|•kesalahan fatal pada masa lalu•|
[Nomin;]Nana berjalan membuntuti Jeno dengan tangannya yang menggenggam jari telunjuk jaehyun. Sepanjang jalan, ia terus menengok ke sana kemari dengan mata yang berbinar.
Mata nya tertuju pada kedai ice cream disebelah kanannya, sedikit jauh tapi itu cukup membuat nya tertarik.
" Kenapa berhenti? " Tanya jaehyun, menengok kebawah dimana ada Nana disana.
" Eumm " Nana gelagapan, ia ingin ice cream. Tapi tadi dirinya sudah memakan banyak makanan mahal di restauran cepat saji. Nana juga bukan siapa-siapa bagi mereka, jadi ia malu untuk mengutarakan keinginannya.
" Maap hehe " Nana menggaruk keningnya yang tidak gatal.
Jaehyun menaikan satu alisnya, hendak bertanya lagi apakah Nana tertarik pada sesuatu. Tapi belum sempat ia bertanya, suara Jeno terdengar menginterupsi mereka untuk cepat berjalan.
Akhirnya jaehyun mengurungkan niatnya untuk kembali bertanya pada Nana.
Jeno pada akhirnya berhenti disebuah toko yang berisi macam-macam pakaian dan mainan. Jaehyun dan Nana yang melihatnya heran sendiri, untuk apa sebenarnya Jeno kemari.
Pemikiran jaehyun cukup dangkal dan terkesan bodoh, apa kalian tidak sadar?Menurut kalian, untuk apa kalian pergi ke pusat perbelanjaan?
Maling? Cukup masuk akal sih, tapi tidak jika itu Jeno.
Mari sedikit sombong sebentar. perkenalkan, namanya Lee Jeno. Akan menginjak 22 tahun dalam beberapa bulan lagi. Anak tunggal orang paling kaya ke 3 dari negaranya. Hidupnya sudah bergelimang harta sejak ia baru lahir. Hampir tidak pernah gagal dalam mendapatkan hal yang ia inginkan.
Catat ini, hampir.
Katakanlah hidupnya sudah sempurna sejak ia lahir ke dunia.
Kata kekurangan itu tidak ada dalam kamus hidupnya.Jeno mengambil beberapa pakaian anak yang menurutnya bagus disana. Lalu menghampiri Nana.
" Ini dicoba " menyerahkan pakaian itu pada Nana dan meminta anak itu untuk mencobanya.
Mata Nana berkedip-kedip lucu, ia bingung dengan situasi ini. Maksud Daddy nya itu apa? Nana tidak mengerti.
" Baju kamu udah buluk, ganti yang ini "
Jaehyun dengan segera mengambil beberapa stel pakaian yang ada ditangan Jeno dan membawa Nana ke tempat ganti.
.
.
.
Cukup lama Jeno menunggu sambil memainkan handphone nya disofa tunggu.
Sampai akhirnya Nana keluar dengan pakaian yang Jeno pilihkan tadi.
" liat Jen, cakep banget anak Lo gila " jaehyun mengeluarkan handphone nya, memencet icon Camera dan beberapa kali memotret Nana.
Nana yang mendapat pujian dari jaehyun hanya tersenyum malu, apa lagi kala matanya tanpa sengaja bersibobrok dengan mata sipit Jeno yang menatapnya tanpa berkedip.
Jeno tertegun kala melihat senyum Nana, senyum itu... Seperti tidak asing baginya. Namun sedetik kemudian, Jeno memilih memalingkan wajahnya kearah lain saat mata sipitnya tanpa sengaja bertemu dengan mata jernih Nana.
Nana yang melihatnya Spontan menekuk bibirnya ke bawah. Tapi hal itu malah membuat jaehyun yang melihatnya semakin gemas dan mencubiti pipi Nana.
Nana memegang jari-jari besar jaehyun yang sedang mencubit pipinya untuk berhenti, kala ia melihat Jeno beranjak untuk menghampiri meja kasir.
