bagian 10

4.4K 515 18
                                    

|•kelakuan aneh jeno•|
[Nomin;]

Jeno tidak menyangka jika ibunya akan datang hari ini. Padahal kemarin bilangnya seminggu lagi. Lalu ini apa?

Tidak ada yang jeno siapkan untuk ibunya. Jeno hanya mempersilahkan ibunya duduk di sofa depan televisi tempat Nana menonton tadi.

Namun ibunya Malah menolak, dan mendorongnya untuk kembali merebahkan diri ke ranjangnya. Beliau juga meminta maaf pada Jeno, karena sempat meninggikan suaranya akibat kesal. Panggilanya tidak jeno jawab-jawab.

Beliau juga sempat membelalakkan matanya saat telapak tangannya merasakan sensasi panas, ketika menyentuh kening putra semata wayangnya.

" Kamu udah minum obat? Udah sarapan belum tadi? Tuh kan mama bilang apa, hidup sendiri itu bakal ribet apalagi kalo sakit kayak gini. Nggak ada yang tau dan ngurus kan. Kalo kamu mati terus nggak ada yang tau gimana? Mau, jadi tengkorak disini sendirian ? Huh? "

Jeno malah dibuat tambah pusing karena mamanya yang sedari tadi tidak berhenti mengomel. Ia beberapa kali mendesah lelah dan menggerakkan kakinya gelisah.

" Udah maa, ada kak jaehyun kok. Yang ngurusin Jeno "

Beberapa saat mereka terdiam, Dengan Jeno yang posisinya sedikit miring dan memeluk pinggang ibunya dari samping.

Ibu Jeno sesekali mengelus Surai hitam anaknya. Ia diam membiarkan anaknya kembali tertidur. Matanya melihat sekeliling, kemudian berhenti disatu titik yang membuatnya mengernyit dan sedikit tertarik.

" Sejak kapan kamu suka jam digital kayak gitu Jen? " Setahunya, Jeno itu pecinta sesuatu yang bersifat klasik. Ia jarang mendapati Jeno memiliki barang seperti ini.

Jeno mengangkat kepalanya. Iya, dirinya memang tidak terlalu suka. Tapi Nana belum bisa menggunakan jam dinding biasa, jadi ia harus membeli yang digital. Walaupun Nana baru bisa menghitung satu sampai dengan dua puluh.

Tapi jam itu cukup membantu.

Jeno terdiam beberapa saat, mata mamanya menelisik sedikit curiga.

" lagi pengen aja " Jeno kembali menelusup kan wajahnya pada pinggang ibunya.

Ibunya hanya mengangguk mengerti.

Namun kemudian, ia beranjak dan meletakkan kepala Jeno pada bantal. Ia hendak berjalan keluar kamar. Jeno sedikit was-was karena ibunya selalu mengecek beberapa tempat dan barang milik Jeno ketika berkunjung. Ia takut ibunya akan menemukan Nana.

Namun kemudian, ia menghela nafas karena tidak mungkin ibunya menemukan Nana. Anak itu sudah ia sembunyikan ditempat yang tidak ibunya tau. Ibunya tidak akan tau, ya, pasti tidak tau.

Sesuatu membuatnya meloncat secara tiba-tiba dari ranjang, dan menyusul ibunya yang hendak pergi ke dapur. Disana ada susu anak milik Nana, jika ibunya melihat itu, pasti ia akan semakin curiga.

Oleh karenanya, Dengan Cepat ia memegang pundak ibunya. dengan ekspresi yang sedikit kacau, Jeno berkata.

" Mama mau apa? " Yang Malah membuat ibunya mengernyit heran. Biasanya juga begini, untuk apa Jeno bertanya. Dan, apa-apaan Dengan ekspresinya itu?

Membuatnya curiga saja.

" Kenapa? Kamu ngumpetin sesuatu ya dari mama? Ayo ngaku, ngumpetin apa kamu? Narkoba? Arak? Atau pacar? Atau bahkan.. " mama menyipitkan matanya, menelisik ekspresi wajah Jeno yang bila mana bisa membuatnya mendapatkan jawaban atas rasa penasarannya.

Ia memajukan wajahnya ke mimik wajah Jeno yang sudah memerah dan tegang. Jeno memundurkan wajahnya kebelakang. Nafasnya tertahan.

" Ck mama, apaansi. Jeno kan lagi sakit. Masa' malah mama tinggalin. Pijitin kek, jangan ngomel Mulu. Pusing ini kepala pengeran " Jeno merengut sebal.

DADDY J [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang