10| Something Happened

524 103 6
                                    

Kusuo tahu apa yang menjadi keputusannya dengan membawa [Name] sama dengan menambahkan masalah pada dirinya sendiri. Beberapa hari telah berlalu sejak gadis yang ia bawa dari bangunan terbengkalai itu tinggal di rumahnya. Waktu yang cukup baginya untuk mengenal pola pikir dan perilaku gadis itu. Walaupun situasinya tetap tidak ada yang berubah karena gadis itu masih dalam situasi disembunyikan.

Selama ia menyembunyikan gadis itu, setiap hari ia selalu berpikir sampai kapan dirinya akan terus menyembunyikan keberadaannya. Ia tidak terlalu mempermasalahkan gadis itu tinggal di rumahnya, namun akan lebih mudah jika orangtuanya juga mengetahuinya. Karena, usaha untuk membawakan makanan setiap hari tanpa sepengetahuan orangtuanya itu cukup merepotkan dirinya.

Bukan hanya itu, ia harus menunggu waktu yang tepat setiap gadis itu mau melakukan mandi. Begitu juga dengan uang saku bulanannya yang terpotong karena harus membelikan beberapa kebutuhan gadis itu.

Ampun deh, benar-benar merepotkan.

Kusuo melirik gadis itu, terlihat gadis itu sedang duduk tenang sambil mendengarkan musik sembari menatap ke arah jendela. Berpikir gadis itu sedang bosan, ia ingin mengajaknya keluar untuk sekedar menghirup udara segar. Karena selama Kusuo sekolah, gadis itu selalu berada dalam ruangan. Yah, walaupun saat ini gadis itu sama sekali tidak merasa bosan selama Kusuo ada di rumah.

Untuk beberapa hari ke depan ini, Kusuo tidak akan sekolah karena libur musim panas. Kebetulan hari ini kedua orangtuanya sedang tidak ada di rumah karena tengah menghadiri acara pernikahan rekan kerjanya. Waktu yang pas untuk mengajak gadis itu keluar, namun ia tidak dapat melakukannya mengingat ibunya yang memintanya untuk menjaga rumah.

"Saiki-san, kemana?" Suara [Name] menghentikan langkah Kusuo yang hendak pergi ke ruang tengah untuk menonton TV di sana. Mengingat orangtuanya sedang tidak ada, waktu yang tepat untuk mengajak gadis itu ke bawah. Setidaknya lebih baik daripada gadis itu tetap berada di ruangan ini.

"Benarkah? Hm! aku ikut!" gadis itu mengangguk dengan antusias begitu Kusuo mengajaknya untuk ikut ke bawah karena kedua orangtuanya saat ini sedang pergi.

Padahal hanya ke ruang tengah, tidak perlu seantusias itu.

"Hehe, habisnya.. kapan lagi aku bisa masuk ke ruang tengah, apalagi sekarang dan untuk beberapa hari ke depan, Saiki-san akan selalu ada di rumah karena libur musim panas, senangnya!" ucap gadis itu sambil berjalan mengikuti langkah Kusuo. Sesampainya di ruang tengah, Kusuo yang berniat menikmati libur musim panasnya dengan menonton TV mengurungkan niatnya begitu melihat rumahnya berantakan.

Tidak salah lagi, ini ulah orangtuanya sebelum pergi ke acaranya itu.

"Ah, jika tidak ada yang ingin dilakukan, bagaimana kalau kita membereskannya?" tanya gadis itu. Tidak ada yang ingin dilakukan matamu, Kusuo sudah berniat untuk menonton TV. Namun, Kusuo jadi merasa sedikit khawatir. Karena rumahnya berantakan, bagaimana kalau ada serangga seperti kecoak? Meskipun Kusuo adalah manusia yang tidak terkalahkan, tetap saja ia juga memiliki kelemahan, dan yang menjadi salah satu kelemahannya adalah serangga. Selain karena penampilannya menjijikkan, pikirannya juga tidak bisa didengar yang membuat Kusuo tidak bisa membaca pergerakannya dan bisa saja sewaktu-waktu serangga itu menyerangnya.

'Yare-yare, apa boleh buat.'

Kusuo pun mengangguk menyetujui usulan [Name]. Kemudian mereka mulai membereskan rumah mulai dari mengambil semua pakaian orangtuanya Kusuo yang ada dilantai dan memasukkannya kedalam mesin cuci. Untuk meringankan kerjaan ini, Kusuo yang meminta gadis itu pergi ke kamar mandi untuk mencuci baju-baju kotor itu, agar ia bisa menggunakan kemampuannya selagi gadis itu tidak ada. Sementara gadis itu pergi mencuci, Kusuo mengangkat perabotannya menggunakan kemampuannya dan membersihkan bawahnya dengan penyedot debu.

'Dasar!'