" Om ayo cepat, nanti Daddy malah lagi " ujar Nana berbisik pada jaehyun. Jaehyun yang mendengarnya hanya mengangguk-angguk, lalu kembali menggandeng Nana untuk pergi mengikuti Jeno.
" Totalnya jadi xxxxxxx IDR mas " ujar si kasir sambil menyerahkan beberapa tas berisi pakaian kecil seukuran dengan Nana.
Jeno merogoh saku jas yang ia pakai, mengambil dompet kulit mahalnya dan mengeluarkan kartu hitam yang hanya ada 1000 buah di seluruh dunia.
Nana membulatkan matanya saat melihat belanjaan Jeno yang sebanyak itu.
Rasa penasarannya keluar saat itu juga, ia memiliki beberapa pertanyaan dikepalanya. Juga rasa ingin melihat isi dari tas itu. Tapi sebisa mungkin ia pendam kuat-kuat karna ini adalah Jeno.
Yang sudah bisa kalian deskripsikan sendiri dari mengenai Jeno dari sudut pandang Nana.
Jaehyun membantu Jeno untuk membawa beberapa dari belanjaan itu, satu tangan nya masih stay menjadi pegangan tangan kecil Nana agar anak itu tidak hilang.
Jaehyun tidak habis fikir dengan jalan pikiran adik sepupunya itu. Jelas-jelas tadi pagi, jeno menolak dengan keras tentang keberadaan Nana bersamanya. Lalu menjadi galak dan berhati dingin. Namun kemudian, ia malah dengan entengnya membelanjakan Nana pakaian dan barang-barang sebanyak yang mereka bawa sekarang.
Walaupun Jeno masih menjadi dingin dengan Nana, tapi hatinya sedikit meluluh saat ia beberapa kali melihat interaksi antara Nana dan kakak sepupunya itu yang seperti seseorang teman yang akrab. Padahal mereka baru bertemu.
Ia juga merasa iba akan nasib Nana yang tadi pagi bilang jika, Nana sudah tidak memiliki siapapun lagi dihidupnya sekarang.
Setidaknya ia akan menampung Nana selama beberapa hari sebelum nanti hasil tes DNA nya keluar. Ia masih percaya pada ego nya. Ia masih yakin jika Nana bukanlah anaknya.
Selesai membawa semua belanjaan tadi kedalam mobil, Jeno segera menyalakan mesin mobil nya dan kembali melajukan mobil Ferrari hitamnya dengan kecepatan sedang.
Mereka sama-sama diam dalam perjalanan sampai akhirnya mobil itu terparkir dan mereka keluar.
Jaehyun serta Jeno membawa barang tadi dimasing-masing tangan mereka, mengikuti interupsi jaehyun, Nana memegang ujung lengan jas jaehyun agar tidak tertinggal.
Mereka mendudukan diri mereka pada sofa ruang tamu di apartemen Jeno. Jeno menghembuskan nafasnya lelah, ia menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa. Hari ini cukup melelahkan.
Pikiran nya terbebani oleh kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi setelah Nana datang kemari. Memang dasarnya Jeno juga yang mudah overthingking. Dan lagi, kehadiran Nana juga beberapa hal yang ada pada Nana sedikit membuat nya merasa ada kejanggalan pada siklus hidup nya sebelum ini.
Lagi-lagi ia menghela nafas dengan matanya yang tertuju pada langit-langit apartemen.
Apakah telah terjadi sesuatu yang fatal pada dirinya dimasa lalu?
Ia baru menyadari jika ingatannya juga tidak normal, mengapa ia bahkan tidak bisa mengingat masa remajanya sedikit pun.Jeno memejamkan matanya, entah kenapa hatinya tidak bisa tenang sejak kedatangan Nana padanya.
Om j • jaehyun
04/04/2022
©KFTMZZ
KAMU SEDANG MEMBACA
DADDY J [END]
أدب الهواةJeno yakin jika dirinya masih perjaka. tapi suatu hari, tanpa diduga seorang bocah menekan bel apartemen nya berkali-kali pada saat dini hari dan mengaku sebagai anaknya. Jeno enggan mengakuinya, tapi anak itu terlihat sangat malang. Tolong katakan...