12| Kusuo's Friends

492 100 2
                                    

[Name] bangun dari tidurnya lalu ia mengucek matanya dan menoleh ke samping kirinya. "Saiki-san, ohayou..." gumamnya dengan matanya yang masih tertutup. Meskipun Kusuo tidak pernah membalas sapaannya, tapi kali ini ia merasa ada sesuatu yang aneh. [Name] pun kembali mengucek matanya dan membuka matanya dengan benar. Ah, ia baru saja ingat bahwa sekarang Kusuo sudah tidak tidur dengannya lagi.

[Name] merapikan tempat tidurnya lalu setelahnya ia terdiam. Ia mengingat kejadian semalam waktu makan malam bersama, dirinya sempat diam-diam memperhatikan Kusuo untuk kembali melihat wajahnya yang berseri-seri karena teringat waktu makan di kafe. Ia pikir, wajah Kusuo akan berseri-seri setiap makan. Namun ternyata, wajahnya tetap datar seperti biasanya. [Name] berkecamuk dalam pikirannya, jika wajah Kusuo tidak berseri-seri saat makan, lalu apa yang membuat wajah Kusuo berseri-seri waktu makan di kafe?

Saat dirinya memikirkan itu, ingatannya pun melayang pada saat Kusuo tersenyum waktu masih di kamarnya sebelum makan malam. Tanpa sadar, wajah [Name] pun memerah hanya karena mengingat hal itu. Sedetik kemudian ia sadar, senyuman semalam sangat berbeda dengan waktu makan di kafe. [Name] menutup wajahnya dengan tangannya kemudian ia tersenyum.

"Manis sekali..."

[Name] kemudian tersadar dari lamunannya lalu ia mengetuk jidatnya, ada hal yang lebih penting yang harus ia kerjakan daripada mengingat lagi kejadian itu. Karena sekarang orang tua Kusuo sudah mengetahui keberadaannya, ia tidak boleh berdiam diri di kamar. Ia harus membantu ibunya Kusuo membereskan rumah, atau untuk saat ini setidaknya ia mencuci pakaiannya sendiri terlebih dahulu.

Namun [Name] malah kembali terdiam, mengingat selama dirinya tinggal disini Kusuo yang selalu mencuci pakaiannya, benar-benar memalukan. Yah, walaupun sebenarnya Kusuo tidak pernah mencuci pakaian [Name], setiap hari ia hanya mengembalikan keadaan pakaian itu ke satu hari sebelumnya.

'Hoi, sarapan sudah siap.'

"Mhm, aku akan segera turun," balas [Name]. Ia kemudian menoleh ke arah pintu, namun anehnya ia tidak mendapati Kusuo. "Saiki-san?" panggilnya. Ia pikir Kusuo datang ke kamarnya untuk memanggilnya sarapan.

Hanya perasaanku saja, kah?

...

Hari ini [Name] tengah sibuk membantu ibunya Kusuo membereskan rumah. Namun ia terlihat sangat bersemangat melakukan pekerjaannya itu, bahkan sedari pagi ia tidak berhenti tersenyum. Entah mengapa hari ini [Name] merasa sangat senang sampai tidak bisa menahan senyumnya. Apalagi jika mengingat senyuman Kusuo semalam, ia jadi semakin tidak bisa berhenti tersenyum.

[Name] sudah menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah, untuk saat ini ia ingin beristirahat sejenak dengan menemui Amp yang pasti ada dihalaman depan. Ia pun berjalan dari dapur sambil membawa makanan kaleng untuk diberikan pada Amp. Namun saat menuju ruang tengah, seketika ia menghentikan langkahnya begitu melihat Kusuo tengah berkumpul dengan orang-orang. [Name] mengurungkan niatnya lalu ia berdiri dibalik tembok.

Apa mereka teman-temannya Saiki-san? Kalau benar, tak ku sangka ternyata Saiki-san punya banyak teman.

[Name] memperhatikan Kusuo dan 'teman-temannya' itu. Ia tidak pernah mengira, bahkan dirinya merasa salah telah menilai Kusuo karena awalnya ia pikir Kusuo adalah tipe orang yang tidak banyak bicara, namun ternyata laki-laki itu pandai bersosialisasi sampai memiliki banyak teman.

"Syukurlah jika Saiki-san punya banyak teman," gumam [Name] sambil tersenyum.

[Name] yang dari dulu hampir tidak memiliki teman cukup senang begitu melihat Kusuo ternyata memiliki banyak teman. Namun, entah mengapa ia merasakan sesuatu yang tidak enak dihatinya, apalagi melihat salah satu diantara temannya Kusuo itu ada perempuan berambut biru yang mencoba mendekatinya, meskipun Kusuo terlihat tidak nyaman.

[Name] menatap interaksi perempuan itu terhadap Kusuo, rasanya ia seperti pernah melihatnya, namun entah dimana. [Name] mencoba mengingat-ingat, barangkali dirinya memang pernah bertemu dengannya. Ah, ia ingat bahwa dirinya memang pernah bertemu dengannya saat pulang dari kafe bersama Kusuo beberapa waktu lalu.

"[Name]-chan? Sedang apa disini?" tanya seseorang. [Name] menoleh dan ia mendapati ibunya Kusuo.

"Eh? Tidak..." sahut [Name]. Ibunya Kusuo menatap [Name] seakan ia baru mengerti mengapa sedari tadi [Name] berdiri dibalik tembok.

"Ingin bergabung dengan mereka?"

"Heh?" [Name] kebingungan. Bagaimana dirinya bisa bergabung jika teman-temannya Kusuo saja tidak mengenalnya.

"Tidak bisa, ya.."

"Tidak apa-apa," balas [Name] sambil tersenyum kikuk. Kemudian ia berjalan mengikuti langkah ibunya Kusuo yang hendak membuat minuman. [Name] pun ikut membantunya.

"Ibu sangat senang sekarang Kuu-chan punya banyak teman," ucap ibunya Kusuo disela-sela kesibukan membuat minuman itu. Sementara [Name] hanya diam mendengarkan. Mendengar ucapan ibunya Kusuo itu barusan, [Name] merasa semua yang dipikirkannya selama ini adalah salah. Merasa paling dekat dengan Kusuo padahal ia adalah orang baru yang hanya menumpang di rumahnya.

"Dari awal aku memang bukan siapa-siapanya Saiki-san," ucap [Name] tanpa sadar.

"Hm? Apa kau mengatakan sesuatu, [Name]-chan?"

"Eh? Tidak hehe," sahutnya dengan rasa malu. Tidak disangka ucapannya tadi bisa terdengar oleh ibunya Kusuo.

"Ah, akhirnya selesai. Kalau begitu ibu tinggal, ya. Ibu mau mengantarkan minuman ini untuk teman-temannya Kuu-chan," balasnya lagi begitu mereka selesai membuat minuman itu. [Name] pun mengangguk dan ibunya Kusuo pun meninggalkannya sendiri di dapur.

[Name] memandangi punggung ibunya Kusuo. Wajah yang tadi ia perlihatkan dengan senyuman, kini berubah menjadi raut sendu. Suasana hati yang sejak pagi terasa senang sampai tidak bisa berhenti tersenyum, kini berubah menjadi perasaan yang tidak bisa ia mengerti.

"Perasaan apa ini..."
.
.
.
TBC.

Life With You | Saiki K. x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang