang ajar! Berani-beraninya lo tabrak temen gue!” Laki-laki berbadan besar yang masih tersadar itu menghempaskan Jevan begitu saja, dan beralih menyerang Harun.
“Sini, nggak takut gue sama, lo!” Dan aksi pukul-memukul pun terjadi antara Harun dan pria besar itu.
Harun sempat kewalahan, badan pria itu terlalu besar untuk Harun yang masih 16 tahun. Jevan yang melihat Harun mulai lengah, dipukulnya pria besar itu dengan kayu, memberi kesempatan Harun untuk mengumpulkan tenaga sebelum kembali menyerang.
“Bocil kurang ajar! Sini, biar gue kasih pelajaran!”
Dug!
Harun menendang punggung pria besar. “Jangan berani-beraninya lo sentuh sahabat gue sekali lagi!”
“Mau jadi jagoan, lo?!”
Pria besar itu kembali menyerang Harun, tapi kali ini Harun lebih mendominasi pertengkaran. Mungkin pria besar itu mulai sedikit letoy setelah kepalanya dipukul Jevan dengan keras menggunakan kayu.
Beberapa pukulan Harun layangkan pada pria besar kurang ajar itu, dan sebagai hadiah terakhir Harun membenturkan kepala pria itu pada tiang listrik hingga pingsan.
“Huftt.. cuma segitu kemampuan, lo? Lawan bocil kaya gue aja kalah, sok-sokan jadi penjahat?”
“Harun!” Jevan berteriak sembari berlari ke arah Harun.
Brugh
Jevan menabrakkan tubuhnya pada Harun, memeluk remaja yang lebih tinggi darinya itu.
“Sumpah, gue takut lo nggak dateng...”
“Gue bakal dateng, meskipun telat gue pasti dateng. Sekalipun lo lagi di Mars, dan selagi gue bisa dateng, gue bakal dateng.” Harun membalas pelukan Jevan, ia mengusap punggung sahabatnya itu, meminta agar dia tenang.
“Gue udah takut banget, sumpah. Gue sampe mikir bakal diperkaos terus dibunuh kek diberita-berita gitu saking takutnya gue.”
“Tenang, nggak bakal. Gue ada disini, lihat, sekarang lo nggak apa, kan?”
Jevan melepas pelukannya, dan Harun menangkup kedua pipi Jevan.
“Gue nggak apa, untung lo datengnya tepat waktu. Coba kalo enggak, udah di jebol gue sama si bangkotan itu.”
“Lagian lo kenapa bisa ada disini, sih? Bahaya tau nggak? Nggak ada orang yang keliaran disini malem-malem. Terus Satria-Satria itu kemana?!” Harun meninggikan nada bicaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE || HyunJeong ft. TXT
Romance"Hesa, gue titip ini, tolong kasih ke Jevan kalo menurut lo waktunya udah tepat." -Harun Haidar "Harun, lo dimana? Maafin gue, gue nyesel udah nggak percaya sama lo!" -Jevan Adrian [lokal] -update 2 hari sekali, rutin- Start : 24 April 2022 Finish :...