Batin Kusuo kesal, bisa-bisanya orangtuanya meninggalkan rumahnya dengan keadaan seperti kapal pecah. Sebelum [Name] kembali, Kusuo menggunakan kesempatan itu untuk merapikan benda-benda yang tergeletak dilantai dan membersihkan sampah-sampahnya menggunakan kemampuannya. Selama ia tengah membereskan rumahnya, ia berharap tidak menemukan serangga.

'Yare-yare, dasar! Ini sangat berantakan, bagaimana kalau ada―'

Seketika Kusuo mengehentikan aktivitasnya begitu ia melihat kecoak tengah menempel di bawah meja. Tubuhnya gemetar, rasanya ia ingin langsung cepat melakukan teleportasi ke suatu tempat yang sangat jauh untuk menghindari kecoak itu, namun ia tidak bisa melakukannya mengingat ada gadis itu dirumahnya. Akan lebih merepotkan jika gadis itu tahu tiba-tiba dirinya tidak ada di rumah.

Kecoa yang menempel di bawah meja itu tiba-tiba bergerak dan itu sukses membuatnya terkejut. Dalam situasi ini, ia tetap menahan diri untuk tidak berteleportasi atau menggunakan kemampuannya secara tidak sengaja. Ia pun berlari sedikit menjauh karena hanya itu yang bisa ia lakukan. Namun karena dirinya panik, secara tidak sengaja ia mengeluarkan sedikit teriakan. Mendengar Kusuo berteriak, [Name] yang tengah berada dikamar mandi dengan cepat menghampiri Kusuo.

"Saiki-san! Apa yang terjadi?" tanya gadis itu dengan rasa khawatir.

Kusuo pun menunjuk ke arah kecoak itu berada, kemudian [Name] melangkah ke tempat yang di tunjukkan Kusuo. Matanya mencari sesuatu yang Kusuo maksud dan akhirnya, ia menemukan sesuatu yang ternyata hanya kecoak. Tanpa ada rasa takut sama sekali, gadis itu dengan cepat menangkapnya lalu ia pun membuangnya ke luar. Sementara Kusuo yang melihat aksi gadis itu, ia merasa kagum. [Name] adalah perempuan kedua yang berani menangkap kecoak dengan tangannya setelah ibunya.

"Sekarang sudah tidak ada," ucap [Name] begitu sudah kembali dari luar. Kusuo menoleh ke arah lain. Cih, andai dirinya tidak turun kebawah dan tetap berada dikamar, ia mungkin tidak harus bertemu dengan kecoak dan menunjukkan sisi memalukannya pada gadis itu.

'Arigatou.'

[Name] terdiam sesaat kemudian tersenyum ralat! smirk. "Hmm... Kalau begitu, sebagai ucapan terima kasihnya, bolehkah Saiki-san mengizinkanku untuk menyentuh kucing yang ada didepan sana?" tanya [Name] sambil menunjukkan senyuman di wajahnya. Kusuo melirik ke depan rumahnya, ternyata kucing yang waktu itu. Ia pun mengangguk, dan seketika mata gadis itu berbinar lalu dengan cepat ia menghampiri kucing yang ada didepan teras rumah itu.

"Neko-chan~" panggil gadis itu sambil mengelus kucing tersebut.

'Namanya Amp.'

"Oh, Amp-chan, ya..." sahut [Name]. Gadis itu pun tenggelam dalam dunia mengelus kucing itu seolah lupa dengan kerjaannya padahal dia sendiri yang mengusulkan untuk membereskan rumah. Tidak apa-apalah, lagipula gadis itu sudah membantu menangkap kecoak tadi, pikir Kusuo kemudian ia melanjutkan aktivitasnya yang sempat terhenti tadi.

...

Kusuo menghela nafasnya, ia baru saja selesai membereskan rumahnya. Begitu juga dengan kerjaan [Name] yang belum diselesaikannya, Kusuo sendiri yang menyelesaikannya. Lagipula cukup mudah karena ia menggunakan kemampuannya apalagi gadis itu sedang ada didepan rumah. Jadi ia bisa bebas menggunakannya selagi gadis itu tidak melihatnya.

'Dia lama sekali, apa yang dia lakukan?' Kusuo membatin sambil berjalan menuju depan rumah. Ia merasakan keberadaan seseorang lebih dari satu orang. Jika orangtuanya sudah pulang, itu tidak mungkin karena mereka bilang akan pulang nanti malam. Merasa Khawatir, ia pun mempercepat langkahnya lalu sontak ia terkejut saat melihat gadis itu tengah mematung dihadapan orangtuanya.

Ya, orangtuanya Kusuo.

Sama halnya dengan gadis itu, Kusuo ikut mematung melihat pemandangan didepan matanya itu.'Bagaimana bisa? Kenapa mereka pulang lebih cepat?'

Life With You | Saiki K. x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang