bagian 09

4.6K 535 18
                                        

|•kedatangan seseorang•|
[Nomin;]

chap ini gaje banget >//<

  " Mau Nana bantu pijit-pijit? " Tawar Nana saat melihat Jeno yang sesekali memijit kening dan pangkal hidungnya.

" Hm?.. boleh " Jeno mengangguk.

Nana mendekat, setelah mendapat ijin dari yang bersangkutan. Kemudian, memijit-mijit kening serta pangkal hidung Daddy nya itu dengan jari-jari mungilnya.

" Sinian lagi " tunjuk Jeno pada bagian lain dikepalanya.

" Disini? "

" Hm.. "

Dokter Taeyong sudah pergi sejak 3 jam yang lalu. Jaehyun yang mengantarkannya. Setelah mengantar dokter Taeyong pulang, jaehyun ijin untuk pergi bekerja dulu pada Nana. Dia bilang, akan kembali kerumah Daddy nya menjelang makan siang nanti. Jadi Nana tidak usah bingung, dan repot-repot memikirkan makanan apa yang harus ia siapkan untuk Daddy nya siang nanti.

Jadilah, tinggal mereka berdua disini.

Ada dua suasana yang Nana rasakan saat ini.

Ia jelas merasa sedih, karna Daddy nya yang sedang tidak baik-baik saja sekarang. Namun disisi lain, juga ada rasa senang dihatinya karna ia tau, jika Jeno akan berada dirumah seharian penuh. Atau bahkan lebih. sampai besok. atau.. lusa, mungkin?

Dokter Taeyong bilang, Daddy nya itu kan harus banyak istirahat dulu. Ah, semoga saja. Nana jadi memiliki banyak waktu bersama Jeno dirumah.

Nana masih asik memijit-mijit Jeno. Dari yang awalnya hanya bagian kepala, dan malah sekarang merembet ke ujung kaki, sampai akhirnya terdengar suara dengkuran halus yang berasal dari daddynya. Melihat Daddy nya yang mulai pulas, Nana turun dari tempat tidurnya dan pergi ke ruang keluarga.

Jam digital yang terpampang besar didinding kamar Daddy nya sudah menunjukkan pukul 08:30. Acara tv favoritnya sudah dimulai sejak beberapa menit yang lalu.

Ditemani setoples cemilan, inilah paginya Nana setiap hari tanpa Jeno.

Sesekali bibir kecilnya mengikuti kata-kata yang diucapkan sipemeran dalam animasi kesukaannya.

Saat dirinya sedang asik dengan tontonan dan cemilan paginya. Tiba-tiba saja suara bel apart berbunyi. Nana menoleh, ia bangun hendak membukakan pintu Dengan pin yang sudah jeno beri tahu padanya. Karna ia pikir seseorang diluar adalah jaehyun, yang tadi berjanji akan kembali ketika menjelang waktu makan siang.

Namun nana dibuat membeku kala mendengar suara seorang wanita dari luar, yang memanggil nama daddynya. Nana diam sejenak, kepalanya menoleh. Menatap pintu kamar daddynya yang sedikit terbuka.

" Buka ndak ya.. " Nana jadi bimbang sendiri.

Mau ia buka, tapi Nana tidak kenal dengan suara wanita diluar. Daddy juga pernah berpesan untuk tidak membukakan pintu pada orang yang tidak Nana kenal.

Tapi jika tidak ia buka, wanita itu terus memencet bel Dengan memanggil-manggil nama Jeno. Jika ternyata itu orang yang Jeno kenal dan.. aahhh ya sudah lah.

Akhirnya Nana memilih untuk tidak membukakan pintu itu. Ia menggigit bibir bawahnya. Hatinya dibuat resah karna kedatangan wanita yang tidak Nana kenal.

Saat ia akan kembali berjalan ke depan televisi Dengan mata yang sesekali melirik kebelakang. Tiba-tiba Jeno muncul dari Balik pintu kamarnya. Dengan rambut yang acak-acakan, dan mata yang sedikit merah.

Mereka saling bertatapan, kemudian Nana lebih dulu menggeleng.

" Nana ndak kenal " ujarnya polos.

Jeno hanya mendesah lelah. Kemudian ia berjalan lunglai menuju pintu utama. Nana mengikutinya dari belakang.

Saat ia melihat siapa yang ada dibalik pintu, Dengan kamera pengawas yang berada di pintu masuk. Jeno terdiam.

Kemudian ia menatap Nana yang berada dibawah sejajar dengan lututnya.

" Kamu..



















Ngumpet dulu ya "

Jeno tak memikirkan kepalanya yang masih terasa pening. Dengan gerakan cepat, mengangkat tubuh Nana dan ia bawa ke ruang rahasia yang berada diruang kerjanya.

Ia berkali-kali mengatakan maaf pada Nana, karena terpaksa harus melakukan ini. Demi dirinya, dan diri Nana juga.

" Bentar-bentar, hp sama cemilan kamu. Saya ambilin dulu. Jangan kemana-mana "

Jeno kelimpungan saat harus mengambil handphone Nana yang ada dikamar, dan cemilannya yang ada didapur.

" Jangan bikin suara gaduh dan jangan kemana-mana sebelum saya bilang, kamu boleh keluar. Oke "

Nana hanya diam mengangguk-angguk.

Jeno mengucapkan maaf sekali lagi sebelum mengunci rapat ruangan itu.

Ia kembali berjalan kedepan, menetralkan ekspresi dan pernapasannya. Kemudian membukakan pintu.

" Lama banget si, Kamu ngapain aja sampai kaki mama kesemutan nunggu kamu bukain pintu "

" Maaf ma, Jeno lagi nggak enak badan "

/Ini setengah dari biasanya 🙏😃
Saya tau kalian mau bilang, nggak ada chapter yang nggak gaje dari saya 😌

26/04/2022

© KFTMZZ

DADDY J [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang