bagian 15

3.7K 421 22
                                    

  |•antara bahagia dan khawatir•|
[Nomin;]

   Dalam hatinya, Jeno merasa lega dan bahagia mengetahui Nana adalah anak kandungnya. Yang berarti, tidak ada alasan untuk mereka berpisah. Tapi, disisi lain ia juga bingung, bagaimana kehidupan mereka nanti setelah ini.

Secara, ia tau. Pasti orang tuanya akan menolak kehadiran Nana disisinya dan sisi mereka.

Jeno hanya tidak ingin orang tuanya kecewa dan menganggapnya anak durhaka.

Jeno tidak ingin hubungannya dan kedua orang tuanya merenggang.

Hanya itu.

Namun.

Ia juga tidak bisa jika harus menyembunyikan Nana untuk waktu yang lama.

Dan lagi, sebentar lagi Nana juga sudah harus ia sekolah kan. Ia tidak mau anaknya menjadi bodoh karena ketidak becusanya dalam menjadi seorang ayah.

Jadi . .

Langkah awal yang harus ia mulai adalah, mencari tahu latar belakang lengkap Nana.

Siapa ibunya, kerabatnya, lahir dimana, kapan, dan kehidupannya sebelum ia temukan didepan pintu apartemennya. Setelah itu, maka sedikit demi sedikit ia juga akan tau bagaimana awal ia bertemu ibu kandung Nana. Dan Jeno juga berharap, ia bisa sedikit demi sedikit mengingat masa lalunya bersama ibu kandung Nana.

Dari situ, maka ia akan mendapatkan jalan untuk menyelesaikan masalahnya.

Dibalik perilakunya yang terlihat polos atau lebih tepatnya, seperti tidak tahu apa-apa, tentang problematika besar yang sedang terjadi pada dirinya sekarang. Jeno juga mempunyai insting kuat untuk mencurigai gerak-gerik kedua orang tuanya yang tidak bisa untuk tidak ia curigai.

Jeno sayang kedua orang tuanya kok, Jeno juga selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk membanggakan mereka. Ia selalu mendoakan mereka. Ia juga selalu berharap kebaikan menyertai mereka. Jeno selalu menganggap mereka itu panutannya. Jeno selalu melihat mereka dari sisi baiknya terlebih dulu.

Tapi bukan berarti, Jeno bodoh dan percaya akan semua yang mereka ucapkan.

Jika Jeno bodoh.

Maka ia tak akan seperti sekarang.

Dapat memegang kendali anak perusahaan ayahnya yang tidak bisa dibilang kecil.

Jeno menghela nafas panjang.

Jika ia terus merenung tanpa bergerak, waktunya akan habis sia-sia dan ia akan rugi.

Waktu adalah segalanya.

Jadi ia mulai mengumpulkan kembali nyawanya yang tadinya beterbangan kamana-mana. Memfokuskan pikiran serta hatinya kepada waktu ini, jam ini, menit ini, detik ini, dan apa yang terjadi saat ini.

" Sialan "

Umpat Jeno kala melihat bayangan seseorang yang sedang ia hindari. Yap, pengawal sialannya.

Apakah acara menc**t-m**cretnya sudah selesai? Dan bagaimana si sialan itu tau jika Jeno sedang berada disini?

Jeno yang teledor.

Bagaimana mungkin pengawal itu Dengan mudah melepaskan nya. Sedangkan orang itu sekeras kepala ibunya. Dan lagi, ia adalah suruhan ibunya.

Yang sudah pasti didikan ibunya juga.

Jeno melihat pengawalnya itu yang masuk ke gedung besar pesakitan yang tadi juga ia masuki.

Jeno keluar dari mobilnya, kemudian mencari sesuatu yang mungkin menempel diarea mobilnya. Yang membuat si pengawal itu tau dimana pun ia berada.

DADDY J [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang