Edit: Makasih udah mampir, cerita ini masih banyak kekurangannya jadi mohon dimaklumi ya, karena saya sendiri aja jijik bacanya..
.
Seorang gadis tengah duduk tenang sambil mendengarkan musik lewat earphone di sebuah bangunan tua yang sudah terbengkalai. Matanya menatap kosong ke depan, entah apa yang sedang ia pikirkan. Sudah dua jam lebih sejak ia datang ke bangunan tersebut, namun dirinya masih tak bergeming.
Gadis itu kemudian bergerak mengambil ponsel di sakunya. Ia melihat jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Lantas ia menutup ponselnya dan kembali menatap ke depan.
"Tunggu satu jam lagi saja, deh," gadis itu bergumam sebelum akhirnya ia menyenderkan kepalanya di tembok. Ia kembali menatap kosong ke depan. Perlahan-lahan matanya lelah dan mengantuk. Tak lama kemudian dirinya tertidur.
.
Gadis yang tadi tertidur, perlahan membuka matanya. Ia melihat samar-samar objek yang ada di depannya. Seketika ia membelalakkan matanya saat tersadar bahwa dirinya telah tertidur.
"Hah! Jam berapa ini?" gadis itu kemudian mengambil ponselnya, dilihatnya waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Ia terlihat panik, namun beberapa saat kemudian dirinya kembali tenang.
"Ternyata mereka tidak mencariku," gadis itu menghela nafas. Ia melihat dari balik jendela bangunan tua itu langit sudah mulai gelap. Perutnya keroncongan menandakan bahwa dirinya kelaparan. Di tengah diamnya, pikirannya tampak seperti tengah menimang-nimang keputusan antara kembali pulang atau tetap berada di bangunan tersebut.
Butuh waktu cukup lama sampai akhirnya gadis itu mulai berdiri. Ia berjalan gontai menuju keluar namun tampaknya penglihatannya sedikit kabur. Dari penglihatannya yang sedikit kabur, ia melihat seorang pemuda berjalan ke arahnya. Gadis itu memegang kepalanya yang terasa berat, kemudian penglihatannya yang sedikit kabur berubah menjadi gelap.
Bersamaan dengan itu, kakinya sudah tidak kuat menopang tubuhnya. Gadis itu kemudian terjatuh, namun pemuda yang tadi berjalan ke arahnya segera menahannya.
"Huh?" gadis itu menengadah, kedua matanya sempat melihat sekilas wajah berkacamata dan kepala bersurai pink sebelum akhirnya dirinya mulai kehilangan kesadaran.
Pemuda yang terlihat bersurai pink tersebut tampak berpikir apa yang harus dilakukannya terhadap gadis tersebut. Langit sudah mulai gelap dan ia tidak mungkin membiarkannya. Tidak ada pilihan lain selain ia membawa gadis itu pulang bersamanya. Keputusan yang berat, namun situasi seperti membuatnya harus melakukannya. Ia pun memangku gadis itu, kemudian dirinya menghilang bersama gadis yang dipangkunya.
.
Di sebuah ruangan, seorang gadis yang tengah berbaring di tempat tidur, perlahan membuka matanya. Hanya langit-langit ruangan yang sangat asing baginya yang ia lihat. Dengan perlahan, gadis itu pun bangkit. Lantas menatap ke arah depannya.
"Ini dimana.." gumamnya sambil memegang kepalanya yang masih terasa berat. Ia mencoba mengingat kejadian sebelumnya, namun ingatan terakhirnya hanya di bangunan tua.
'Sudah sadar, ya.'
Mendengar suara, gadis itu pun menoleh ke sumber suara tersebut dan ia mendapati seorang pemuda yang tengah duduk di samping tempat tidurnya. Menyadari bahwa yang ada dihadapannya adalah seorang pria, gadis itu hendak berteriak. Namun, pemuda itu sudah lebih dulu membungkam mulutnya.
'Jangan berteriak, akan merepotkan jika aku ketahuan menyembunyikan mu.'
Gadis itu menatap wajah pemuda itu. Ia keheranan mengapa suara pemuda itu terdengar meski pria itu tidak terlihat membuka mulutnya. Gadis itu terpaku melihat siapa yang ada dihadapannya. Tiba-tiba ia mulai mengingat kejadian bahwa sebelum kehilangan kesadaran, dirinya melihat sekilas wajah namun tidak begitu jelas karena penglihatannya yang kabur.
"Kau siapa?" tanya gadis itu pelan. Namun, pemuda itu hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan gadis itu. Berpikir pemuda itu tidak ingin memberitahukan namanya, gadis itu pun mengubah pertanyaannya. "Mengapa aku ada disini?" gadis itu kembali bertanya tanpa berhenti menatap wajah pemuda itu.
'Ya ampun, jadi aku harus membiarkanmu tergeletak pingsan di bangunan itu?'
Gadis itu terdiam, ia tidak bisa berkata apa-apa. Maksudnya, untuk apa pria dihadapannya ini membawanya ke tempatnya. Percuma juga jika pada akhirnya ia harus kembali ke bangunan tua itu. Gadis itu diam dan tampak berkecamuk dalam pikirannya. Mengingat dirinya berada di bangunan tua itu untuk menenangkan pikirannya barang sebentar, namun sepertinya tidak ada seorangpun yang peduli dengan kepergiannya. Buktinya, tidak ada yang menghubunginya meski tadi hari sudah gelap.
"Aku tidak ingin pulang," ucap gadis itu tanpa sadar. Terlalu berkecamuk dalam pikirannya sampai ia tidak sadar bahwa saat ini dirinya sedang diperhatikan.
'Kalau begitu, tunggu disini.'
Seketika pikiran gadis itu buyar dan ia menoleh ke arah pemuda itu. "Bu-bukan begitu maksudku!" teriaknya pada pemuda yang kini tengah berjalan ke arah pintu. Gadis itu merutuki dirinya, takut yang ada dipikiran pemuda itu ingin tinggal di rumahnya.
'Ya, aku mengerti.'
Gadis itu menatap punggung pemuda itu yang tengah berjalan pergi dari kamar. Entah mengapa gadis itu merasakan sesuatu yang tidak pernah dirasakan sebelumnya. Pemuda itu seolah mengerti dirinya padahal gadis itu sendiri belum menceritakan apa yang telah terjadi hingga dirinya pergi dari rumah.
"Siapa dia sebenarnya..."
.
.
.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life With You | Saiki K. x Reader
FanfictionSeorang gadis yang sedang kabur dari rumahnya ditemukan oleh seorang ahli psikis bernama Saiki Kusuo di sebuah bangunan tua yang sudah terbengkalai. Situasi dimana Saiki harus menolong gadis tersebut membuatnya kerepotan. Akankah Saiki membawanya pu...