bagian 17

3.7K 368 18
                                        

|• inpo" •|
[Nomin;]

  " Jadi. . . Wanita itu benar-benar masih hidup? "

" Dari informasi yang saya dapat, dia telah melahirkan seorang putra lima tahun yang lalu. Namun setelah itu ia seperti menghilang ditelan bumi, tidak ada yang tau bagaimana kabarnya sampai sekarang. Namun saya akan mencoba mengoreknya lebih dalam, dan berharap mendapatkan informasi yang anda mau "

" Seorang putra? Lima tahun yang lalu ya. . Baiklah, saya tunggu kabar selanjutnya "

Telepon itu tertutup.

Pria paruh baya itu berdiri tegap didepan jendela besar di dalam ruangannya.

Satu tangan berada pada saku celananya, satu lagi memegang handphone yang baru saja ia matikan setelah sebelumnya ia gunakan untuk berbincang dengan seseorang disebrang telepon.

Matanya masih memandang kedepan, dimana ada lautan kota yang begitu ramai dan penuh aktivitas, terlihat dari atas. >?<

Pria itu tersenyum miring.

" Diluar dugaan, kecil kecil ngeri juga. Selera anakku lumayan ekstrim ternyata"

Ia tertawa kecil.









" Tuan, tuan anda dari mana saja? Anda buang air di Zimbabwe atau bagaimana? Kok ya lama sekali, jauh pula. saya cari tidak kunjung ketemu "

Poy, atau pengawal suruhan nyonya nna itu terus membuntuti Jeno dari belakang dengan melempari Jeno beberapa pertanyaan secara beruntun, yang membuat Jeno semakin kesal. Namun masih ia tahan, dan terus berjalan mengabaikan pengawal sialan itu.

" Tuan apa anda tau? Saya sudah memutari kota ini berkali-kali dan tak menemukan jejak anda sama sekali. Apakah anda menggunakan sebuah portal untuk bertransportasi. Begitu cepat sampai jauh dan dan tidak dapat saya lacak? "

Jeno masih diam dan semakin mempercepat jalannya untuk sampai pada ruang kerjanya. Sampai sapaan dari beberapa karyawan nya pun hanya ia lewati tanpa sekedar ia beri senyum.

" Tuan- addooh " ucapan poy terhenti. Kemudian ia meringis sambil memegang kepalanya.

Jeno sengaja memberhentikan jalannya secara mendadak. Dan membuat poy yang membuntutinya tanpa sengaja menabrakkan kepalanya pada punggung bagian atasnya.

Poy beberapa kali menundukan kepalanya meminta maaf.

Namun Jeno tak menggubrisnya sama sekali. Ia malah menatap mata poy tajam selama beberapa saat. Yang membuat poy semakin meringis dan merasa sedikit ciut.

" Udah? "

" Sudah tuan, saya minta maaf. Saya tidak sengaja ya ampun "

" Pulang Lo sekarang!!! " Jeno mengatakan nya Dengan datar, namun penuh penekanan.

" Tapi- "

" Pulang! "

" Ini tugas saya tuan "

" Anak Lo.. Lo nggak mau dia kenapa-kenapa kan? "

" Dih kok ngancem? "

" Waktu Lo tinggal dikit sebelum orang lain bawa dia pergi.. masih mau disini? " Jeno melenggang pergi begitu saja. Meninggalkan poy yang masih berpikir 2-3 kali untuk meninggalkannya. Takut Jeno kembali membodohi nya.

Setelah dipikir-pikir, takut anaknya benar-benar kenapa-kenapa. ia pun melenggang pergi untuk kembali ke rumahnya yang lumayan jauh dari sini.

" Tch " Jeno mendecih, orang itu kembali ia bodohi. Iya, Jeno berbohong lagi.

Lagi pula, bagaimana Jeno bisa mendapatkan informasi dan langsung menyuruh orang begitu cepat. Sedangkan ia baru sedikit bebas beberapa jam yang lalu.

Dan kini ia kembali sedikit bebas.

Ia harus mencari cara untuk menyingkirkan pengawal itu dulu. Baru setelahnya, ia akan bebas dan lebih mudah untuk menjalankan misinya kali ini. Ceilah misi ಡ ͜ ʖ ಡ











" Gue percaya sama Lo " Jeno menjulurkan tangannya, mendorong sesuatu dari hadapannya ke dihadapan lawan bicaranya kali ini.

" Gue tambahin kalo kerja Lo bagus "

Si lawan bicaranya mendengus.

" Gue tau Lo kaya, tapi kagak usah sok gitu juga kali. Gue ikhlas kok bantuin Lo. Tapi kalo Lo maksa gue terima kok " ucap si lawan bicara sambil memasukkan bungkusan kertas berharga itu ke dalam saku jaketnya.

Jeno terkekeh.

" Gak usah gengsi, gue tau kok Lo doyan duit "

" Tau aja Lo, gue cabut dulu dah " si anonim beranjak dari duduknya. Hendak pergi.

" Shopping nya belakangan, kerjain dulu tugas Lo " Jeno memperingati, lama berteman dengan nya. Membuat Jeno tau bagaimana kelakuan dan hal hal yang anak itu sukai. Seperti berbelanja contoh nya.

" Siap pak boss, kalo duitnya udah abis nanti gue kabarin "

" Pantes gak kaya kaya, dasar boros " ujar Jeno bercanda.

" Penting gak mangan gapuro masseh "

" Serah Lo dah, ati-ati "

Jeno sudah mulai merancang rencananya.

Mulai dari meliput kembali biodata serta perjalanan nya yang ia tahu sekarang, Sudah banyak dirubah dari data aslinya.

Yah, ia tau siapa yang melakukannya.

Setelah nya, itu urusan Jeno. Dan Itu masih menjadi rahasia.

Ia mengeluarkan satu lembar foto dari saku jasnya.

Mengusapnya dan tersenyum tipis.

" Walaupun Daddy belum inget siapa mommy kamu. Seenggaknya Daddy tau dia masih ada dan masih Daddy pemilik hatinya. "










" Leemin " seorang bocah yang usianya kira-kira sepuluh tahun menghampiri bocah Laki-laki yang umurnya setengah darinya.

Anak itu duduk disamping si yang lebih kecil.

" Um? " Respon si kecil tanpa menolehkan kepalanya.

" Kenapa? "

" Ndak papa " bocah yang dipanggil leemin tadi menggelengkan kepalanya.

Bertentangan dengan mulutnya yang mengatakan tidak apa-apa, wajah nya malah menampilkan raut yang terlihat sendu dan tak memiliki gairah.

Dengan melihat sekilas saja orang akan tau jika ia sedang tidak baik baik saja. Ia sedang sedih.

" Kamu nggak bisa bohong sama kakak, ayo cerita. "

Leemin menghela nafas berat, ia menolehkan wajahnya dan menatap kakak pantinya.

" Kangen Daddy. . Om bilang mau jemput n-leemin tapi, tapi meleka Ndak jemput-jemput " leemin mulai terisak. Bibir kemerahan nya melengkung kebawah. Air matanya membendung.

" Mau peluk kakak? Sini "

" Mereka bakal Dateng kok "

" Kapan~? " Leemin merengek dipelukan kakak seperpantiannya.
















" Kapan-kapan"

Besok pengunguman PPDB Jateng 2022 guys, aaa takut bangeeet. Do'a in aku keterima yaaa, janji bakal double up deh tgl 6 nanti. Kalo aku keterima tapi ♡(> ਊ <)♡ semoga keterima deh. Aminin woy lopyu( ˘ ³˘)♥

03/07/2022

© KFTMZZ

DADDY J [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang