Part :24

75 2 0
                                    

-Happy Reading-

Alvaro merogoh bungkus rokok yg ada di saku jaket kulitnya, kemudian mengambil sebatang lalu menyalakan rokok dengan korek yg ada di tangan nya.

Menikmati hembusan angin yg menerpa wajahnya, sambil di temani sebatang rokok kesukaan nya sudah menjadi hobi bagi seorang Alvaro Adijaya.

"Al bagi sebatang dong hehe." cengir Kenzo.

"Kebiasaan lo minta mulu rokok Alvaro!" cibir Azka di akhiri kekehan.

"Ya elah baru sekali juga." Kenzo mengerucutkan bibirnya.

"Sekali ndas mu!" kekeh Edgar.

"Dia mah gitu suka gak tau diri anak nya." Edgar dan Azka tertawa terbahak bahak mendengar ejekan Reza.

"Ambil aja, mau 5 batang juga terserah lo dah." suruh Alvaro lalu kembali menghisap rokok yg ada di sela sela jarinya.

"Ini baru namanya temen sejati." ucap Kenzo antusias.

Keempat temannya hanya menggeleng gelengkan kepala, kadang mereka heran kenapa bisa mendapat teman modelan Kenzo.

***

Jam pulang sudah tiba, sebagian murid sudah berada di parkiran untuk mengambil motornya masing masing. Begitu juga dengan Alvaro, yg di temani oleh keempat temannya.

Azka menepuk nepuk pundak Alvaro, "Al al itu bukan nya si Aldara ya?" tanya Alvaro.

Alvaro langsung mengikuti arah tangan Azka, yg menunjuk ke arah gerbang sekolah.

"Lah iya itu kan si Aldara ya." gumam Reza.

"Ko dia sama cowo?" tanya Edgar.

"Lo kenal ama tu cowo Al?" tanya Kenzo.

Alvaro menatap tajam ke arah Aldara dan pemuda yg berdiri di hadapannya, rahang Alvaro mengeras dan tangannya mengepal saat melihat pemuda itu mengusak pucuk kepala Aldara.

"Sialan!" umpat Alvaro lalu melangkah pergi.

"Eh! Al tungguin woy!" teriak Kenzo.

Keempat temannya itu langsung mengikuti Alvaro, karna takut Alvaro akan melakukan hal yg nekat.

Baru saja mau membuka pintu mobil, Aldara di kejutkan dengan kedatangan Alvaro yg langsung menonjok pipi pemuda yg bersamanya tadi.

"Alvaro!" teriak Aldara.

Gadis itu menarik tangan Alvaro, saat Alvaro akan kembali menghajar pemuda itu.

"Lepasin!" tegas Alvaro.

"Lo apa apaan sih!"

"Dia berani usap kepala lo!" ucap Alvaro penuh emosi.

Alvaro menatap tajam pemuda yg tersungkur ke tanah itu, sedangkan orang yg di tatap hanya mengusap sudut bibirnya yg sedikit mengeluarkan darah.

"Parah lo Al anak orang maen jotos aja." celetuk Azka.

"Ngeri bos!" seru Kenzo.

"Diem lo pada!" ucap Alvaro sambil menatap tajam ke empat temannya.

Mereka langsung kicep, dan memilih bungkam.

Aldara membantu pemuda itu untuk berdiri, "Dia abang gue!" ketus Aldara.

Alvaro terdiam cengo mendengar nya, keempat temannya juga ikut cengo. Alvaro mengerjap ngerjap kan matanya, berusaha mencerna ucapan Aldara.

"Mampus gue!" gumam Alvaro pelan.

"Mangkanya apa apa tuh jangan maen pukul aja!" ucap Aldara datar.

Setelah mengatakan itu, dia memilih untuk masuk ke mobil di ikuti oleh Chandra.

"Nah kan apa gue bilang, lo sih maen jotos aja." ucap Azka.

"Buruan kejar tu mobil elah, lo mau gak di restuin abang nya Aldara!?" seru Kenzo.

Alvaro mengacak rambutnya prustasi, dia langsung kembali ke parikiran untuk mengambil motor lalu pergi ke rumah Aldara.

***

Motor Alvaro sampai di pekarangan rumah Aldara, bebarengan dengan mobil Chandra yg juga baru sampai.

Alvaro buru buru turun dari motor, dan menghampiri Aldara juga Chandra yg baru keluar dari mobil.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Aldara datar.

"Maaf." cicit Alvaro.

"Minta maaf nya sama kak Chandra lah, ngapain sama gue kan yg lo tonjok dia bukan gue!" ketus Aldara padahal dalam hati dia sudah tertawa.

Masalahnya wajah polos Alvaro yg baru dia lihat, membuatnya merasa gemas dan juga ngakak.

Alvaro berdiri di hadapan Chandra, dia sudah menyiapkan mentalnya untuk menghadapi calon 'Kakak ipar' nya itu.

"M-maaf bang, tadi gue emosi soalnya." ucap Alvaro sambil menunduk.

Chandra menoleh pada Aldara yg sedang menahan tawa, ah kenapa Alvaro jadi imut begini sih.

"Kalo gue ga mau maafin gimana?" tanya Chandra santai.

Alvaro mendonggak, "Jangan gitu dong, maafin gue ya bang ya ya ya." bujuk Alvaro dengan wajah melas.

Aldara sudah tidak kuat lagi untuk menahan tawa, dia sudah ngakak sampai keluar air mata.

Alvaro tidak peduli jika Aldara menertawakan nya, baginya maaf dari Chandra lebih penting sekarang.

"Maafin jangan?" tanya Chandra pada adiknya.

"Udah maafin aja kak, kasian tuh udah melas mukanya." ucap Aldara sambil tertawa.

Chandra terkekeh, "Yaudah gue maafin."

"Ikhlas ga nih?"

"Ikhlas."

"Ah yg bener?"

"Untung lo pacar adek gue ya, kalo bukan udah gue tendang lo!" cibir Chandra.

Alvaro nyengir, lalu menyalimi tangan Chandra. Dia bersorak ria, karna akhirnya di maafin calon 'Kakak ipar' nya.

"Makasih bang makasih." ucap nya sambil mencium punggung tangan Chandra.

"Bang bang emang nya gue tukang baso apa!" cibir Chandra sambil mengusap punggung tangan bekas Alvaro cium.

"Hehe kan lo calon abang ipar gue ya ga." Alvaro menaik turunkan kedua alisnya.

Chandra tertawa mendengar nya, "Serah lo dah, gue mau masuk bay!"

Setelah mengatakan itu Chandra masuk ke dalam rumah, meninggalkan Alvaro dan Aldara di luar.







Hallo apa kabar?
Ada yg nunggu aku up?
Maaf banget kalo part ini pendek..

Jangan lupa vote nya.
See you next chapter<3

ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang