Chapter 8

13.4K 217 4
                                    

Yoojung menatap malas orang tuanya yang terlihat begitu semangat menyiapkan pesta kecil kecilan yang dibuat di halaman belakang rumah mereka. Bahkan Yoojung yang sudah tidak tinggal lagi dengan kedua orang tuanya itu didesak agar pulang dengan cepat.

Pasangan suami istri itu bahkan menyuruh Yoojung untuk berdandan dengan cantik mengingat Sehun dan keluarganya akan datang kerumah. Dan tentu saja Yoojung sama sekali tidak mengindahkan perkataan ibunya.

Ia memilih memakai kaos putih kebesaran dengan rambut yang ia ikat cepol asal. Masa bodoh Yoojung memang sudah tidak peduli lagi dengan penampilannya. Ia ingin membuat Sehun dan keluarganya itu risih dengan tingkahnya.

"Apa kau akan terus berdiri disitu? Cepat kesini dan bantulah eomma memanggang daging." Seru Nyonya Kim menatap sebal putrinya yang masih berdiri ditempat tanpa bergeming sedikitpun

Yoojung berjalan dengan malas menuju panggangan dan dengan berat hati Yoojung membantu ibunya memanggang daging. Walaupun yang Yoojung lakukan hanyalah mengipasi api tapi tetap saja ia telah berusaha membantu.

Nyonya Kim melirik tak suka putrinya yang mengipasi api dengan wajah seperti orang kehilangan jiwa "Kau ini kalau membantu itu harus ikhlas. Ibu menyuruhmu memanggang daging bukan mengipasi api."

"Kalau tidak bisa sana pergi, potong semangka saja." Serunya mendorong tubuh Yoojung pada meja kayu yang sudah tersedia begitu banyak buah

Yoojung mendengus namun tetap pergi dan menatap buah buahan didepannya dalam diam. Yoojung heran padahal rumahnya ini tidak kekurangan maid sama sekali tapi entah kenapa ibu dan ayahnya itu bersikeras untuk melakukan semuanya sendiri. Menurutnya itu sangat menyusahkan karna sekarang ia juga harus ikut andil dalam menyiapkan pesta bodoh ini.

Dengan terpaksa Yoojung mulai memotong buah semangka dengan sedikit kesusahan. Seumur hidup ini kali pertama ia mengupas buah bulat besar ini. Dan Yoojung hanya bisa berharap agar tidak salah memotong, ia takut bukannya memotong semangka Yoojung malah memotong tangannya sendiri. Memikirkannya saja berhasil membuat Yoojung bergidik ngeri.

Entah sudah berapa lama ia bergelut dalam memotong buah besar yang bahkan belum selesai ia kerjakan hingga suara pekikan ibunya dibelakang sana membuyarkannya.

Yoojung melirik sekilas kebelakang dimana ibu dan ayahnya tersenyum sumringah menyambut kedatangan tamu kehormatannya, siapa lagi kalau bukan Sehun dan para tertuanya. Yoojung mendengus saat matanya tanpa sengaja bersitatap dengan netra gelap milil pria tinggi itu. Hanya sesaat karna Yoojung langsung memalingkan wajahnya dirinya terlalu malas untuk sekedar menatap wajah iblis brengsek itu.

Kembali Yoojung memfokuskan dirinya memotong semangka dan ia tersenyum sumringah melihat hasilnya. Ternyata ia berbakat juga.

Dengan semangat Yoojung menambahkan beberapa buah lainnya sebagai hiasan. Saat ini ia menyukai apa yang sedang dirinya kerjakan dan dengan begitu Yoojung mulai memotong buah lain seperti melon ataupun nanas dengan caranya sendiri.

Ia ingin melihat sejauh mana bakatnya.

"Jika seperti ini seharusnya aku menjadi chef saja." Gumamnya menatap puas buah yang sudah ia sulap sedemikian mungkin

"Aku harus mengabadikan ini lalu menunjukkannya pada Sohyun." Yoojung terkikik pelan memikirkan ekspresi seperti apa yang akan sahabatnya itu tunjukkan

Ini satu hal yang langka karna selama ini Yoojung tidak pernah melakukan hal semacam ini sendiri. Menurutnya jika ada orang lain kenapa ia harus melakukannya sendiri.

Dengan semangat Yoojung bangkit dari duduknya dan berlari menuju kamarnya untuk mengambil ponselnya. Bahkan ia mengabaikan panggilan ibu dan ayahnya, Yoojung terlalu bersemangat saat ini.

HyperSexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang