PROLOGUE

11.6K 746 32
                                    

|•Anak siapa kamu?•|
[Nomin;]

 

Hari masih sangat pagi, bahkan adzan subuh belum berkumandang. Tapi Jeno harus terpaksa bangun dikarenakan suara bel apartemen nya yang terus berbunyi berulang kali.

Bahkan ia hampir saja terjatuh oleh kaki yang tidak sengaja tersandung selimut nya yang berantakan. Mulutnya Hampir saja mengeluarkan umpatan, jika saja ia tidak ingat ini masih dini hari.

" Siapa sih, pagi-pagi udah bertamu aja. Nggak sopan banget " gerutu Jeno ditengah-tengah langkahnya yang sedikit oleng karna matanya belum terbuka sepenuhnya.


" Iya iya sabar, ini lagi jalan " teriaknya kala bel terus saja berbunyi. Karna dipencet secara tidak sabaran.

Faktor baru bangun mungkin, Jeno sampai tidak berpikir dua kali dulu sebelum membuka pintu. Pasalnya ini masih dini hari, Sangat tidak wajar jika seseorang ingin bertamu. Sudah begitu sangat tidak sabaran pula. Mana tidak mengabari dulu sebelum datang.


Jeno dibuat tercengang kala melihat si tamu yang  begitu tidak sopan itu.

Percaya tidak percaya, itu adalah seorang bocah yang kira-kira berusia 5 tahun berdiri tepat didepan pintu apartemen nya.

Dengan membawa tas ransel yang agak besar, dan tongkat kayu berukuran sedang yang ia pikir, mungkin adalah alat bantu untuk bocah itu memencet bel apartemen nya.

Anak itu mendongak menatap Jeno dengan mata polosnya yang lucu. Sesekali ia menggigit bibir bawahnya.

" Siapa kamu? " Tanya Jeno kala tersadar dari acara bengong sejenaknya.

Kaget, tentu saja. Jeno lagi-lagi dibuat tercengang kala mendengar satu kata yang baru saja keluar dari mulut si bocah.

" D-daddy "

" Hah? Saya nggak punya tuyul ya! Kamu salah alamat kali, habis nyolong dari mana kamu sampe lupa jalan pulang? "


Bocah itu terus menggigiti bibir bawahnya, tangan nya meremat ujung bajunya gugup.

Kepalanya mulai tertunduk, ia terdiam beberapa saat sampai suara Jeno kembali menyapa pendengarannya.

" Kamu sama siapa kesini? " Tanya Jeno sambil mensejajarkan tinggi nya dengan sibocah.

Namun yang Jeno dapatkan hanya gelengan dari bocah didepannya.


" Kamu ganggu saya lagi tidur tau nggak? Harusnya itu saya bangun 2 jam lagi, kamu ngapain kesini sendirian? "

" D-daddy~ " suara bocah itu bertambah lirih.

" Kamu nyari Daddy kamu? "

Bocah itu hanya mengangguk, mengiyakan.

" Siapa nama kamu? "

" Mommy cuka panggil, Nana " bocah itu masih menundukkan kepalanya.

" Mommy kamu dimana? "

Lagi-lagi bocah itu, atau yang kita tau namanya Nana. Menggeleng.

" Gak jelas kamu, yaudah. Ayo ikut om ke kantor polisi. Biar polisi bantu cari orang tua kamu " Jeno hampir saja beranjak jika saja tangan kecil Nana tidak menarik pelan baju piyama nya.

" Bibi bilang ini lumah Daddy Nana "

" Hah? "

" Bibi bilang ini lumah Daddy nya Nana " ulangnya sedikit lebih keras.

Tangan nya masih menggenggam ujung piyama milik Jeno. Matanya berharap cemas. Menanti tanggapan selanjutnya dari Jeno.

Jeno masih terdiam, ia kembali berpikir. Demi apapun ia belum menikah, ia tidak memiliki pacar dan ia juga tidak ingat, jika ia pernah menghamili Seseorang.

" N-nana takuut " lirih bocah itu yang membuat Jeno kembali sadar dari lamunannya.

Hati Jeno tiba-tiba tidak tenang, ia melepaskan tangan kecil Nana dari ujung piyama nya. Ia tentu saja tidak percaya, bisa saja anak itu disuruh Seseorang untuk mengelabuhi nya kan?

Secara kan, dia pengusaha muda. yang, memang sudah kaya sejak kecil sih. Sudah begitu ia tampan lagi. Bisa saja kan, seseorang memperalat anak kecil itu untuk memporotinya.

" Nana ndak punya ciapa-ciapa lagi " bocah itu kembali menundukkan kepalanya. Ia tidak berharap banyak dari orang dewasa didepannya ini. Karna sejak tadi, orang dewasa yang ia pikir adalah ayah kandungnya itu menunjukkan rasa tidak sukanya pada dirinya.

Orang dawasa itu juga seperti risih akan keberadaannya.

Nika memang ayahnya ini tidak mau menerimanya, ia akan dengan tanpa paksaan pergi dari tempat besar ini.


Ia sadar, keberadaannya sekarang memang tidak pernah diinginkan.

Saat ia akan melangkahkan kakinya untuk pergi, suara Jeno membuat nya dengan cepat mendongak kan kembali kepalanya.

" yaudah ayo masuk, tapi awas aja ya kalo kamu nyusahin saya " ujar Jeno kemudian masuk kedalam, tanpa menunggu Nana berjalan masuk.

Nana bersemangat kala mendengar nya, ia pikir Jeno akan sama seperti keluarga mamanya. Yang tidak mau mengurusnya dan lebih memilih melempar nya ke ayahnya. Tapi ternyata tidak. Sekiranya itu yang ada dipikiran Nana sekarang.

" Telima kacih Daddy " ujar Nana dengan senyum bahagia nya.

Sayangnya Jeno tidak mendengar nya, karna sudah lebih dulu masuk kedalam.

31/03/2022

© KFTMZZ

DADDY J [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang