2 hari berlalu, Harun baru sampai di apartemennya.
Perjalanan dari Indonesia ke Inggris cukup menguras tenaga, waktu tempuh inti saja sudah sehari penuh, belum lagi Harun yang harus transit di 2 bandara dengan selang waktu yang cukup lama.
Sampai di apartemen badan Harun rasanya seperti remuk. 2 hari penuh tak berbaring sama sekali, tidur pun harus terduduk. Harun rasa, jika ingin kembali ke Indonesia ia harus memilih penerbangan tanpa transit, meskipun mahal yang penting badannya tidak remuk.
Harun segera membersihkan badannya, lantas menata sedikit barang-barang yang ia bawa.
Karena sekarang Harun lapar, dan ia malas keluar, Harun memutuskan untuk membuat mi instan yang ia bawa dari rumah.
Dirasa sudah kenyang, Harun pun berbaring di ranjang, bermain ponsel sebentar guna memeriksa aktifitas orang lain di sosial media.
“Hm, nggak ada yang menarik. Hoaamm ... ”
“Tadi udah telpon Mama Papa, udah kabarin temen-temen juga, mending gue tidur sekarang. Gila, kek mau copot semua badan gue.”
Harun merenggangkan ototnya sebentar sebelum menarik selimut dan menggulung badannya.
Sepertinya tidur kali ini akan menjadi ‘simulasi meninggal’ untuk Harun.
Bagaimana tidak? Badan yang terlalu lelah, mata berat, perut kenyang, kasur empuk dan nyaman, suhu yang pas, dan suasana yang baru, cocok untuk simulasi meninggal.
Syukurlah besok Harun tidak ada kegiatan apapun. Aktivitas baru dimulai lusa, yaitu pelatihan bahasa. Meskipun Harun sudah sangat baik berbaha Inggris, tapi tetap butuh beberapa bimbingan, terlebih bahasa dan aksen yang ia pelajari sedikit berbeda dengan tempat yang ia tinggali sekarang.
*
Sekarang tentu masih hari libur, Jevan semakin sering menghabiskan waktunya bersama Satria. Sampai lupa kalau dia masih punya teman, Hesa, Harris, dan Xio contohnya.
Seperti saat ini, Hesa mengajak Jevan untuk berwisata alam di Jawa Barat bersama teman-teman yang lainnya, tapi Jevan menolaknya begitu saja. Alasannya apa? Tentu untuk menghabiskan waktu bersama kekasihnya.
Sekarang Jevan sedang bermain ke rumah Satria, katanya Satria minta untuk ditemani karena kebetulan rumahnya sedang kosong.
Tanpa pikir panjang Jevan langsung setuju, dan Satria pun langsung menjemput Jevan.
Begitu di rumah Satria, tak banyak yang mereka lakukan, hanya bermesraan saja dari tadi. Rumah sedang ‘kosong’, jadi kenapa tidak dimanfaatkan? Pikir mereka.
Saat ini di kamar Satria, terlihat Satria tengah mengendus leher Jevan. Jevan menggeliat geli merasakan napas Satria yang berhembus di area sensitifnya.
“Ahh ... kamu ngapain?”
“Ssttt ... ” Satria meletakkan jari telunjuknya di bibir Jevan, meminta agar Jevan diam dan menurut padanya.
Jevan yang bodoh dan penurut itu pun mau-mau saja disuruh diam. Dia malah menikmati apa yang Satria lakukan padanya.
Satria mulai menciumi leher Jevan, hanya mencium tanpa meninggalkan bekas.
Jevan semakin mendesah tak karuan, lehernya sangat sensitif, paling tidak bisa jika disentuh.
Satria yang semakin bergairah, segera mendorong tubuh Jevan untuk berbaring. Tangan nakalnya ia arahkan pada kancing kemeja Jevan, membukanya satu persatu. Tidak semua, hanya tiga kancing teratas.
![](https://img.wattpad.com/cover/295568617-288-k728334.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE || HyunJeong ft. TXT
Storie d'amore"Hesa, gue titip ini, tolong kasih ke Jevan kalo menurut lo waktunya udah tepat." -Harun Haidar "Harun, lo dimana? Maafin gue, gue nyesel udah nggak percaya sama lo!" -Jevan Adrian [lokal] -update 2 hari sekali, rutin- Start : 24 April 2022 Finish :...