Part :34

66 3 0
                                    

-Happy Reading-

Di sisi lain ada Aldara yg sedang duduk di kasurnya, sejak tadi dia gelisah memikirkan Alvaro.

"Ko perasaan gue ga enak ya." gumamnya.

Aldara menggeleng, dia membuang jauh jauh pikiran buruk tentang Alvaro.

"Aldara!"

Gadis itu menoleh ke arah pintu saat namanya di panggil, "Eh kakak, kenapa kak?" tanya gadis itu.

"Ada yg nyariin kamu tuh di luar." jawab Chandra.

"Alvaro?" tanya gadis itu antusias.

Chandra menggeleng, "Katanya dia temen nya Alvaro, duh tadi siapa ya namanya kakak lupa."

"Edgar?"

Chandra menjentikan jari, "Nah itu! Temuin gih kasian dia nunggu di luar, siapa tau ada hal penting kan." suruh Chandra.

Aldara mengangguk, lalu beranjak pergi keluar. Chandra mengekori Aldara dari belakang, karna kepo terhadap adiknya.

"Edgar? Tumben kesini?" tanya Aldara ketika sudah berhadapan dengan Edgar.

Sebelum bicara Edgar mengusap jejak air mata yg ada di pipinya, "G-gue mau kasi tau..." ucap cowo itu menggantung.

Aldara menaikkan sebelah alis nya, "Kasih tau apa? Ngomong aja gar."

Edgar jadi ragu untuk memberi tau Aldara mengenai kondisi Alvaro, dia tau pasti gadis itu akan sangat sedih.

"Alvaro."

"Huh?" tanya Aldara yg masih bingung.

"Alvaro kecelakaan."

Aldara diam mematung ketika mendengar nya, mata gadis itu berkaca kaca.

"B-bohong!" ucap gadis itu dengan suara yg gemetar.

"Dia kecelakaan dan sekarang koma di rumah sakit, Alvaro butuh lo Al." ucap Edgar.

Aldara menggeleng, dia masih tidak percaya akan ucapan Edgar. Gadis itu menangis sejadi jadinya di depan Edgar, dia memang marah pada Alvaro karna masalah tadi tapi bukan ini yg gadis itu harapkan.

"Ada apa ini?" tanya Chandra yg ikut nimbrung.

"Alvaro kecelakaan kak." isak nya.

Chandra menutup mulutnya menggunakan telapak tangan, karna merasa terkejut.

"Yaudah kalo gitu ayo kita ke rumah sakit."

Aldara mengangguk, Chandra masuk ke dalam mengambil kunci mobil lalu setelah itu menutup pintu.

***

Aldara menghampiri Adijaya dan Adina ketika sudah sampai di rumah sakit, gadis itu memeluk Adinda lalu menumpahkan semua air mata yg dia tahan.

"Tante." isak gadis itu.

Adinda mengusap surai rambut Aldara, "Alvaro pasti baik baik aja ko, sebentar lagi dia pasti sadar karna udah ada kamu di sini." ucap nya lembut.

Aldara menangis sesenggukan, "Aldara boleh masuk tante?" tanya nya dengan suara yg parau.

Adinda mengangguk, lalu melepaskan pelukan nya dan setelah itu Aldara langsung masuk ke dalam.

Air mata Aldara berjatuhan, ketika melihat lelaki yg di cintai nya terbaring lemah di brankar.

Aldara mendekat ke arah brankar, lalu berdiri di sisi Alvaro yg terbaring.  Kemudian gadis itu meraih lengan Alvaro, lalu mengecup punggung tangan nya pelan.

"Gue emang marah sama lo, tapi kenapa lo malah gini?" tanya gadis itu.

"Gue udah maafin lo ko, jadi sekarang bangun ya." ucap gadis itu dengan suara yg gemetar.

Aldara menunduk lalu kembali menangis, dia tidak kuat melihat Alvaro nya seperti ini.

Gadis itu mendonggak, "Lo janji mau ajak gue ke pantai lagi, tapi kenapa lo malah tidur di sini?." tanya nya sambil menatap wajah Alvaro dari samping.

"Gue ga akan marah lagi sama lo, ga akan larang lo lakuin apa yg lo suka lagi. Tapi gue mohon, lo harus bangun ya." lirih nya.

Air mata nya jatuh untuk yg kesekian kali, gadis itu menaruh kepalanya di lipatan tangan.

Edgar membuka pintu, lalu masuk ke dalam menghampiri Aldara yg sedang menangis. Cowo itu mengusap kedua bahu Aldara, supaya gadis itu lebih tenang.

"Lo boleh nangis sepuasnya ra, biar Alvaro denger terus dia bangun." ucap nya sambil mengusap bahu Aldara.

Edgar tau Aldara sangat sedih, tapi bukan ini yg Alvaro inginkan.

***

Aldara memaksa untuk menginap di rumah sakit, padahal Adinda sudah menyuruh nya untuk pulang saja karna Aldara harus sekolah besok.

Namun gadis itu menolak, dia bilang tidak akan pergi kemana mana sebelum Alvaro sadar.

"Kalo kakak mau pulang, pulang aja gapapa Aldara di sini." ucap gadis itu.

Chandra menggeleng, "Kakak bakal tetep di sini jagain kamu, lagian ayah sama Bunda udah tau kalo kita di sini."

Aldara mengangguk angguk, lalu bersandar di dada bidang kaka nya. Dia rindu bersandar pada dada bidang Alvaro, dia rindu sikap Alvaro.  Dia rindu, rindu semua tentang Alvaro.

"Om, tante Edgar pamit dulu ya soalnya ibu di rumah sendirian." ucap Edgar pada kedua orangtua Alvaro.

"Ah iya Edgar, makasih ya hati hati pulang nya." ucap Adinda.

"Salamin aja buat ibu sama ayah kamu ya." ucap Adijaya.

Edgar mengangguk angguk, "Ra gue pulang duluan ya." ucap nya pada Aldara.

Aldara mengangguk, lalu setelah itu Edgar pergi meninggalkan mereka semua.

***

Aldara membuka mata, ketika Chandra membangunkan nya. Ternyata ini sudah pagi, dan dia semalam tertidur di samping Alvaro.

"Ayo kita pulang, kamu harus sekolah kan." ucap Chandra lembut.

Gadis itu mengangguk, sebelum pergi dia mengecup sekilas punggung tangan Alvaro dan menatap sendu cowo itu.

"Gue pulang dulu ya Al, jangan lama lama tidurnya." setelah mengatakan itu Aldara dan Chandra langsung pergi keluar.

"Kalian udah mau pulang?" tanya Adinda ketika melihat Aldara dan Chandra keluar.

"Iya tante, Aldara sama kak Chandra pamit dulu ya." ucap Aldara.

Adinda mengangguk, "Hati hati di jalan, kalo ada perkembangan tentang Alvaro pasti tante kabarin kamu."

Setelah itu Aldara dan juga Chandra langsung pergi meninggalkan ruang UGD, lalu pulang ke rumah.

Jangan lupa vote nya.

See you next chapter<3

ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang