Part :14

113 4 0
                                    

-Happy Reading-

Alvaro mengantar Aldara sampai rumahny dengan selamat, dia ikut masuk ke dalam dan bertemu dengan kedua orangtua Aldara.

"Assalamualaikum Bunda!" ucap Aldara saat membuka pintu.

"Waalaikumsalam sayang! Eh ada Alvaro juga."

"Malam tante." Alvaro tersenyum lembut.

"Malam juga nak, ayo masuk!" ajak Dewi.

Mereka bertiga menghampiri Wilantara yg sedang menonton tv, dengan di temani secangkir kopi.

"Eh ada Alvaro."

"Malam om."

"Malam juga Alvaro, tumben kesini." tanya Wilantara sambil menyeruput kopi.

"Nganterin Aldara sekalian mampir." ucap Alvaro.

Wilantara mengangguk.

"Om, tante. Alvaro pamit ya!"

"Loh ko cepet banget, gak mau makan malam dulu nih?" tanya Dewi.

"Ngga tante, udah malam juga takut yg di rumah nyariin." ucap Alvaro lalu berdiri.

"Hati-hati di jalan ya." ucap Wilantara.

"Iya om." Alvaro mengangguk.

Aldara mengantar Alvaro keluar, sedangkan kedua orangtua nya memilih menonton tv.

"Jangan ngebut-ngebut bawa motornya!" cicit Aldara.

"Iya sayang." celetuk Alvaro.

"Ish! Alvaro!" Aldara mencubit pinggang Alvaro

"Loh kenapa? Masa sama pacar sendiri gaboleh bilang sayang." ucap Aldara santai.

Blush!

Pipi Aldara memerah, Alvaro ini memang paling suka membuat Aldara salting.

"Sebelum pulang, peluk dulu dong!" Alvaro merentangkan kedua tangan nya.

Aldara tersenyum lembut, lalu berhambur ke pelukan Alvaro. Alvaro menaruh dagunya di pundak Aldara, lalu setelah itu melepaskan pelukan nya.

Alvaro menyalakan motornya, lalu pergi meninggalkan pekarangan rumah Aldara.

***

Alvaro merebahkan tubuhnya di kasur, sambil menatap langit-langit kamarnya. Dia mengambil ponsel di saku celananya, lalu membuka grup.

Edgar.
Woy gawat! Salah satu anak Black Wolf di serang!

Azka.
Serius lo Ed!?

Edgar.
Serius elah!

Lo berempat ke rumah gue, kita langsung ke sana!

Setelah mengirim pesan itu, Alvaro langsung bersiap-siap dan turun ke bawah.

"Loh Alvaro, kamu mau kemana?" tanya Adinda yg sedang duduk bersama suaminya.

"Alvaro mau keluar sebentar, ada urusan ngedadak!"

"Yaudah hati-hati yah!" ucap Adinda.

"Kalau ada apa-apa kabarin papah ya Al!" seru Adijaya.

Alvaro mengangguk, lalu bergegas pergi keluar mengambil motor di garasi.

***

Saat ini Alvaro berdiri berhadapan dengan Alex, ternyata Alex dan anak buahnya yg menyerang salah satu anggota Black Wolf.

Alvaro menatap nyalang orang di depannya, begitu juga dengan keempat temannya. Sedangkan Alex, dia tersenyum miring seolah menantang Alvaro.

"Lo gak ada cape-capenya ganggu gue!" ucap Alvaro dengan tatapan tajam.

"Gue gabakal pernah cape buat ganggu lo!" ucap Alex dengan di akhiri smirk.

Karna kesal Alvaro memukul wajah Alex, dan setelahnya terjadilah pertarungan antara mereka berlima melawan Alex dan beberapa anak buahnya.

Alvaro pulang ke rumah dengan beberapa memar di wajah begitu juga dengan keempat temannya, sedangkan anggota yg di serang tadi pulang dengan babak belur bahkan pingsan.

***

"Ya allah Azka! Ini muka kenapa pada ungu gini!" ucap Amanda heboh.

"Pacar luka bukan nya di obatin, malah di omelin." ucap Azka malas.

"Lo bedua udah kaya suami istri aja dah." kekeh Edgar.

"Emang kalian tu cocok bener!" seru Kenzo.

"Kayanya abis lulus langsung nikah ni." ucap Reza yg mendapat gelak tawa dari kedua kedua temannya.

"Diem lo pada!" ucap Azka dengan wajah datar.

Mengetahui Azka terlihat perkelahian tadi malam, Amanda langsung menghampiri pacarnya yg sedang nongkrong di kantin.

"Aldara ga ikut man?" tanya Alvaro.

"Ngga, dia ada di kelas lagi piket." jawab Amanda sambil terus mengobati luka Azka.

Aldara belum mengetahui kalau Alvaro terluka, karna Alvaro tidak memberitau Aldara mengenai tadi malam, dia hanya tidak mau membuat gadis itu khawatir.

***

Bell istirahat tiba, Alvaro pergi ke roftof sendirian sedangkan keempat temannya pergi ke kantin.

Seperti biasa dia menyendiri, dan tak lupa di temani sebatang rokok kesukaan nya.

Saat sedang menikmati rokok, tiba-tiba ada yg membuka pintu roftof. Alvaro membalikan badan, dan mendapati Aldara tengah berdiri di sana. Gadis itu melangkah maju, lalu berdiri di depan Alvaro.

"Aldara?"

"Lo gak papa kan? Ini luka lo udah di obatin belum? Sakit banget ya?" tanya Aldara beruntun.

"Gue gapapa." jawab Alvaro sambil menghisap rokok nya.

"Gapapa gimana! Ini wajah lo ungu-ungu!" oceh Aldara.

"Gue gapapa, Aldara sayang!"

"Ihh dasar ngeyel!" ketus Aldara.

Sebenarnya Aldara merasa berbunga-bunga, saat Alvaro mengatakan 'Sayang'. Siapa si yg tidak senang, saat pacarnya mengatakan kata itu.

"Lo gak ke kantin?" tanya Alvaro.

Aldara menggeleng. "Lo lebih penting daripada perut gue yg laper!" Aldara tersenyum lembut.

Alvaro mengusak pucuk kepala Aldara, lalu menarik tangan Aldara untuk duduk di bangku.

"Mau makan ga?" tanya Alvaro.

"Emm mau!" Aldara mengangguk antusias.

"Mau di kantin, atau di sini?" tanya Alvaro lagi.

"Di kantin aja, gue pengen makan batagor." Aldara tersenyum kikuk.

Alvaro mengusak pucuk kepala Aldara, lalu menarik tangan gadis itu untuk pergi ke kantin.

Hallo..
Seru ga? Maaf ya kalo ada typo:)
Jangan lupa vote..
Makasih<3

ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang