#2

487 32 0
                                    

Ntah tiba-tiba Indonesia menangis di depan pintu kamarnya, namun untungnya tidak di dengar Adeknya, karena jarak kamarnya jauh dari jangkauan suaranya. "Ayah.....ibu....maafkan aku....aku terpaksa.....demi menjaga kebahagiaan......". Mengatakannya dengan sangat stres.

Ia bangun dan menuju ke kasurnya untuk baring-baring demi menenangkan diri nya.

Sejam berlalu, ia mendengar suara ketukan adiknya dengan berkata. "kak ayo, Adek mo sekolah soalnya". Dibalas kakaknya sambil membersihkan wajahnya dari air mata. "iya sebentar dek, kakak siap² dulu". Indonesia menghapus air matanya demi menyembunyikan dari adiknya.

Semua nya pun siap, ia segera membuka kunci pintu dan turun kebawah untuk menghampiri Adeknya.

"Ayo dek!". Panggil dari sang Abang, mereka berdua pun keluar, Adeknya langsung naik motor abangnya sementara abangnya mengunci rumah terlebih dahulu.

Kemudian, mereka pun berangkat ke sekolah Adeknya.

Setibanya di perjalanan, Indonesia tidak tau harus bicara apa hingga membuat canggung antara kakak dan adeknya yang akhirnya membuat sang Adeknya bertanya. "kakak gak kuliah?". Kakak nya menjawab. "kakak habis ngantar dirimu, Abang pulang lalu Abang pergi kuliah dek"

Sesampainya di sekolah Adeknya, Adeknya turun dan berkata. "terima kasih ya kak". Dengan senyuman manis dari sang adik, lalu berlari ke arah gerbang sekolah sebelum terlambat.

Indonesia pun pulang ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, karena masih lama ia masih sempat untuk menyirami perkarangan rumahnya agar supaya tidak kering dan tetap segar.

Setelah ia menyirami perkarangan rumahnya, ia mulai menyapu-nyapu halaman rumah yang terdapat daun-daun berjatuhan, ia tidak lupa mencabut-cabut rumput liar yang tumbuh di dinding rumahnya.

Dan setelah itu, ia merapikan peralatannya dan masuk rumah untuk ganti baju karena keringatan.

Di kamarnya, ia membuka semua pakaiannya dan hanya memakai handuk. Dia membawa pakaian tersebut kebawah untuk dicuci.

Dia tidak lupa juga mencucikan pakaian untuk Adeknya, karena Adeknya juga berusaha keras untuk menggapai cita-citanya namun ia tidak lupa mengajari kemandirian untuk adiknya sendiri.

Seperti biasa, setelah ia mencuci pakaian-pakaian tersebut, ia membersihkan seisi rumah sebelum ia pergi mandi.

Ketika ia membersihkan kamar sang adik, saat Indonesia menyapu dibawah kasurnya, ia menemukan sebuah buku yang bertuliskan. 'buku harianku'. Indonesia sebenarnya mau membukanya, namun itu merupakan privasinya. Tapi karena rasa penasaran membunuhnya, ia duduk di kasur sang adik dan mulai membuka buku tersebut.

Halaman pertama yang waktunya pada tanggal 16 Februari 2019 berisi. 'aku berkata kepada kakakku. "kak Adek pengen jumpa orang tua kita". Kakakku hanya menjawab sambil mengelus pipiku. "Sabar ya dek, Abang belum dapat kontak bapak dan ibu kita, Abang pasti janji memberi tau Adek jika Abang dah dapat kontak mereka berdua". Dan seketika itu Adek hanya bisa bersabar dan berdoa berharap bisa ketemu dengan kedua orang tua Adek kembali'

Halaman kedua pada tanggal 30 Juni 2019 berisi. 'aku harap janji kakakku, kakakku tepatin, Adek hanya bisa menunggu waktu yang sudah ditentukan oleh Allah SWT'

Halaman kedua sampai kesembilan belas tidaklah penting dan halaman berikutnya kosong. Indonesia hanya bisa menunggu apa yang ada dalam isi hati Adeknya. Ia melemparkan kembali buku tersebut ke bawa kasur dan melanjutkan kembali bersih-bersihnya.

Namun Indonesia sebenarnya merasa bersalah karena telah membaca privasinya, tapi ia juga khawatir karena kita tidak tau apa yang terjadi kedepannya, ia akan tetap menjaga adiknya walaupun bagaimana keadaannya terhadap diri sendiri karena merupakan amanah untuknya menjaga anggota keluarga yang terakhir.






1 jam 30 menit kemudian, rumah sudah dibersihkan. Indonesia istirahat duduk sebentar sebelum mandi.

Ia mengingat banyak hal, walaupun Indonesia sering disiksa sama kedua orang tua nya, itu tetaplah orang tuanya. Saat Timor Leste lahir, potret dia dan adiknya setelah sehari, Orang tuanya kecelakaan mobil jatuh ke jurang yang di tepi, karena faktor malam hari dan rem blong.

Dia hanya bisa mengharapkan apakah keputusan ku sudah hal paling yang terbaik karena untuk menjaga adiknya tetap bahagia.

Setelah setengah jam berlalu, ia udah agak mendingan dan segera pergi ke kamar mandi untuk siap-siap pergi ke kuliahnya.

Setelah mandi, ia pun melihat punggung dirinya dikaca cermin yang merupakan bekas saat ia melindungi Adeknya. Bekas sayatan yang cukup besar, namun sampai sekarang Adeknya tidak tau.

Ia sudah siap pergi ke kuliahnya dan pergi keluar rumah lalu mengunci pintunya. Ia pun berangkat dengan motor kesayangannya.


INDONESIA X PALESTINE Spesial Ramadhan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang