True Love | 12

43 12 1
                                    

Huft... Tidak terasa sebentar lagi sudah lepas dari masa SMA. Harun kurang bisa menerima kenyataan itu, masa SMA adalah masa yang paling mengesankan baginya. Meskipun sempat ada beberapa konflik, tapi itu bukan apa-apa. Tidak akan mempengaruhi kesukaannya terhadap masa SMA.

Ia ingat, kemarin baru saja ia masuk SMA bersama Jevan, dan sekarang dia harus keluar dari SMA menuju ke jenjang yang lebih tinggi.

Ia dan Jevan akan mulai sibuk dengan tujuan masing-masing, jurusan yang berbeda dengan jam kuliah dan tugas yang berbeda pula mungkin akan sedikit sulit bagi mereka berdua untuk menghabiskan waktu bersama.

Jevan sempat mengatakan sesuatu kepada Harun. Saat sudah kuliah nanti, Jevan tidak lagi menebeng Harun kemana-mana, karena menurut Jevan itu pasti akan sangat merepotkan Harun.

Harun sedikit sedih mendengar itu, jika Jevan tidak lagi kemana-mana bersamanya, itu artinya waktu mereka bersama akan semakin tipis. Meskipun mereka bertetangga, tapi tetap saja, pasti masing-masing memiliki kesibukan sendiri.

Itu semua cukup membuat Harun sedih, ditambah lagi Jevan yang akhir-akhir ini mendadak aneh. Padahal hari libur, harusnya mereka bisa menghabiskan waktu bersama, tapi entah kenapa Jevan tiba-tiba sering keluar rumah sendiri. Bahkan beberapa kali membatalkan janjinya dengan Harun secara tiba-tiba.

Harun jadi curiga, tapi Harun tidak yakin apakah kecurigaannya ini benar adanya?

Entahlah, sebaiknya Harun fokus, karena sebentar lagi namanya akan dipanggil.

"Harun Haidar!"

Harun naik ke panggung, mengambil rapor beserta ijazahnya dan bersalaman dengan kepala sekolah. Terakhir, ia dikenakan kalung wisuda sekolahnya.

Prosesi penyerahan rapor dan ijazah berjalan lancar, dan sekarang semua sudah selesai.

Siswa kelas 12 pun sudah tidak lagi duduk di aula, banyak dari mereka yang berfoto-foto bersama keluarga dan teman-temannya.

Harun sendiri sudah puas berfoto dengan Mama dan Papanya. Tapi, sekarang Harun bingung, Jevan tidak terlihat sama sekali. Hanya Bunda dan Ayahnya saja yang sempat Harun lihat tadi.

"Ma, Pa, kalian tunggu disini dulu, ya. Harun mau kesana sebentar." Harun memberikan rapor dan ijazah kepada Mamanya, lalu ia segera pergi.

Harun melihat ke dalam aula lagi, tapi ia tidak menemukan adanya Jevan disana.

Harun mencoba mencari di sekitar ruang guru, perpustakaan, ruang BK, ruang TU, ruang wakil kepala sekolah, dan ruang kepala sekolah, tapi tidak ada tanda-tanda Jevan ada disana.

Bahkan tadi Harun sempat bertemu orang tua Jevan, dan mereka bilang Jevan sedang ke kamar mandi. Harun pun mencoba mencari ke semua kamar mandi laki-laki, dan hasilnya nihil.

Harun semakin curiga akan satu hal. Tapi Harun mencoba menepis jauh-jauh pikiran itu.

Ruang kelas dari ujung ke ujung Harun jelajahi, tapi sama sekali tidak ada Jevan disana.

"Eh, lo tau nggak, sih? Satria sama anak kelas sebelah si Jevan itu, mereka pacaran tau!"

Harun langsung menoleh begitu mendengar seorang siswi mengatakan hal tersebut.

Harun tidak salah dengar, kan?

"Lo yang bener aja, masa mereka pacaran?"

"Ck, nggak percayaan banget, lo! Itu udah nyebar hampir ke satu sekolah, woy!"

"Gila, gue ketinggalan berita!"

"Tadi gue juga lihat mereka jalan gandengan, nggak tau kemana."

Cukup Harun menguping, ia harap itu semua tidak benar. Harun berlari ke tempat yang sekiranya belum ia datangi. Belakang sekolah, Harun belum sempat memeriksa.

TRUE LOVE || HyunJeong ft. TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang