True Love | 10

46 12 2
                                    

Sudah 4 jam mereka keliling kota. Dan sekarang hampir jam 5 sore, saatnya nongkrong sambil menikmati kopi ala-ala anak senja.

Kalau kalian tanya, “4 jam tapi kok tau-tau udah mau jam 5 sore?”

Jadi, mereka setelah makan di AllAboutAyam tadi, mereka tidak langsung pergi, tapi ngobrol dulu sampai lewat jam 12 siang. Jadilah mereka keliling kota siang bolong saat matahari benar-benar terik. Udah gila emang.

“Eh, nongkrong dulu di kafe mau, nggak? Biar ala-ala anak senja. Tenang, segala menunya murah, kok.” Lino memberi usulan.

“Boleh, deh, nggak asik kalo langsung pulang, haha...” sahut Harun.

“Oke, yaudah ayo!”

Lagi-lagi Lino memimpin. Karena dia tipe orang yang suka menjelajahi semua tempat, dari mulai rumah makan, kafe, tempat wisata, jadilah dia tau semua tempat yang sekiranya bisa jadi referensi main sama teman nantinya.

Kali ini Lino memilih kafe rooftop bernama ‘Osteria Cafe’. Dari tipe kafenya, sudah dapat gambaran bagaimana rupa kafenya, bukan? Yang pasti termpatnya berada di rooftop.

Tipe sekaligus nama kafe yang dipilih Lino terkesan mahal, tapi ketahuilah bahwa Lino ini pemburu kuliner murah. Jadi sudah dipastikan kafe pilihannya kali ini masuk kategori murah.

“Kak, lo yakin disini murah?” tanya Harris ragu saat mereka baru saja sampai di tempat parkir kafe tersebut.

“Ck, nggak percayaan banget lo. Kalo sampe disini mahal, gue yang traktir, deh. Lagian gue ini pemburu kuliner murah, ya kali pilih kafe mahal buat ngopi doang!”

“Awas lo kalo mahal, kemusuhan kita!” ancam Harris. Lino hanya mengangkat bahunya tidak peduli.

Mereka memilih duduk di dekat pembatas, syukurlah ada tempat yang cukup untuk mereka. Satu meja panjang dengan 8 kursi di sekelilingnya.

Baru saja duduk, pelayan sudah menghampiri untuk menanyakan pesanan mereka.

Pelayan perempuan itu memberikan buku menu, dan benar saja harganya cukup murah untuk sekelas kafe rooftop. Tanpa berpikir panjang, mereka memesan berbagai menu yang mereka mau. Cukup banyak, tapi tidak menguras dompet.

“Gimana? Masih nggak percaya sama pilihan gue?” Lino menaik turunkan alisnya.

“Ck, iya gue percaya, ‘Lino si pemburu kuliner murah’.” Lino terkekeh pelan.

Sembari menunggu pesanan mereka datang, mereka berbincang dan bercanda. Segala hal mereka bahas, belum puas dengan pembahasan random di rumah makan tadi.

“Gue bingung, kenapa sekarang orang kalo berekspresi lewat chat emojinya pasti nangis. Ketawa pake emoji nangis, kesel pake emoji nangis, semua pake emoji nangis, deh. Sampe gue kadang ngebayangin, ini orang ekspresinya gimana kok dikit-dikit nangis.”

“Lo jangan nambahin beban pikiran gue, deh, Ris. Gue juga gatau, gue ngikut aja,” ujar Jevan.

“Ya, kan gue cuma penasaran gitu, siapa tau kalian paham maksudnya gimana, ya kan.”

Ddrrrtttt...

Ponsel Jevan bergetar panjang. Ia segera melihat siapa yang menghubunginya, setelah itu baru ia angkat.

“Halo, kenapa bun?”

“...”

“Jadi. Kenapa?”

“...”

“Bawa, kok. Yaudah, bunda sama ayah hati-hati, ya?”

“...”

TRUE LOVE || HyunJeong ft. TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang