43 bulan berjalan begitu cepat, 5 bulan lagi Harun akan menyelesaikan studi S1-nya. Ah ... semoga Harun bisa lulus dengan nilai sempurna, melawan mahasiswa dari segala penjuru dunia ternyata cukup sulit. Tapi untungnya Harun masih bisa unggul diantara yang lain.
Hm, tapi sekarang Harun sedang gundah. Sesuatu menganggu hati dan pikirannya.
"Woy! Kenapa lo? Bengong aja dari tadi?" Itu Naura, ia baru saja selesai dari kamar mandi dan segera menghampiri Harun di cafetaria.
Oh iya, Harun dan Naura memutuskan untuk berteman lebih dekat sejak awal mereka bertemu. Mereka yang sefrekuensi memudahkan keduanya saat berkomunikasi dalam segala hal.
"Gue khawatir..."
"Khawatir kenapa? Takut skripsi lo nggak diterima?"
"Bukan! Ada yang lain."
"Kenapa? Oke, biar gue tebak, ini karena Jevan?"
Harun mengangguk lemah.
"Kenapa dia?" Naura bertanya penasaran.
"Semalem dia nelpon gue terus, gue takut dia kenapa-kenapa."
"Ya kalo gitu, kenapa nggak lo angkat?"
Harun mengusap wajahnya kasar. "Bukannya gimana, gue masih mikir-mikir kalo mau hubungin dia lagi."
"Ah, lama lo! Sini biar gue yang telpon!" Naura menyahut ponsel Harun yang tergeletak di meja.
"Heh! Nggak usah ngadi-ngadi lo! Jangan-jangan, nggak usah ditelpon." Harun merebut kembali ponselnya dan menyimpannya di saku celana.
"Lo jadi manusia repot bener, ye? Khawatir, udah ditelpon nggak mau angkat, disuruh telpon nggak mau, alasannya juga nggak jelas. Kenapa, sih? Lo minta buat lo dikejar sama dia?"
Harun tak menjawab.
"Kok diem?"
"Gue mau pulang dulu. Besok libur 3 hari, kan? Gue mau istirahat, jangan ke apart gue, gue mau merenung!"
"Dih, iya! Lagian gue juga mau ke Bristol, nginep di rumahnya temen gue."
"Oke, bagus. Tenang gue nggak denger ocehan lo."
"Sialan lo!" umpat Naura kesal.
*
"Jev- Lo, tuh, ya- ini udah hampir 4 tahun Lo nggak main bareng kita sama sekali. Segitu pentingnya Satria buat lo? Sampai-sampai kita seakan nggak saling kenal."
"Ya terus, emang kenapa, sih?"
"Lo masih bilang kenapa? Pantes Harun marah sama lo! Lo suka ngeyel emang kalo dibilangin! Kita tuh temenan hampir 7 tahun, Jev. Tapi lo mengabaikan kita cuma karena cowok kek gitu?"
"Cowok kek gitu maksud lo apa? Lo jangan ikut-ikutan Harun, ya, Sa! Gue udah muak, kalo kalian nggak setuju sama hubungan gue, yaudah! Nggak usah ngatur-ngatur gue segala! Kalo kalian mau main, main sana gausah ngajak gue juga nggak apa, gue santai."
"Bukan masalah mainnya doang, kita ini temen, tapi sama sekali nggak menunjukkan kalo kita temenan!"
"Ya kalo menurut lo gitu, kenapa nggak dari awal lo gausah anggep gue temen?"
"Lo kok jadi gini, sih?! Sifat, ucapan, bahkan tingkah laku lo makin hari makin buruk, tau nggak? Lo dikasih makan apa sama si Satria? Segitunya lo sama temen sendiri!"
"Ya emang masalah buat lo kalo gue berubah? Manusia bisa berubah kapan aja, Sa."
"Masalah! Lo dulu nggak gini, semenjak lo kenal Satria, lo jadi makin nggak karuan! Satria bawa pengaruh buru ke lo! Lo sadar nggak, sih?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE || HyunJeong ft. TXT
Romantizm"Hesa, gue titip ini, tolong kasih ke Jevan kalo menurut lo waktunya udah tepat." -Harun Haidar "Harun, lo dimana? Maafin gue, gue nyesel udah nggak percaya sama lo!" -Jevan Adrian [lokal] -update 2 hari sekali, rutin- Start : 24 April 2022 Finish :...